BAB 38

2.6K 114 17
                                    

"Anna, itu di potong nya kotak-kotak... jangan lonjong," jelas Olivia pada Anna yang sedang memotong tempe di dapur bersama Olivia. 

Sedari tadi Olivia terus mengajari Anna bagaimana cara memasak dan memotong yang baik. Tentu nya Anna juga tidak protes ketika Olivia mengkritik cara memasak nya. Justru Anna sangat senang, karena ia jadi tahu bagaimana cara memasak dan memotong dengan baik. Hampir saja Anna memotong jari nya sendiri, kalau Olivia tidak mengajari nya.

"Hehehe maaf Liv. Terus kalo motong cabe nya gimana?" tanya Anna pada Olivia yang sedari tadi asik mencuci ikan tuna di wastafel dapur.

"Kalo cabe nya di ulek... kan mau di campur ke ikan tuna. Jadi jangan di potong tapi di ulek aja," balas Olivia santai, sedangkan Anna hanya manggut-manggut paham dengan ucapan Olivia.

"Aduh berat banget ya ulekan ternyata," rintih Anna seraya mengangkat ulekan dan cobek yang berada di lemari di bawa kompor. 

"Ih... lo gak boleh angkat yang berat-berat! Bilang kek sama gue. Kan bisa gue yang ambil," ujar Olivia seraya merebut ulekan dan cobek dari tangan Anna.

"Lo kan lagi nyuci ikan Liv... makanya gue angkat sendiri," jawab Anna.

"Pokok nya kalo lo mau angkat yang berat-berat, panggil gue ya... jangan angkat sendiri kayak tadi," timpal Olivia.

"Tapi ulekan nya gak berat-berat amat," balas Anna santai. 

"Tetep aja berat... jangan keras kepala Anna, lo punya bayi di perut lo. Jadi lo nurut aja deh sama gue."

"Dua malah bayi nya," ungkap Anna dengan tenang, sedangkan Olivia mendengar ucapan Anna membuka mulut nya karena terkejut. Sebenarnya Anna memang sengaja mengatakan itu, untuk memberi kejutan pada sahabat nya itu.

"Dua Na? Anak lo kembar?" tanya Olivia yang terkejut dan di jawab anggukan oleh Anna serta senyum bahagia yang terukir di bibir nya.

"Serius?? Gue seneng banget, keponakan gue kembar! Pasti lucu banget..." tutur Olivia dengan heboh. Anna sendiri sudah menebak reaksi Olivia akan seperti ini.

"Keponakan tante sehat-sehat ya di dalam perut Mama... jangan buat Mama sakit ya," ucap Olivia yang menunduk seraya mengelus pelan perut Anna. 

"Iya tante..." Anna menjawab dengan suara seperti anak kecil.

"Gak cocok lo pake suara sok imut gitu," ledek Olivia pada Anna.

"Ih jahat lo." Olivia hanya terkekeh mendengar respon Anna.

Jujur Olivia sangat senang melihat senyum dan tawa Anna yang telah lama sirna. Olivia sampai bingung harus bagaimana untuk membuat Anna bahagia seperti ini. Tidak akan pernah Olivia membiarkan Anna terpuruk kembali setelah melihat kebahagiaan nya telah kembali.

"Udah deh mending kita lanjut masak," ajak Olivia pada Anna.

"Oke Olivia sahabat gue yang paling bawel."

[][][][]

Arthur sudah kewalahan menghadapi Katya yang terusmenerus merengek karena luka di kaki nya yang terasa sakit. Sedangkan dokter sudah memeriksa nya dua puluh menit yang lalu dan sudah di beri salep. Memang luka nya sangat parah, namun dokter mengatakan kalau luka nya tidak terlalu bermasalah dan Katya akan sembuh dua hari lagi.

Pikiran Arthur saat ini hanya lah Katya, karena kekasih nya itu tidak bisa di tinggal sendirian. Katya memang gadis yang manja, apalagi pada Arthur. Dan juga Arthur tidak bisa mengabaikan Katya begitu saja yang sedang terbaring di rumah sakit.

"Sakit hiks, Arthur kaki aku sakit banget," rengek Katya pada Arthur. 

"Aku tau... tahan ya sayang. Dikit lagi pasti sembuh," ujar Arthur seraya mengelus pucuk kepala Katya yang sedang menangis dan menahan sakit.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang