BAB 44

2.8K 126 17
                                    

"Tenangin diri lo," ujar Levin guna menenangkan Arthur yang masih terlihat sangat frustasi.

"Gimana gue bisa tenang Vin? Gue takut banget kalo Olivia beneran bilang ke Anna," balas Arthur dengan nada frustasi seraya mengacak kasar surai nya.

Jujur Arthur sendiri pusing memikirkan semua nya. Anna belum boleh tahu tentang hubungan nya dengan Katya yang sudah dirahasiakan nya itu. Tentu nya Arthur sangat panik kalau Olivia beneran memberitahu pada Anna. Sudah terbaca oleh Arthur bagaimana nasib nya jika Anna sampai mengetahui nya.

"Pasti Olivia juga ngerti... pasti dia gak bakal bilang ke Anna," ucap Mario yang membantu Arthur keluar dari rasa frustasi nya.

"Tau dari mana lo? Olivia tuh nekat... apalagi kalo masalah nya berhubungan sama Anna," balas Arthur. 

"Thur tenang dulu... lo tenangin diri lo dulu, baru kita pikirin jalan keluar nya," timpal Will dengan tenang.

"Gue gak bisa tenang Will, masa-"

Drtt!

Drtt!

Drtt!

Ucapan Arthur terpotong begitu saja ketika ponsel di saku celana abu-abu nya bergetar menandakan ada yang memanggil nomor nya. Dengan reflek Arthur langsung mengeluarkan ponsel nya dari saku untuk memeriksa siapa yang memanggil nya. My Katya is calling... tulisan tersebut tertera di ponsel nya.

Sedangkan Arthur hanya memandang ponsel nya yang bergetar dan enggan untuk menjawab, ia sangat frustasi saat ini. Ia takut Katya mendengar nada frustasi nya jika Arthur menerima  panggilan nya, namun Arthur juga tidak bisa menolak panggilan kekasih nya itu. Bisa-bisa Katya akan marah padanya dalam jangka waktu yang lama kalau Arthur mengabaikan panggilan dari nya.

"Siapa Thur?" tanya Satria yang penasaran ketika melihat Arthur hanya memandangi ponsel nya.

"Katya," jawab Arthur santai.

"Angkat aja," ujar Satria. 

"Iya angkat aja... daripada masalah makin rumit," timpal Mario yang setuju dengan ujaran satria. Sementara Arthur mendengar saran dari teman nya secara baik-baik, karena ucapan teman nya itu ada benar nya. Dengan cepat Arthur menerima panggilan tersebut.

"Hallo?"

'Arthur... kamu janji kemaren mau jenguk aku pas pulang sekolah. Sekarang udah lewat dari jam nya kamu pulang sekolah kan? Kok kamu belom dateng.'

Arthur merutuki diri nya sendiri di dalam hati ketika mendengar rengekan dari Katya. Tidak menyangka kalau ia sampai lupa dengan janji nya dengan Katya karena perdebatan nya dengan Olivia tadi yang menyebabkan beban pikiran nya bertumpuk dan melupakan Katya.

"Iya Kat... aku udah mau jalan ke sana sekarang, tunggu aku ya? Tadi aku ada tugas banyak."

'Bener ada tugas? Bukan karena gak mau jenguk aku?'

"Masa aku bohong sama kamu. Sekarang kamu tungguin aku ya di rumah sakit, aku mau jalan nih sekarang."

'Iya aku tungguin, jangan lama ya.'

"Oke sayang... dadah!"

'Dadah!'

Tut!

Mendapati Katya yang menutup panggilan nya Arthur dengan segera langsung bersiap-siap untuk menuju ke rumah sakit di mana Katya di rawat.

"Ada apaan Thur?" tanya Will yang bingung melihat Arthur bersiap-siap dengan buru-buru.

"Gue ada janji sama Katya," balas Arthur seraya memasukan barang nya ke dalam tas.

"Lo serius mau ketemu Katya? Setelah perdebatan lo sama Olivia tadi?" ungkap Levin memastikan. Ucapan Levin membuat pergerakan Arthur melamban sampai tas nya tergeletak kembali ke lantai.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang