BAB 4

6.6K 297 48
                                    

Jam menunujukkan pukul empat pagi. Namun seorang gadis malang malah terus berdiam diri di dalam kamar mandi selama dua jam lebih. Anna merasa sangat rapuh saat ini. Gadis itu hanya mampu mengguyur badannya di bawah guyuran air shower untuk menenangkan dirinya, serta gaun yang ia kenakan semalam yang masih menempel pada tubuhnya. Perasaan Anna saat ini sangat kacau. Entah marah, kecewa, sedih atau emosi lainnya, bahkan ia tidak tahu ingin meluapkannya seperti apa.

Anna menggosok seluhur badannya dengan paksa, hingga gaun yang masih ia kenakan pun kusut dan sedikit sobek dengan bertujuan menghilangkan tanda merah di sekitar tubuhnya. Anna menggosok seluruh tubuhnya dengan kasar sampai kulitnya sedikit terluka.

"Berengsek!!! Gue gamau tanda sialan ini ada di badan gue!!!!" jerit Anna kencang di dalam kamar mandi. Teriakannya membuat Arthur terbangun dari tidurnya.

Arthur mengerjapkan matanya berulang kali dan berusaha sadar dari rasa kantuknya.

"Sial kenapa kepala gue pusing banget." Arthur masih belum sadar yang membuat dia bangun adalah teriakan dari kamar mandi. Arthur melihat ke sekitarnya. Mata Arthur membulat dengan sempurna ketika melihat bercak darah di kasur yang sedang ia tiduri. Di tambah ia tidak mengenakan sehelai benang apapun.

Arthur pun mengingat-ingat kejadian semalam. Ia mengingat meminum wine yang telah di campuri obat perangsang di dalamnya. Ia berusaha mengingat lebih dalam. Sampai pada akhirnya ia mengingat isak tangis Anna semalam, serta suara lemah Anna yang meminta Arthur untuk berhenti mengukungnya. Ia pun mengingat darah tersebut adalah darah keperawanan Anna.

'Sialan...'  batin Arthur setelah menyadari kejadian semalam. Tidak lama ia menyadari ada suara gemercik air dari dalam kamar mandi dan juga isak tangis seseorang.

"Anna?" Arthur bangkit dari kasur, lalu memakai pakaian nya yang berada di lantai, setelah itu menghampiri pintu kamar mandi dan mengetuk pintu tersebut dengan lembut.

"Na? Lo di dalem?" tanya Arthur, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.

"Please keluar, gue minta maaf... semalem gue khilaf Na. Gak seharusnya lo yang gue tidurin, gue dapet tantangan dari temen gue buat minum obat perangsang," jelas Arthur panjang lebar dengan nada penuh penyesalan, namun tetap tidak di gubris oleh Anna, tetapi suara gemercik air jelas masih terdengar dari dalam kamar Mandi.

"Anna ayolah keluar dari kamar mandi nanti lo sakit Na." Anna benar-benar tidak mengubris. Hal itu membuat Arthur panik. Tentu pikirannya langsung di penuhin sama hal-hal negatif.

"Na? Lo gak macem-macem kan di dalem? Na jawab! Kalo gak gue dobrak!"

Setelah Arthur mengancam akan mendobrak, pintu kamar mandi pun terbuka. Memperlihatkan keadaan Anna yang sangat kacau. Dimulai dari mata yang merah, dan juga sembab karena menangis. Jangan lupa leher dan bahu nya di penuhin oleh kissmark dari Arthur semalam. Bahkan rambut nya berantakan, serta baju yang sangat basah kuyup. Keadaannya sangat memprihatinkan.

"An-anna gue minta maaf," ucap Arthur terbata dan benar-benar merasa bersalah ketika melihat keadaan Anna yang sangat kacau.

"LO COWOK PALING BERENGSEK YANG PERNAH GUE TEMUIN!!!!! JANGAN HARAP KITA PERNAH KENAL SETELAH INI!" teriak Anna dan langsung pergi dari kamar hotel tersebut.

Arthur benar-benar bingung harus berkata apa. Ucapan Anna barusan sangat menusuk perasaannya, namun yang di alami Anna pasti lebih menyakitkan dari perkataan pedas Anna yang di lontarkan padanya.

"Arghhhh!! Berengsek!!" Arthur mengerang frustasi.

Mungkin Arthur memang menyukai Anna dan merasa ingin memilikinya, namun tidak dengan cara seperti ini.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang