Anna saat ini sedang berada di dalam mobil milik Olivia yang di kendarai oleh supir pribadi keluarga Olivia. Siang ini Olivia benar-benar mengantar Anna pulang.
Suasana di dalam mobil sangat hening. Di sebelah Anna terdapat Olivia yang tertidur pulas, dikarenakan semalam jam tidurnya terganggu. Karena Anna yang terus terbangun karena mimpinya.
Di sepanjang jalan, Anna hanya memandangi jalanan dan pepohonan, namun pikirannya sedang di kaluti pikiran negatif. Ia berpikir bagaimana jika kedua orang tuanya akan mengusirnya ketika sampai di rumahnya nanti? Anna sangat takut jika hal tersebut terjadi, ia tidak sanggup untuk menerima kenyataan, jika hal itu terjadi.
"Sudah sampai non," tegur sang supir dan membuat lamunan Anna buyar, sampai ia pun tidak sadar jika ia sudah sampai di rumahnya karena asik melamun sedari tadi. Anna langsung membangunkan Olivia.
"Liv... kita udah sampe," ucap Anna sembari mengguncang badan Olivia pelan dan Olivia pun langsung terbangun.
"Nghh, oh udah sampe ya?"
"Maaf ya, gara-gara gue jam tidur lo keganggu."
"Ngomong apaan sih, Na? Udah yuk turun aja!"
Pada akhirnya mereka berdua pun turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah Anna yang langsung disambut ramah oleh kedua orang tua Anna.
"Sayang, kamu udah pulang... Mama kangen sama kamu," ujar Rena bahagia dan langsung memeluk Anna.
"Makasih ya Olivia, sudah antar Anna pulang," kata Jefri lembut pada Olivia dan dibalas dengan senyum tulus dari Olivia.
"Kamu dari mana sih, Anna? Kok gak ngabarin Mama sama Papa? Kita khawatir banget sama kamu," rengek Mama nya dengan nada khawatir.
"Anna nginep di rumah Olivia, Ma... Papa sama Mama marah sama Anna, jadi Anna gak bisa pulang Ma," jawab Anna sambil menunduk karena takut menatap kedua orang tuanya.
Ucapan Anna membuat kedua orang tuanya mengernyitkan alis mereka karena bingung akan ucapannya, sedangkan mereka berdua sama sekali tidak membenci putri kesayangannya itu.
"Siapa yang bilang kalo Mama sama Papa marah sama kamu, Anna? Kita gak akan pernah bisa benci sama kamu sayang. Gak ada orang tua yang benci sama anaknya," jelas Rena dengan nada suara lembut.
Anna berpikir sejenak ketika mendengar perkataan mamanya, yaitu 'Tidak ada orang tua yang benci sama anak mereka,' sedangkan ia berpikir bagaimana nasib anaknya nanti, bahwa sekarang Anna saja sangat membenci janinnya tersebut.
Olivia langsung melirik ke arah Anna, dan mengisyaratkan bahwa ucapannya tadi pagi benar. Anna hanya tersenyum menanggapi tingkah sahabatnya itu.
"Tap-tapi, Papa nampar Anna... pasti Papa marah benci sama Anna," lanjut Anna dengan nada yang parau.
"Waktu itu papa cuma lagi terbawa emosi saja Anna, Papa gak benci sama sekali sama kamu. Maafin Papa ya, Na?" lontar papanya, seraya mengelus puncak kepala Anna dengan lembut, sedangkan Anna membalas ucapan papanya dengan pelukan hangat dan tanpa disadari bulir air matanya pun turun membasahi kaus putih papanya itu.
"Papa maafin Anna... hiks karena udah ngecewain Mama sama Papa. Anna harus gimana supaya di maafin sama kalian hiks," lirih Anna sesenggukan.
"Anna, hei... kita gak marah sama kamu sayang. Kita gak kecewa juga sama kamu. Lagi pula itu kan hanya kecelakaan dan itu bisa di perbaiki... yaitu dengan kamu menikah dengan Arthur," pungkas papanya lembut, sedangkan Rena dan Olivia yang melihat itu pun juga ikut terbawa suasana dan mereka berusaha menenangkan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...