BAB 58

2.9K 92 0
                                    

From Anna:

Aku di rumah Mama Papa ya, Thur.
Maaf telat ngabarinnya, aku kangen Mama sama Papa, makanya aku ke sana... tenang aja, aku berangkat pake taksi kok. Nanti kamu jemput aku ya, di rumah Mama Papa.

Arthur sedikit membelakan matanya ketika melihat pesan dari Anna. Beruntung acara kelulusan sudah selesai sejak lima belas menit yang lalu, jadi Arthur bisa dengan segera bergegas ke rumah orang tua Anna.

Tapi tetap saja Arthur sedikit kesal, karena tadi pagi Anna menolak untuk di antar ke rumah orang tua nya. Arthur sangat khawatir dengan keadaan Anna. Pikiran nya melayang ke mana-mana. Arthur takut kalau Anna tengah bersedih, sehingga membuatnya pergi ke rumah orang tua nya.

"Ya ampun, Na." Arthur sangat takut kalau yang ia takuti itu benar. Arthur tahu betul kalau Anna sedang memiliki perasaan tidak senang hari ini. Karena hari ini yang seharusnya menjadi hari kesukaannya, tapi kondisi tidak mengizinkan Anna menjalani hari bahagianya itu.

"Ganti baju dulu deh di apartment, gak enak gue keringetan." memang niat awal nya yaitu langsung menuju ke rumah orang tua istri nya, tapi Arthur merasa tidak sopan jika datang dengan keadaan tidak rapih dan penuh keringat.

Saking terburu-buru, pria itu lupa membalas pesan dari istri nya. Arthur malah langsung bergegas menuju ke tempat tinggal dia dan Anna, lalu pergi ke rumah mertua nya untuk menghampiri Anna. Jujur Arthur belum juga bisa memahami Anna sampai sekarang, karena istrinya itu suka berubah-ubah. 

Sesampai nya di perkarangan parkiran, ponsel Arthur bergetar, tapi sayangnya sang empunya tidak menyadari kalau ponsel nya bergetar. Ponsel nya terusmenerus menerima sebuah pesan masuk, namun Arthur tetap fokus pada mobil nya untuk menuju ke rumah sang mertua.

[][][][]

"Kok gak di baca sih?!?!?!" protes seorang gadis yang tak lain adalah Katya. Gadis itulah yang sedari tadi mengirim pesan pada sag kekasih. 

Tentu Katya tidak menyerah, karena semua ucapan kakak sepupu nya itu membuat pikiran negatif datang menyelimuri kepala nya. Sebenarnya Katya sepenuh nya percaya pada kekaish nya itu, tapi ucapan kakak sepupu nya terdengar serius.

Bagaimana kalau Arthur benar-benar masih menemui Anna? Katya tidak mau itu terjadi. Katya sungguh mencintai Arthur dan hanya dia yang boleh memiliki Arthur sepenuhnya. 

"Gak... gak boleh!! Arthur gak boleh beruhubungan sama Anna sama sekali pokoknya..."

[][][][]

Suasana rumah keluarga Anna sudah terlihat hampir jadi dengan riasan yang dipasang khusus untuk Arthur yang baru saja lulus sekolah menengah atas. Sementara sang tuan rumah masih menyibukan dirinya di dapur guna memasak untuk pesta kecil ini.

"Na kamu duduk aja, biar Mama sama Mama mertua kamu yang masak.." pinta Rena yang khawatir, apalagi perut Anna sudah membentuk jadi Rena sedikit takut kalau perut nya terkena banyak alat masak.

"Iya Na sayang  bener kata Mama kamu, duduk aja ya sayang?" Nara juga khawatir pada Anna yang sudah terlihat lelah pada wajah nya.

"Anna gak kenapa-kenapa Mama-mama... baru juga masak sedikit masa di suruh udahan," protes Anna sembari mengerucutkan bibir nya ke depan.

Bukan nya ingin menjadi over protective, tapi memang kandungan Anna lemah sejak awal, dan juga fisik Anna pastinya akan lebih mudah lelah karena memikul dua tubuh lainnya di dalam perut.

Jujur saja Anna senang karena kedua orang tua nya dan orang tua Arthur menjaga, menyayangi, dan mengkhawatirkan nya dengan tulus dan penuh hati-hati, seolah-olah mereka sungguh menerima Anna dan tidak memandang sisi negatif gadis itu.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang