BAB 62

3.9K 118 10
                                    

Hari sudah berganti, namun Katya belum juga berhenti menangis. Ia sangat sedih dan sakit hati. Katya tidak pernah berpikiran kalau kekasih nya akan sejahat itu padanya, Arthur selalu menjadi pria yang baik selama mereka berhubungan. Tapi mengapa semuanya berubah? 

Katya terus menertawakan dirinya sendiri. Mengapa ia sangat bodoh? Mengapa dari awal ia tidak mengira kalau Anna mengandung anak Arthur? Sampai ia rela bermain kotor hanya untuk menjauhkan kekasih nya dari wanita yang sedang mengandung anak dari sang kekasih. Katya merasa bodoh karena sudah membuat Anna dikeluarkan dari sekolah, yang nyatanya adalah sang kekasih yang bermain di belakang nya selama ini.

"Makan sana." itu Raga. Kakak sepupunya di mintai tolong oleh sang Ayah untuk menemani nya yang terlihat kurang sehat sejak kemarin. 

Raga sendiri tidak tega melihat adik sepupunya yang sedih terlalu lama, tapi mau bagaimana lagi? Cepat atau lambat Katya harus mengetahui hubungan Anna dan Arthur yang akan menjadi orang tua. 

Meski Raga tahu kalau Katya berbuat jahat pada Anna, tapi ia tahu kalau ada alasan dibalik semuanya. Memang sulit untuk memaafkan perbuatan Katya, tapi ia mengalah dan memendam ego nya.

"Makan... udah gue beliin makanan kesukaan lo." Raga berusaha untuk membujuk Katya, namun respon yang di dapat hanya gelengan kepala. Raga hanya bisa menghela napas pasrah, memang sulit untuk membujuk adik sepupunya itu.

Raga mengambil makanan untuk Katya di atas meja maka, lalu ia menghampiri Katya dengan niat untuk membujuk nya, karena lambung Katya sensitif jika ia telat makan. 

"Akk! Buruan..."

"Gak mau!"

"Lo mau nya apaan?!"

"Gue mau keluar!"

Tidak ada hal lain yang bisa Raga lakukan selain menghela napas pasrah. Katya memang sangat keras kepala, ditambah ia sedang sangat sedih sekarang.

"Kenapa lo lakuin itu Kat?" Raga mengulur waktu supaya Katya menetap di apartment nya, dan juga alasan lainnya karena Raga ingin tahu alasan kenapa Katya membuat Anna dikeluarkan dari sekolah nya.

"Apa?" tanya Katya yang tidak paham.

"Kenapa lo bikin Anna di keluarin dari sekolah nya?"

Katya yang mendengar ucapan Raga malah tersenyum sinis dan meremhkan pertanyaan kakak sepupunya.

"Lo gak peduliin nasib gue kak? Kenapa sih Anna kayaknya penting banget buat semua orang? Padahal yang perusak hubungan itu dia," ujar Katya dengan nada tidak bersahabat. Katya beranggapan kalau ia tidak salah, tapi Anna lah yang salah karena sudah masuk ke dalam hubungan dia dengan Arthur.

"Katya!" tegur Raga, karena ucapan Katya sangat di luar kendali dan berlebihan.

"APA?!" Katya membalas nya dengan teriakan keras membuat Raga sedikit terlonjak.

"Lo kenapa ngelakuin itu?" Raga tetap pada pertanyaan yang sebelumnya.

"Gue muak! Paham gak? Muak sama Anna!"

"Tapi ngeuarin dia dari seko-"

"Cukup kak! Lo sama aja ya kayak Arthur, sama-sama berengsek! Keluarga lo itu gue, adek lo itu gue, tapi otak lo cuma Anna... benci gue!" Katya langsung mengambil jaket nya dan memakai sandal yang ia pakai, lalu keluar dari unit apartment Raga.

"Mau ke mana lo?" Pertanyaan Raga tak ada balasan dari Katya yang langsung menutup keras pintu unit apartment Raga.

Semua dugaan Katya jelas salah. Raga tetap menyayangi Katya lebih dari Anna, dan juga Anna hanyalah seorang teman nya. Karena Raga menyayangi Katya maka dari itu ia menegur adik sepupunya itu supaya tidak berpikiran negatif tentang orang lain dan menyakiti orang lain hanya karena kesenangan tersendiri yang tentunya akan berdampak buruk pada dirinya sendiri.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang