Suasana meja makan di Apartment hanya diisi oleh suara dentingan piring yang bertubrukan dengan sendok ataupun garpu. Anna dan juga Arthur sedang santai menyantap makan malam mereka tanpa ada yang membuka suara satu pun.
Sejujurnya Anna ingin sekali memberi tahu Arthur, kalau ia ingin memakan sop iga di dekat rumah nya, namun ia ragu untuk mengatakan nya. Akhir-akhir ini Anna benar-benar berusaha bersikap baik pada Arthur, ia sudah berjanji pada Mama nya untuk belajar menerima nya.
Anna terlihat gelisah, karena ia ingin sekali mengatakan nya pada Arthur, tapi ia takut Arthur akan melarang nya atau tidak menuruti permintaan nya. Sementara itu Arthur menyadari sikap Anna yang terlihat gelisah, karena ia hanya memainkan makanan di depan nya. Arthur pun menghela napas, lalu bertanya pada Anna.
"Kenapa, Na?" tegur Arthur pada Anna, hal itu membuat Anna sontak melihat ke arah nya.
"Umm, gapapa," jawab Anna berbohong. Namun Arthur tahu itu. Semenjak Anna hamil, ia jarang mengungkapkan keinginan nya.
"Jangan bohong, aku liat kamu gelisah gitu kok dari tadi. Kenapa?" Anna tidak mengetahui kalau gelagat nya membuat Arthur peka.
"Itu... Gue mau keluar," jawab Anna ragu.
"Keluar? Ngapain?" tanya Arthur yang bingung dengan ucapan Anna.
"Gak boleh ya?" Anna malah balik bertanya pada Arthur dengan ekspresi kecewa nya. Arthur yang melihat Anna seperti itu pun merasa tidak tega.
"Kamu bilang dulu mau ngapain... kalo alesan nya masuk akal, aku temenin keluar." Mendengar Jawab Arthur, Anna langsung tersenyum.
"Bener??? Gue mau beli sop iga yang di deket rumah Mama Papa," jawab Anna dengan semangat. Arthur sudah merasakan kalau Anna sedang mengidam, karena dari kemarin ia tidak mau memakan makanan yang ada di apartment nya itu.
"Kamu ngidam, ya?" tanya Arthur lembut pada Anna. Sementara itu Anna hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan Arthur.
Arthur tersenyum lucu melihat tingkah Anna yang seperti anak kecil. Ia pun bangun dari duduk nya dan berjalan ke arah Anna. Sedangkan Anna bingung dengan tingkah Arthur yang seperti itu. Sesampai nya di depan Anna, Arthur berjongkok di depan perut buncit Anna, lalu ia mengelus nya pelan.
"Anak papa laper, ya... kenapa gak dari kemarin bilang nya kalo laper, hm? Kasian tuh mama kamu jadi gak nafsu makan." Arthur berbicara pada perut buncit Anna. Senyum tipis pun muncul di bibir tipis Anna.
Tetapi Anna bingung, bagaimana Arthur tahu kalau Anna sedang mengidam sejak kemarin? Apa tingkah nya terlalu jelas, sampai Arthur mengetahui nya? Namun Anna tidak ambil pusing, toh sekarang ia akan memakan sop iga nya itu.
"Kenapa gak bilang, Na. Kalo kemarin kamu juga lagi ngidam, hm?" sergah Arthur lembut pada Anna.
"Gue takut..." cicit Anna, sedangkan Arthur mengernyitkan dahi nya bingung.
"Takut kenapa?" tanya Arthur bingung.
"Takut lo larang gue, kayak waktu gue minta es nanas." Arthur menghela napas pasrah mendengar jawaban Anna. Tentu saja Arthur akan melarang nya jika ia meminta nanas, tetapi kalau makanan sehat untuk anak nya dan Anna, tentu tidak akan dilarang.
"Anna, dengerin aku ya... kalo es nanas itu gak bagus buat dedek nya, ya jelas aku larang kamu. Tapi kalo makanan sehat yang lain, aku gak bakal larang Na," balas Arthur lembut pada Anna. Sedangkan Anna hanya diam tidak menjawab ucapan Arthur.
"Lain kali bilang ya, Na?" Anna hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan Arthur.
"Ya udah, kita berangkat sekarang aja yuk!" mendengar ucapan Arthur, Anna langsung tersenyum bahagia dan berlari ke kamar nya untuk bersiap-siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...