Fokus mengemudi adalah yang Arthur lakukan saat ini, walaupun di sebelah nya terdapat sang istri, namun Arthur masih ragu untuk mengajak nya berbicara. Ia tahu Anna masih marah pada nya sejak tadi.
Arthur melirik ke arah Anna yang hanya memalingkan wajah nya ke arah jendela. Pria tampa itu hanya bisa menghela napas berat, karena sejak berangkat arah pulang, Anna hanya memalingkan wajah nya ke arah jendela. Bahkan mereka sudah di pekarangan apartment nya saat ini, tapi Anna masih mengalihkan pandangan nya dari Arthur. Arthur sendiri tidak ambil pusing, dan mencari tempat kosong di basement apartment nya.
Setelah ketemu, ia langsung memarkirkan mobil nya dengan benar. Ia menoleh lagi ke arah Anna, namun istri nya itu tidak bergerak sama sekali walaupun mereka sudah bisa turun dari mobil sekarang juga. Arthur menepuk pelan pundak Anna seraya memanggil nya.
"Anna?" Arthur tidak mendapat jawaban, karena ternyata Anna tertidur sepanjang jalan tadi.
Arthur yang menyadari nya tidak tega membangunkan Anna yang terlihat sangat pulas dalam tidur nya. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menggendong Anna yang tengah berbadan dua itu. Anna tidak bergerak sama sekali ketika Arthur mengangkat tubuh nya ke gendongan Arthur.
"Nghh..." hanya ada lenguhan kecil yang keluar dari mulut Anna, ketika Arthur berhasil membawa Anna kedalam gendongan nya. Anna pun memeluk leher Arthur untuk menemukan posisi nyaman nya, tentu Arthur hanya membiarkan nya.
Ia pun membawa Anna ke kamar apartment mereka. Arthur melihat wajah Anna yang sangat kelelahan. Ia tidak tega melihat Anna yang kelelahan seperti ini.
Sesampai nya mereka di dalam kamar apartment, Arthur langsung membawa Anna ke dalam kamar nya. Menidurkan tubuh Anna dengan hati-hati agar Anna tidak terbangun. Setelah nya Arthur mulai melepaskan sepatu yang Anna kenakan, dan juga jaket yang Anna kenakan.
Sesudah itu, Arthur meletakan selimut di atas tubuh Anna guna menghangatkan nya. Lalu Arthur ingin beranjak pergi, tapi tidak terjadi ketika ia mendengar isak tangis dari Anna.
Hiks
Hiks
Hiks
Arthur menyadari kalau Anna kedatangan mimpi buruk itu lagi. Terlihat air mata yang turun ke pipinya, dari mata Anna yang tertutup. Arthur tidak tega melihat Anna yang masih sering kedatangan mimpi itu. Arthur pun menghampiri Anna dan mengelus pelan puncak kepala Anna.
"Shhh, kamu cuma mimpi," bisik Arthur pada Anna yang masih tertidur, untuk menenangkan nya. Anna masih belum berhenti menangis. Arthur sangat merasa kasihan, dan menyesal melihat Anna yang tidak berhenti menangis dalam mimpi nya.
Arthur terus mengelus pelan punggung tangan Anna untuk menenangkan nya. Anna malah memeluk tangan Arthur dan membuat Arthur ikut ketarik ke arah Anna. Arthur sendiri cuma bisa pasrah, karena Anna semakin lama berhenti menangis.
Hal itu membuat Arthur memutuskan untuk membiarkan tangan nya menjadi guling Anna.
Setelah nya Arthur memutuskan untuk tidur di kasur Anna, dengan posisi duduk dan bersandar pada headboard tempat tidur. Bahkan Arthur belum melepas sepatu, dan juga jaket yang ia kenakan sejak tadi.
Namun demi Anna merasa nyaman dalam tidur nya, Arthur tidak terlalu peduli akan hal itu.
[][][][]
Sinar mentari pagi berhasil menembus jendela dan menembus kelopak mata Anna. Karena merasa sedikit terganggu dalam tidur nya, Anna memutuskan untuk membuka mata nya. Entah kenapa Anna merasa tidur nya sangat nyenyak, tidak seperti malam sebelum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...