Setelah selesai mandi Arthur langsung keluar dari kamar nya untuk menemui Anna yang sedang tertidur di kamar. Ia harus tahu keadaan istri nya itu, sudah Arthur tebak pasti Anna merasa sangat sedih dan tertekan. Ia merasa bersalah karena tidak berada di samping Anna saat itu.
Baru saja melangkah sedikit, tiba-tiba Papa nya Anna memanggil nya dan dengan reflek Arthur memberhentikan langkah nya.
"Arthur?!" panggil Jefri pelan pada Arthur. Sedangkan Arthur yang merasa nama nya terpanggil pun menghampiri Papa mertua nya itu.
"Kenapa Pa?" tanya Arthur.
"Papa sama Mama harus pulang sekarang. Tolong jagain Anna dengan baik ya... dia lagi tertekan banget sekarang, tolong ya Arthur," ucap Jefri lembut pada Arthur.
"Mama tadi udah bujuk Anna, tapi dia lebih suka menyendiri di kamar nya... jadi Mama mohon tolong kamu jagain Anna ya," timpal Rena.
"Tenang aja Ma, Pa. Arthur pasti bakal jagain Anna kok..." balas Arthur pada Rena dan Jefri.
"Kita juga mau pulang... kamu jagain istri kamu," ujar Nathan dengan santai pada putra nya itu.
"Jagain Anna ya sayang... kita pulang dulu," tambah Nara seraya memeluk Arthur dengan pelan.
"Iya Ma, Pa... kalian ga usah khawatir, pasti Arthur jagain Anna." Arthur mengangguk dan tersenyum tulus pada orang tua nya.
"Kalo gitu kita pulang sekarang ya," pungkas Jefri yang mewakilkan semua nya.
"Iya Pa... hati-hati di jalan," balas Arthur sopan pada orang tua nya itu.
Setelah melihat kedua orang tua serta mertua nya itu keluar, Arthur langsung menuju ke kamar Anna untuk melihat keadaan nya. Perasaan Arthur sangat buruk tentang keadaan Anna saat ini. Ia tidak tega melihat Anna yang tersiksa seperti ini, bagi nya ini terlalu berat untuk Anna.
Cklek!
Pintu kamar Anna di buka oleh Arthur. Setelah membuka nya Arthur melihat Anna yang sedang terbaring meringkuk di atas kasur nya membelakangi pintu. Arthur menghela napas berat ketika melihat keadaan tidur Anna saat ini.
Dengan perlahan ia melangkahkan kaki nya mendekat ke arah kasur Anna untuk melihat wajah cantik nya itu. Sesampai nya di dekat kasur, Arthur melihat mata Anna yang sembap, wajah nya pucat karena kelelahan, dan juga pipi nya yang masih basah akibat menangis.
Arthur pun mendudukan diri nya di dekat Anna untuk menghapus sisa air mata yang masih hinggap di pipi Anna. Perlahan ia gerakan tangan nya menuju pipi Anna, namun baru saja Arthur mengelus pelan pipi Anna dan tiba-tiba Anna tersadar dari tidur nya.
Ketika menyadari Anna yang terbangun, dengan cepat Arthur mengangkat tangan nya dari pipi Anna agar istri nya itu tidak salah paham dan marah pada nya. Sedangkan Anna setelah membuka mata nya hanya diam dan tidak bergerak ataupun berbicara seolah-olah ia tidak punya tenaga untuk berbicara maupun bergerak.
"Na? Kamu udah makan?" tanya Arthur basa basi pada Anna yang masih terlihat sedih. Namun Anna tidak membalas pertanyaan Arthur.
"Anna? Makan dulu yuk! Kamu mau makan apa?" tanya Arthur sekali lagi dengan lembut Namun tetap tidak di balas oleh Anna, tentu hal itu membuat Arthur menghela napas berat.
"Biar aku bawain makanan ke sini, kamu tunggu di sini ya," ucap Arthur pada Anna. Setelah mengucapkan kata tadi, Arthur yakin kalau Anna akan tetap diam, namun dugaan nya salah.
"Gak usah," balas Anna pelan dengan suara serak karena menangis.
"Kok gak usah? Kamu gak laper?" tanya Arthur pelan seraya menatap lembut pada sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...