BAB 16

3.6K 178 23
                                    

Anna tidak berdaya, dan hanya bisa terus menangis di bawah kukungan Arthur. Anna bahkan sudah berusaha sekuat mungkin untuk mendorong dada Arthur agar menyingkir dari atasnya, namun itu tidak berhasil.

Arthur terusmenerus menciumi bibir Anna, walaupun wajah Anna sudah dipenuhi air mata saat ini.

"Arthur! Lepasin gue!" Arthur tidak bisa melakukan itu dan malah membuka resleting gaun Anna secara perlahan. Tentu hal itu membuat tangis Anna semakin kejar.

"Jangan hiks di buka, please! Sadar Arthur! Hiks gue mohon jangan lakuin ini sama gue!" rintih Anna pada Arthur yang sedang berusaha membuka resleting gaunnya. Arthur pun berhenti sejenak dan memandangi wajah sendu Anna dengan sayu.

"Kenapa lo bisa secantik ini sih, Na? Lo bikin gue tambah nafsu... jadi lo nikmatin aja tolong, Na." Anna semakin menangis mendengar ucapan Arthur. Anna ingin sekali menampar Arthur dan mengumpatinya berengsek saat ini juga, namun ia tidak bisa. Ia sudah tidak mampu menahan pertahanannya lagi dan hanya bisa terbaring lemah di bawah Arthur.

Arthur semakin gencar menciumi dada Anna ketika gaunnya sudah terlepas sempurna dari tubuh mulus Anna. Mata Arthur sudah dipenuhi nafsu saat ini dan hal itu karena pengaruh obat perangsang.

Anna menggigit bibirnya untuk menahan desahan yang akan keluar secara reflek, tentunya bukan karena ia menikmati nya, namun karena ia merasa tersiksa dan kesakitan dengan permainan kasar Arthur. Gadis cantik itu hanya terus menggeleng dan menangis, ketika ciuman Arthur berhenti tepat di payudaranya serta tangan yang membuka dalaman Anna bagian bawah.

Arthur yang sudah tidak tahan langsung membuka pakaiannya secara tergesa-gesa, lalu langsung memasuki daerah sensitif milik Anna, membuat Anna menjerit kesakitan.

[][][][]

"JANGAN!" Anna langsung terbangun dari tidurnya, serta pipi yang basah karena menangis di dalam mimpinya ketika tidur tadi. Anna tidak pernah berhenti memimpikan mimpi buruk tentang kejadian malam itu dan itu membuat Anna semakin ketakutan dan mengingat malam hina itu.

Arthur tentunya mendengar teriakan Anna, membuat ia terbangun dari tidurnya, dan dengan panik ia langsung memasuki kamar Anna. Terlihat Anna yang bersender pada headboard kasur dengan air mata yang mangalir serta ekspresi ketakutan dan juga tubuhnya yang bergetar hebat.

Arthur mengetahui hal apa yang dialami Anna saat ini. Ia pun langsung menghampiri Anna dan mendudukan dirinya di kasur Anna untuk berusaha menenangkan Anna, namun respon dari gadis itu pun membuat Arthur merasa seperti tubuhnya di dorong ke dalam jurang yang curam.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang