Air mata Anna tidak berhenti sejak di sekolah tadi sampai ia di apartment nya bersama kedua orang tua nya. Anna sangat sedih karena tidak bisa lagi merasakan kebahagiaan detik-detik di sekolah nya.
"Pa... Anna berhenti sekolah aja," gumam Anna pelan pada Jefri seraya menghapus kasar air mata nya.
Sontak kedua orang tua Anna yang tadi nya diam memikirkan bagaimana cara nya agar Anna bisa bersekolah dalam waktu satu bulan ini jadi menoleh ke arah Anna dengan terkejut.
"Apa maksud kamu sayang?" tanya Rena dengan lembut pada Anna.
"Iya, Anna berhenti sekolah aja... gak ada sekolah yang nerima pembelajaran satu bulan doang, apalagi menjerumus kelulusan. Di tambah Anna lagi hamil, Anna cuma aib buat mereka," lirih Anna. Kedua orang tua Anna sangat sedih ketika mendengar ucapan Anna.
"Aib? Siapa yang bilang kamu aib Na? Papa bakal tuntut orang itu," ujar Papa nya lembut pada Anna.
"Gak ada yang bilang Pa... tapi Anna sadar sendiri kalo Anna itu cuma aib," timpal Anna dengan sendu.
"Gak sayang... Kamu bukan aib. Dengerin Papa ya, kamu harus terus kejar mimpi kamu. Jangan nyerah Anna," titah Papa nya guna menyemangati Anna.
"Huft... Anna capek Pa, Ma. Pokok nya Anna berhenti sekolah aja. Sekarang Anna mau tidur dulu." Anna pun melangkahkan kaki nya menjauh dari kedua orang tua nya.
Sedangkan Rena dan Jefri sama sedih nya dengan Anna. Mereka tidak bisa membiarkan Anna terpuruk seperti ini, mereka sadar kalau Anna sudah menyerah untuk mimpi nya, "Telepon Arthur sama orang tua nya, Ma... kita harus kabarin mereka juga. Arthur suruh pulang, temenin Anna," tuntas Jefri.
[][][][]
Hiks
Hiks
Hiks
Hanya isak tangis yang mampu Anna keluarkan saat ini. Diri nya sangat rapuh, sedih, bimbang, gelisah serta perasaan lain nya. Ia tidak tahu harus mengeluh pada siapa dan ke mana. Ini adalah takdir hidup nya, yang menurut nya sangat buruk. Anna belum mengerti kenapa takdir hidup nya sejelek ini.
Bahkan Anna sangat membutuhkan pelukan serta dukungan saat ini, namun ia terlalu malu untuk meminta nya. Bagi nya diri nya tidak pantas meminta hal itu, karena ia hanyalah aib yang kotor dan pantas di buang.
Namun di benak Anna hanya ada nama Arthur, suami nya itu tidak pernah malu untuk mendukung Anna walaupun Anna sudah terlalu kasar padanya. Karena merasa gundah Ia memutuskan untuk memeriksa ponsel nya untuk mengetahui di mana keberadaan Arthur yang belum juga pulang sampai sekarang.
From: Arthur
Na... aku ada tugas lagi. Aku bakal pulang malem kayak nya, maaf ya kamu harus pulang sendiri lagi, aku janji besok aku bakal luangin waktu supaya kita bisa pulang bareng.
Hati Anna meringis melihat pesan dari Arthur. Nampak nya Arthur belum mengetahui berita yang menimpa Anna, hari ini adalah kesempatan terakhir Arthur untuk pulang bareng Anna. Tidak ada hari esok untuk Anna berangkat ke sekolah. Bahkan Arthur lebih mementingkan tugas daripada diri nya, pikir Anna. Perasaan Anna sedang gundah namun Arthur malah sedang tenang di luar sana dan tidak mengetahui nasib Anna saat ini.
Anna hanya bisa membiarkan Arthur berada di luar sana. Tanpa ambil pusing Anna pun memutuskan untuk memjamkan mata nya yang masih di penuhi air mata itu.
[][][][]
"Sayang aku suka banget sama film tadi," ujar Katya dengan gembira. Arthur dan Katya sudah berada di luar studio bioskop dan sudah selesai menonton film kartun yang di minta Katya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...