Acara pernikahan Arthur dan Anna sudah selesai sejak sore tadi. Sekarang pasutri baru itu sedang berada di apartment pemberian orang tua Arthur untuk mereka berdua. Beruntungnya bagi Anna, di apartment ini terdapat tiga kamar dan Anna bisa memakai salah satu kamar tersebut, ia tidak mau tidur sekamar dengan Arthur.
Arthur dan Anna malam ini sedang berada di dalam kamarnya masing-masing, untuk beristirahat. Arthur sedikit kecewa ketika Anna menolak untuk tidur sekamar dengannya, namun Arthur tetap mengalah dan lebih mengerti Anna.
Mereka tampak enggan untuk keluar dari kamarnya masing-masing. Anna sangat malas keluar kamar, karena ia tidak mau melihat Arthur yang sekarang berstatus sebagai suaminya. Sedangkan Arthur, ia takut jika Anna akan kesal jika melihat Arthur yang berada di luar kamar.
Namun perasaan Arthur mulai tidak tenang mengingat Anna yang belum makan sama sekali, sejak pernikahan mereka siang tadi. Arthur pun langsung menuju ke kamar Anna untuk menawarkannya makan atau sekadar memberi perhatian sewajarnya sebagai suami.
Tok!
Tok!
Tok!
"Anna? Aku boleh masuk gak? Sebentar?" Arthur meminta izin dari depan pintu kamar Anna.
"....." tidak ada balasan dari Anna sama sekali. Arthur yang tidak mendapat respon hanya menghembuskan napasnya pasrah.
"Aku masuk, ya?" Arthur langsung membuka pintu kamar Anna.
Cklek!
Arthur melihat Anna yang hanya duduk di atas kasur sambil memandangi jendela, yang menampakan suasana luar serta ekspresi Anna yang datar. Arthur berjalan mendekat ke arah Anna dengan hati-hati, karena ia takut akan mendapatkan bentakan dari Anna. Namun Anna tetap enggan menoleh ke arah Arthur, walaupun gadis cantik itu menyadari kehadiran suaminya itu.
"Na? Kamu belom makan, kan?" Arthur langsung menanyakan hal tersebut pada Anna, tetapi tidak ada balasan dari Anna. Gadis itu sangat tertarik memandangi pemandangan luar kamar nya.
"Kamu mau makan apa? Biar aku pesenin." Anna pun merasa tidak tega karena terusmenerus mengabaikan Arthur, akhirnya ia merespon perkataan Arthur dengan gelengan pelan. Arthur bingung dengan gelengan Anna, dan bertanya-tanya apakah Anna tidak lapar, sedangkan gadis itu belum makan sejak siang tadi, ditambah ia sedang hamil sekarang dan anaknya itu pasti merasa lapar.
"Kenapa geleng, Na? Kamu kan belom makan. Kasian baby-nya, dia laper pasti." Anna tersenyum simpul mendengar ucapan Arthur, yang menurutnya Arthur hanya peduli pada bayinya, bukan pada Anna.
"Makan ya, Na?" Arthur merasa cemas jika Anna tidak memakan apapun malam ini, kesehatan Anna dan anaknya adalah prioritas baginya. Anna juga tidak mau berpikir egois untuk saat ini, gadis itu pun mulai memikirkan kesehatan bayinya itu. Hingga pada akhirnya Anna menuruti perkataan Arthur.
"Iya gue makan!" jawab Anna dengan datar dan beranjak bangun dari kasur untuk menuju dapur. Arthur menghembuskan napas lega ketika mendengar Anna yang menuruti perkataannya. Ia pun langsung mengikuti Anna yang menuju dapur dari belakang.
Sesampainya Anna di dapur, ia langsung mendudukan dirinya di salah satu kursi kosong di meja makan, serta Arthur yang sedang melihat-lihat ponselnya guna memesan makanan secara online.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Arthur pada Anna, membuat gadis itu memejamkan mata untuk memikirkan apa yang ia inginkan saat ini.
"Gue mau lasagna, pizza, spaghetti, terus keju nya yang banyak." Arthur tertegun mendengar pesanan Anna yang sangat banyak, sampai Arthur ragu makanan sebanyak itu akan Anna makan semua, sedangkan badan Anna sangat kecil. Anna juga bingung pada dirinya sendiri, sejak kapan ia menyukai makanan yang ada kejunya. Anna sangat mual jika memakan keju, namun ia ingin memakan keju saat ini juga, serta makanan yang ia ucapkan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...