BAB 61

3.7K 143 4
                                    

'Kandungan nya sudah semakin tua, sebaiknya jangan sampai buat Anna stress berlebihan. Hamil saat depresi bisa menyebabkan sang Ibu membunuh bayi nya tanpa disadari.'

Perkaatan dokter kandungan yang datang memeriksa Anna tadi selalu berputar di kepala Arthur. Tapi mau bagaimana lagi? Anna harus tahu semuanya. Kepala Arthur mendadak terasa sakit, ia tidak sanggup memikirkan banyak masalah yang sedang ia alami. 

Di genggam erat tangan istri nya itu tanpa ragu. Arthur tidak tahu lagi harus apa, ia benar-benar pengecut. 

Wajah tenang Anna membuat Arthur juga merasa tenang. Anna terlihat sangat damai ketika tertidur, namun ketika bangun pasti air mata sudah membasahi pipinya lagi. Entah sudah berapa banyak masalah yang Arthur berikan kepada Anna, istri nya itu tidak pantas menanggung semuanya, apalagi ia tengah mengandung anak Arthur.

Tak terasa air mata turun membasahi pipi Arthur. Pemuda satu itu benar-benar menyayangi Anna dengan sepenuh hatinya. Arthur tidak tahu harus berbuat apalagi yang pantas untuk ia lakukan untuk Anna, bahkan ia rela menerima balasan apa pun yang pantas untuknya. 

Tanpa Arthur sadari, Anna sudah terbangun sejak tiga menit yang lalu. Hati Anna terasa nyeri melihat sang suami yang kebingungan dan sama sedih nya seperti dirinya, tapi untuk saat ini melihat wajah Arthur di depan nya malah membuatnya semakin sedih dan tak berdaya.

Anna enggan untuk membuka suara, lebih baik ia diam saja dan terus berpura-pura tertidur. 

"Berat ya Na?" Anna terpaku ketika mendengar suara Arthur, takut kalau suai nya mengetahui kalau ia tidak tertidur. Anna tetap diamdan tidak menjawab.

"Maaf..." suara Arthur terdengar sangat parau. Sudah beapa kali Arthur mengatakan kata maaf yang nyatanya ia malah membuat sebuah kesahalan lagi dan membuat Anna terpukul.

Tentu meski Anna sakit hati, tapi ia masih memiliki hati nurani. Gadis itu menahan mati-matian untuk tidak mengelus kepala Arthur yang di tundukan di atas tangan nya. Anna ingin menenangkan Arthur. Anna terus menatap Arthur dengan tatapan sendu. Jujur Anna sendiri sangat menyayangi dan mencintai Arthur dengan tulus dan sepenuh hati, tapi untuk saat ini berat menerima semuanya dalam waktu sedikit.

Anna merasakan kalau tangan nya basah, berarti Arthur masih menangis sambil menundukan kepala nya. 

Kegiatan diam-diam Anna masih berlanjut sampai lima menit sudah dilewati. Ternyata Arthur terlelap setelah lelah menangis. Anna juga menyadari hal itu dan malah mengelus kepala Arthur dengan lembut. 

Karena merasa jenuh, Anna mengambil ponsel nya yang tepat berada di meja sebelah nya. Anna penasaran sejak tadi siapa yang mengirimkan pesan padanya, tapi Arthu rmalah menghalangi Anna untuk melihat ponsel nya. Setelah ponsel putih nya berada di tangan nya, Anna langsung membeku. Ia membaca satu per satu pesan yang dikirimkan dari Raga untuk nya.

Anna sakit hati, ternyata orang-orang di sekitar nya tahu tentang hubungan Arthur dengan Katya. Harapan Anna hanya satu, yaitu Olivia. Anna berharap sahabat nya tidak merahasiakan sesuatu yang besar seperti ini darinya. 

To Kak Raga:

Kak, tolong jawab jujur, siapa aja yang tau hubungan Katya sama Arthur?

Sent!

Anna tidak tenang, gerak gerik nya sedari tadi tidak nyaman. Takut jawaban dari Raga membuat nya terjatuh.

Drrtt!

From Kak Raga:

Anna? Lo gapapa? Lo bales chat gue seakan-akan lo udah tau...

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang