Sedari tadi Arthur hanya diam di meja makan dan di penuhi oleh perasaan bersalah. Arthur sangat tahu kalau Anna pasti merasa lapar, apalagi Anna sedang menampung dua tubuh lagi yang harus di beri makan. Arthur tidak yakin kalau Anna akan menerima bujukan nya untuk makan.
Akhirnya Arthur pun memutuskan untuk memasukan masakan Anna ke dalam kulkas agar bisa di makan kembali besok.
Di sisi lain Anna di dalam kamar nya kembali mengeluarkan air mata kesedihan. Anna sendiri sudah mati-matian menahan air mata nya untuk tidak keluar, namun usaha nya gagal. Anna merasa jahat karena sudah membiarkan anak nya kelaperan di dalam perut nya, namun ego nya lebih besar daripada nurani nya.
Tok!
Tok!
Tok!
Anna sangat tahu siapa yang mengetuk pintu kamar nya itu. Namun ia memutuskan untuk menghapus air mata nya lalu berpura-pura tidur. Sementara Arthur di luar sana sedang menunggu jawaban Anna dari luar.
Merasa tidak ada jawaban, Arthur pun memutuskan untuk memasuki kamar Anna tanpa izin dari Anna. Ia melangkahkan kaki nya ke arah Anna yang sedang terbaring di atas kasur nya. Arthur melihat mata Anna yang sembap akibat menangis, tentu nya Arthur tahu kalau Anna habis menangis. Dengan reflek Arthur menghapus sisa air mata Anna yang berada di bawah mata Anna.
Jujur Arthur sendiri juga mengutuk diri nya sendiri karena sampai lupa dengan Anna seharian ini. Bahkan Anna rela menghabiskan waktu nya seharian untuk memasak agar Arthur bisa makan malam di rumah dengan baik, namun Arthur malah asik menjaga Katya di rumah sakit.
"Maafin aku Na..." lirih Arthur pada Anna yang berpura-pura tidur. Tentu nya Anna mendengar gumaman Arthur karena ia tidak tidur.
"Aku suami yang gak berguna... maaf," lirih Arthur sekali lagi namun terdengar sangat lemah.
Setelah mengungkapkan penyesalan nya pada Anna, Arthur pun dengan langkah lemah pergi keluar dari kamar Anna untuk membiarkan Anna tidur. Tapi sedari tadi Anna hanya menahan tangis nya ketika Arthur berada di hadapan nya.
Hati Anna sakit mendengar Arthur yang berucap sangat lirih seperti tadi. Walaupun Anna sangat kesal pada Arthur, namun ia juga tidak tega mendengar suami nya yang berucap seperti itu.
[][][][]
Entah kenapa sedari malam Anna merasa tidur nya kurang nyaman. Karena perut nya terasa nyeri. Akhirnya Anna pun memutuskan untuk bangun dari tidur nya. Anna pikir perut nya hanya keram, namun ia salah. Perut nya terasa sangat nyeri dan ia juga mual, tapi berbeda dari rasa mual sebelum nya.
Anna pun tidak ambil pusing, ia melirik ke arah jam weker di nakas. Ternyata masih jam setengah enam pagi. Anna pun keluar dari kamar untuk mengambil minum guna mengurangi rasa mual nya itu.
Sesampai nya di dapur ia langsung meminum air putih sebanyak mungkin agar mual nya hilang. Namun yang Anna rasakan adalah perut nya masih terasa nyeri. Tapi sebisa mungkin Anna tahan.
Tidak lama pintu kamar Arthur terbuka dan menampakan Arthur yang baru saja bangun tidur dan berniat untuk bersiap ke sekolah. Tentu nya Anna dengan reflek menoleh ke arah Arthur.
"Na, kamu sakit? Muka kamu pucet," tanya Arthur yang melihat wajah Anna sangat pucat dan lesuh. Sementara Anna langsung membuang wajah nya asal agar Arthur tidak melihat wajah pucat nya.
"Na liat aku! Kamu sakit?" tanya Arthur sekali lagi seraya menghampiri Anna. Namun Anna pun menjauh ketika Arthur menghampiri nya lebih dekat.
"Anna... kamu sakit?" ujar Arthur kembali seraya menahan tangan Anna agar tidak menjauh dari nya. Tentu saja Anna langsung berhenti melangkah ketika Arthur menahan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...