BAB 34

2.7K 137 8
                                    

Hallo readers SOLITUDES... Aku cuma mau ngasih tau, kalo kalian liat kata-kata yang typo kasih tau aku aja ya. Gapapa kok kalo di komen ngasih tau nya, makasih:) Satu lagi! Jangan lupa vote dan beri komentar kalian tentang Chapter ini...

[][][][]

"Gimana dok, keadaan istri saya?" tanya Arthur pada dokter Nisa yang baru saja selesai memeriksa keadaan Anna di dalam kamar.

"Kandungan Anna lemah akhir-akhir ini apalagi calon anak nya kembar, karena ia selalu merasa tertekan. Saya sarankan jangan biarkan Anna terlalu tertekan, karena bahaya bagi kandungan nya," jelas dokter Nisa pelan pada Arthur yang terlihat sangat cemas.

"Kembar dok?!" mata Arthur membelak kaget ketika mendengar ucapan dokter Nisa.

"Iya kembar, maka nya perut Anna lebih besar walau hanya dua bulan usia kandungan nya."

"Tapi tadi dia pingsan dok? Itu kenapa?" tanya Arthur sekali lagi pada sang dokter.

"Kalo itu hal wajar yang di alami oleh ibu hamil kalau terlalu lelah, maupun itu lelah fisik, mental, dan pikiran nya. Saya udah suntikin vitamin penambah energi pada Anna, nanti malem tolong di kasih vitamin tablet nya ya."

"Iya dok, pasti bakal saya kasih vitamin nya. Makasih banyak ya dok sekali lagi."

"Iya sama-sama, kalo begitu saya permisi dulu."

"Mari saya antar."

Sebenarnya Arthur sangat senang ketika mendengar kalau calon anak nya itu kembar, namun yang bikin ia sedih adalah kondisi kandungan nya sangat lemah. Arthur akan berusaha sebisa mungkin untuk menjaga Anna dan tidak membiarkan Anna tertekan kembali.

Dokter Nisa hanya menurut untuk Arthur antar keluar dari unit apartment mereka. Setelah Arthur mengantar dokter Nisa, ia langsung berjalan cepat menuju kamar Anna untuk melihat keadaan nya. 

Sesampai di kamar Anna, hanya ada Anna yang terbaring lemah di depan mata nya. Tidak tega hati Arthur melihat Anna yang selalu lemah seperti ini. Ia adalah suami Anna, namun ia tidak bisa melakukan apa pun untuk nya. Arthur merasa ia bukan lah suami dan Ayah yang baik untuk Anna dan calon anak nya.

"Maafin aku Na." gumaman Arthur terdengar sangat lirih. Ia benar-benar menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa dan semua yang Anna alami adalah kesalahan nya. Dimulai dari malam itu, Arthur sadar kalau ia telah membuat kesalahan yang sangat besar dan tidak bisa di maafkan.

Hanya elusan lembut pada puncak kepala Anna yang bisa Arthur lakukan saat ini. Tidak terasa air mata nya pun ikut turun, ia merasa jahat karena sudah membuat Anna seperti ini. Tidak seharus nya Anna tersiksa seperti ini apalagi ia sedang mengandung anak Arthur, tapi Arthur hanya bisa membuat Anna tertekan.

Arthur hanya menundukan kepala nya di dekat tangan Anna untuk menutupi wajah sedih nya dari Anna yang sedang tertidur, namun seperti nya air mata nya mengenai tangan Anna dan membuat Anna tersadar dari pingsan nya. 

"Jangan kasih tau Mama, Papa ya," gumam Anna dengan suara lemah, namun masih terdengar di pendengaran Arthur. 

Setelah merasa mendengar suara Anna, Arthur langsung menghapus kasar air mata nya dan menongak ke arah Anna, "Ada yang sakit gak?" tanya Arthur pada Anna.

"Jangan bilang ke Mama, Papa..." ucap Anna sekali lagi dengan nada lemah. 

"Kenapa? Mereka harus tau," balas Arthur yang merasa bingung dengan ucapan Anna. Karena entah apa yang di maksud Anna. Tentang kehamilan kembar nya atau tentang kesehatan nya saat ini?

"Gue gak mau mereka sedih cuma karena gue," lirih Anna yang di sertai air mata yang turun begitu saja tanpa di sengaja. Sedangkan Arthur langsung menenangkan Anna dari rasa sedih nya.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang