BAB 41

2.9K 129 13
                                    

Raga hanya bisa mondar mandi di depan ruang IGD dan menunggu hasil pemeriksaan Anna. Ia sangat kaget melihat Anna yang tersungkur ke lantai pagi tadi. Niat nya Raga ingin berangkat ke kampus, namun ia urungkan ketika melihat Anna yang tergeletak di lantai.

Entah apa yang terjadi dengan Anna, tetapi Raga tetap berharap tidak terjadi hal buruk dengan Anna dan bayi nya. Raga sangat cemas, karena sudah hampir tiga puluh menit dokter yang memeriksa Anna belum juga keluar untuk memberi kabar pada Raga.

Perasaan Raga mulai lega ketika pintu ruang IGD terbuka. Dengan langkah cepat Raga menghampiri sang dokter yang baru saja keluar.

"Gimana dok? Temen saya kenapa?" tanya Raga dengan terburu-buru.

"Asam lambung pasien naik. Untung pasien langsung di bawa ke sini, kalau telat akan berbahaya bagi kandungan nya. Pasien seperti nya menahan lapar dalam waktu yang cukup lama. Maka dari itu asam lambung nya naik sangat parah. Di tambah pasien sedang menampung dua tubuh lagi di dalam kandungan nya yang perlu di beri nutrisi juga," jelas sang dokter panjang lebar pada Raga. 

"Asam lambung dok? Anak nya kembar? Terus perawatan nya bagaimana dok? Apa sangat parah?" tanya Raga bertubi-tubi pada sang dokter.

"Iya pasien tengah mengandung anak kembar saat ini. Untuk perawatan, pasien akan di rawat kurang lebih dalam waktu dua sampai tiga hari. Karena memang parah," jelas sang dokter kembali. 

"Sekarang saya udah bisa jenguk?" sanggah Raga yang sudah tidak sabar ingin melihat kondisi Anna.

"Pasien baru bisa di jenguk ketika sudah di pindahkan ke ruang rawat inap," jawab sang dokter pada Raga.

"Oh oke, makasih ya dok."

"Sama-sama."

Raga bertanya-tanya bagaimana bisa Anna menahan lapar dalam waktu yang sangat panjang. Apa Anna tidak di rawat dengan baik oleh Arthur? Jika memang Arthur tidak merawat nya, lebih baik Raga yang merawat nya.

[][][][]

Langkah kaki Olivia sangat cepat. Ia tidak sabar meluapkan semua emosi nya pada Arthur yang tega membiarkan Anna sendirian di apartment kemarin malam. Sesampai nya Olivia di dalam kelas Arthur, ia langsung mencari keberadaan Arthur.

"Arthur!" panggil Olivia dengan lantang membuat seisi kelas melihat ke arah nya termasuk Arthur dan teman-teman nya. Arthur yang melihat Olivia mencari nya langsung melangkah ke arah Olivia.

"Kenapa Liv?" tanya Arthur yang penasaran dengan kedatangan Olivia.

"Ikut gue!" tanpa basa basi Olivia langsung menarik tangan Arthur untuk membawanya keluar dari dalam kelas. Tentu nya Arthur hanya pasrah dan ikut melangkahkan kaki ke mana Olivia membawa nya.

"Ada apa sih Liv?" tanya Arthur sekali lagi yang masih belum tahu maksud dan tujuan Olivia membawa nya keluar kelas.

"Lo nanya ada apa? Lo gila apa bego sih?" pekik Olivia dengan nada tinggi, sedangkan Arthur masih belum paham alasan Olivia begitu marah pada nya.

"Sumpah gue gak paham sama maksud lo," tutur Arthur dengan jujur.

"Emang lo berengsek ya! Lo gak ngerasa salah gitu ninggalin Anna sendirian sampe malem, hah?! Bahkan dia rela belom makan dari siang demi makan bareng lo!" tuntas Olivia dengan nada penekanan yang di lontarkan pada Arthur. Arthur sendiri mulai paham dengan ucapan Olivia. 

"Gue ngerasa salah Liv... gue juga gak tau kalo Anna bakal siapin semua nya buat gue," jelas Arthur pada Olivia. Jujur Arthur sendiri juga sangat merasa bersalah, bahkan ia sama sekali tidak menyangka kalau Anna akan melakukan hal itu untuk nya.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang