BAB 20

3.9K 161 21
                                    

Arthur sangat kebingungan, karena Anna yang masih ngambek padanya sejak di rumah sakit tadi. Bahkan mereka sudah di apartment-nya sekarang, namun Anna masih saja ngambek padanya karena Arthur melarangnya untuk meminum es nanas.

Anna mengunci dirinya di dalam kamar. Arthur sedari tadi terus-menerus meminta maaf pada Anna, namun Anna tidak peduli dan terus membiarkan Arthur berdiri di depan kamarnya. Anna memang merasa kesal pada Arthur karena selalu mengaturnya. Walaupun Arthur melakukan hal benar.

"Anna... ayo dong buka pintu nya! Aku minta maaf." Arthur berbicara di depan kamar Anna. Gadis tersebut mendengarnya sejak tadi, tetapi tidak ada kemauan untuk membuka pintu.

"Aku ngelarang kamu kan buat kebaikan kamu sama baby-nya, Na." nada bicara Arthur sangat lembut, walaupun ia sangat tidak sabar menunggu Anna membuka pintunya.

"Anna, please buka pintunya!" Anna sangat tidak suka jika Arthur memohon padanya. Anna memiliki hati yang sensitif, ia tidak akan tega membiarkan seseorang memohon padanya. Walaupun ia sangat benci pada Arthur.

Anna berdecak malas mendengar nada memohon Arthur. Ia pun bangun dari kasurnya dan menuju pintu berniat untuk membuka pintu dan membiarkan Arthur masuk.

Cklek!

Arthur yang tadinya menunduk pasrah menjadi mendongak antusias ketika mendengar suara kenop pintu yang menandakan pintu di buka. Arthur melihat Anna yang membuka pintunya dengan wajah datarnya serta tatapan tajam pada Arthur. 

Tidak ada pergerakan dari Arthur, pria itu bingung harus berbicara apa. Karena Arthur hanya diam membuat Anna malas melihat Arthur yang hanya diam, Anna pun memutuskan untuk menutup pintu kembali. Namun Arthur menahan pintu tersebut.

"Anna tunggu!" Anna pun langsung menoleh ke arah Arthur.

"Aku minta maaf," lirih Arthur serta kepala yang menunduk menandakan ia benar-benar merasa nyesal. Ini sudah kesekian kalinya Arthur mengucapkan maaf pada Anna, tapi Anna hanya terus menatapnya tajam tanpa memberikan respon.

"Maafin aku ya..." lirih Arthur sekali lagi. Sedangkan Anna masih memiliki hati nurani, ia pun menjawab permintaan maaf Arthur.

"Hm." Cuma deheman yang keluar dari mulut Anna dan itu menandakan ia memaafkan Arthur. Sementara Arthur merasa senang mendengar jawaban Anna walaupun hanya deheman singkat.

"Aku di maafin, Na? Serius?!" Arthur sangat senang saat ini. Bahkan ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat bahagia ketimbang tadi, yang melas.

"Hm." Lagi-lagi Anna hanya berdehem menjawab pertanyaan Arthur. Sedangkan Arthur merasa sangat senang karena ini pertama kalinya Anna menerima permintaan maafnya dan memaafkan Arthur. Lelaki tampan tersebut tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya, ia terus tersenyum pada Anna ketika mendengar Anna memaafkannya.

"Makasih Na, aku ngelarang kamu karena buat kebaik—"

"Udah tau... gak usah dijelasin lagi!" desis Anna membuat Arthur mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Oke... aku diem." Anna pun hanya mengangguk lalu berniat masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu, namun Arthur menahannya lagi. Hal itu membuat Anna berdecak malas.

"Apalagi!?" tanya Anna dengan sinis.

"Minum susu dulu Na, kamu belum minum susu malem ini." Anna menghela napas nya pasrah. Ia lelah terus-menerus berdebat dengan Arthur, ia pun menurut dan keluar dari kamarnya. Arthur dengan semangat langsung membuatkan susu ibu hamil pada Anna.

Setelah selesai membuat susu ibu hamil untuk istrinya itu, Arthur memutuskan untuk menunggu Anna menghabiskan susunya, akan tetapi tiba-tiba ponselnya bergetar di saku celana tidurnya. Hal itu membuat Arthur melihat siapa yang memanggil nya. Di ponselnya tertulis My Katya is calling...

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang