"Anna?" panggilan Arthur membuat Anna dan Raga menoleh secara bersamaan. Ternyata Arthur sudah ada di belakang mereka.
"Oh, lo udah pulang?" jawab Anna dengan santai. Sementara Raga dan Arthur saling lempar tatapan.
"Lo siapa?" tanya Arthur pada Raga.
"Oh dia kak Raga." alih-alih malah Anna yang menjawab pertanyaan Arthur yang di lontarkan untuk Raga.
"Gue Raga... salam kenal ya!" sapa Raga ramah seraya menjalurkan tangan kanan nya pada Arthur. Sedangkan Arthur menatap datar ke arah Raga.
"Gue Arthur, suami nya Anna!" jelas Arthur dengan menenangkan kata 'suami'.
Sementara Anna menatap heran ke arah Raga dan Arthur. Tatapan datar di lemparkan oleh Arthur pada Raga, sedangkan Raga juga menatap Arthur dengan datar. Anna pun yang merasa ada yang tidak benar pun, langsung meleraikan tatapan datar mereka.
"Kita balik sekarang aja, ya?" pinta Anna pada Arthur, setelah nya menghadapi ke arah Raga. "Kak Raga, makasih ya udah anterin gue."
"Iya Na, santai aja... gue balik duluan ya," sahut Raga pada Anna. Setelah itu, Raga langsung berjalan membelakangi mereka, melangkah semakin jauh dari Anna dan Arthur.
"Kamu kenal dia di mana?" tanya Arthur pada Anna.
"Di supermarket," balas Anna dengan santai.
"Ngapain ke supermarket?"
"Beli ini!" Anna menunujukan sekantung plastik di depan wajah Arthur. Lalu Arthur pun langsung memeriksa plastik tersebut.
"Mangga?" gumam Arthur.
"Iya, gue beli mangga tadi," sahut Anna.
"Kamu keluar sendiri?" Tanya Arthur. Dengan santai Anna menjawab, "Iya gue sendiri."
"Aturan minta ke aku aja."
"Udah... gue udah telepon lo, tapi gak di angkat, gue juga udah nungguin lo dari dua jam yang lalu. Tapi lo gak dateng-dateng."
Jawaban Anna membuat Arthur merasa bersalah. Ia bersama Katya seharian ini dan mengabaikan Anna yang notabe nya adalah istri nya.
"Maaf ya..." ucap Arthur dengan tatapan sendu.
"Gapapa, gue ngerti kok," jawab Anna dengan tenang.
Entah mengapa Arthur sangat sering mengumpulkan rasa bersalah. Sudah sangat banyak rasa bersalah ia tumbuhkan di dalam diri nya, namun Arthur tetap saja jahat pada Anna.
"Kita beli mangga yang banyak ya nnti malem, gimana?" ucap Arthur. Ia ingin menebus kesalahan nya yang sudah mengabaikan istri nya itu.
"Gak usah... satu aja juga udah cukup," balas Anna.
Arthur mendengar jawaban Anna hanya bisa manggut-manggut. "Kita pulang aja sekarang."
"Ya udah."
[][][][]
Suara pisau dapur yang bertubrukan dengan talenan kayu, memenuhi pendengaran Anna. Mangga tadi sudah ia potong menjadi beberapa bagian. Setelah nya, Anna memasukan nya ke dalam wadah untuk ia makan seraya menonton televisi.
"Lo mau gak?" tawar Anna pada Arthur, yang sedang menonton televisi juga.
Arthur yang mendengar tawaran Anna pun langsung menoleh. "Gak, kamu aja."
"Oke."
Anna mendudukan diri nya di sebelah Arthur dengan santai. Baru saja Anna ingin memasukan satu potong mangga, tiba-tiba Arthur mengajak nya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...