BAB 48

2.5K 119 23
                                    

"Siapa yang nelfon?" tanya Anna yang penasaran.

"Bu-bukan siapa-siapa," balas Arthur gugup. Ia sangat panik ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari Anna.

"Serius?" tanya Anna meyakinkan.

"Iya serius. Lanjut makan aja gak usah pikirin siapa yang nelfon aku," ucap Arthur seraya menaruh ponsel nya kembali ke atas nakas lalu mengambil piring makan Anna yang ada di depan nya. Sedangkan Anna hanya menerima suapan dari Arthur kembali.

Perasaan Arthur sungguh campur aduk. Ia tidak tahu harus mengatakan apa dengan Katya nanti karena sudah menolak panggilan nya, namun ia juga tidak bisa menerima panggilan Katya di depan Anna.

Kali ini Arthur ingin sekali fokus pada Anna istri nya yang sedang sakit di rumah sakit. Hal itu bukan berarti Katya juga tidak penting untuk Arthur, namun ia harus berbagi waktu antara Katya dan Anna. Mereka berdua adalah prioritas Arthur.

Drtt!

Drtt!

Drtt!

Tidak lama ponsel Arthur kembali bergetar di atas nakas membuat Arthur berdecak malas. Sementara Anna hanya menatap datar Arthur yang menandakan Arthur harus mengangkat panggilan tersebut.

"Siapa sih yang nelfon?" tanya Anna yang geram mendengar getaran ponsel Arthur yang berbunyi terusmenerus.

"Orang salah sambung itu," bohong Arthur. Tidak mungkin jika Arthur mengatakan kalau Katya yang memanggil nya.

"Gak mungkin salah sambung. Itu dia nelfon terus kok," balas Anna yang tidak yakin dengan jawaban Arthur.

"Tapi itu emang beneran salah sambung."

"Coba gue liat." Karena penasaran Anna pun memutuskan untuk mengambil ponsel Arthur yang berada di atas nakas. Ucapan Anna membuat mata Arthur membulat sempurna karena panik, dengan cepat ia menghalangi Anna agar tidak mengambil ponsel nya.

"Jangan! Biarin aja," sergah Arthur seraya menghalangi tangan Anna yang hampir menggapai ponsel nya di nakas. Sementara Anna merasa aneh melihat tingkah Arthur yang terlihat seperti ketakutan jika Anna melihat siapa yang memanggil nya itu.

"Lo kenapa sih? Aneh banget. Biarin gue aja yang angkat kalo lo gak mau angkat telepon nya," sanggah Anna yang masih bersik keras untuk melihat siapa yang memanggil nomor Arthur.

"Gak u-usah Itu cuma salah sambung." Arthur terus berbohong, namun hal itu malah membuat Anna semakin penasaran. Pada akhir nya Anna pun kesal dan terus berusaha menggapai ponsel Arthur yang berada di atas nakas.

"Jangan!" Arthur melarang Anna yang masih berusaha menggapai ponsel nya. Dan akhirnya Anna berhasil mengambil ponsel Arthur yang berada di atas nakas. Tentu nya Arthur yang menyadari kalau Anna sudah memegang ponsel nya sangat merasa panik.

Setelah berhasil mendapatkan ponsel milik Arthur, Anna langsung memeriksa siapa yang memanggil nomor Arthur sedari tadi. Namun seketika mood nya hancur ketika melihat tulisan My Katya is calling.

'Pantes aja dia panik,' batin Anna yang sedari tadi melihat Arthur yang panik ketika Anna ingin melihat siapa yang memanggil ponsel nya. Dan juga kenapa tertulis My Katya yang menandakan kalau Katya adalah milik Arthur.

Hati Anna sakit melihat nya, meski ego nya mengatakan kalau ia tidak seharus nya peduli, namun hati nya tetap sakit. Pandangan Anna kosong menatap ponsel milik Arthur karena masih tidak percaya kalau Katya se-spesial itu untuk Arthur.

"Na?" panggil Arthur dengan lesuh ketika menyadari Anna yang murung ketika melihat siapa yang memanggil ponsel nya. Jujur Arthur sangat panik saat ini, namun ia harus berusaha tenang agar Anna tidak curiga akan hubungan nya dengan Katya.

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang