"Na perut lo udah gede banget... padahal baru dua bulan kan?" ujar Olivia ketika melihat perut Anna sudah terlihat sangat besar. Olivia mengkhawatirkan kondisi perut buncit Anna kalau di sekolah. Bisa saja semua orang menyadari kehamilan Anna karena perut nya sangat terlihat buncit.
"Emang ya? Gue gak terlalu ngeh. Malah gue ngira nya gue gendutan makanya buncit," jawab Anna dengan santai seraya meminum jus alpukat nya itu.
"Makanya Na jadi orang jangan cuek-cuek amat. Perhatiin napa anak lo, kasian amat sih anak lo punya emak macem lo," celetuk Olivia pada Anna guna menyindir agar Anna memperhatikan kehamilan nya.
"Ish lo mah tega," rengek Anna pada Olivia.
"Fakta kok. Lo perhatiin kehamilan lo Na, biar gak gue bilang kayak gitu lagi!" perintah Olivia. Memang Anna terkadang terlalu cuek dengan kehamilan nya itu karena ia belum terbiasa.
Anna yang mendengar makian Olivia hanya bisa manggut-manggut menurut. Tidak lama Arthur datang dengan membawa nampan serta tiga mangkuk bakso di atas nya, "Bakso dateng!"
"Wah... gak sabar makan," ucap Olivia dengan semangat lalu membantu Arthur menurunkan satu per satu mangkuk dari nampan yang di bawa oleh Arthur.
"Ini punya gue, ini punya Arthur, ini punya lo Na," ujar Olivia seraya memberikan mangkuk pada masing-masing pemilik nya.
"Makasih Liv," balas Arthur.
Sedangkan Anna hanya menatapi makanan di depan nya itu, ia enggan untuk memakan nya. Entah kenapa nafsu makan nya tidak ada siang ini. Anna hanya ingin melihat Arthur dan Olivia memakan nya di banding ia yang harus memakan nya. Arthur dan Olivia menatap Anna dengan tatapan bingung, karena Anna hanya menatapi makanan nya itu.
"Na kok gak di makan?" tanya Olivia.
"Gue gak mau makan," jawab Anna dengan santai.
"Kenapa? Kamu mau makan yang lain?" tawar Arthur pada Anna. Karena Arthur tahu betul nafsu makan Anna akhir-akhir ini sangat meningkat.
Hanya menggelengkan kepala yang Anna lakukan seraya mengatakan, "gue mau nya kalian yang makan bakso gue."
Olivia dan Arthur saling lempar tatapan ketika mendengar ucapan Anna, "kenapa kita Na? Gue diet," balas Olivia yang menolak permintaan Anna.
"Aku aja ya yang makan... Olivia gak bisa makan banyak-banyak," bujuk Arthur dengan lembut pada Anna, namun Anna tetap menolak nya, "gue mau nya liat kalian yang makan."
Helaan napas kasar keluar begitu saja dari Arthur. Kenapa permintaan Anna selalu bikin Arthur pusing dan bingung namun di sisi lain ia harus menuruti nya dan tidak menolak ataupun membantah.
"Kita makan bertiga deh, gimana? Lo kan juga harus makan Na," tawar Olivia pelan pada Anna.
"Gue mau nya kalian berdua yang makan!" Anna tetep kekeh untuk menyuruh Arthur dan Olivia yang memakan bakso milik nya itu, bahkan mata Anna berkaca-kaca ketika mengatakan hal tersebut. Anna juga tidak tahu kenapa ia sangat manja dan cengeng bersamaan.
Perasaan tidak tega dirasakan oleh Arthur dan Olivia saat melihat mata Anna berkaca-kaca seakan ingin menangis. Olivia memang sedang diet dan tidak bisa memakan bakso dengan banyak, namun ia lakukan demi sahabat nya itu. Sedangkan Arthur hanya bisa menuruti permintaan Anna.
"Oke, kita bakal makan," ujar Olivia pada Anna, namun Anna masih saja terlihat menahan tangis nya.
"Jangan sedih Na, tuh Olivia mau kok makan bakso nya. Aku sama Olivia makan bakso kamu ya?" ucap Arthur lembut pada Anna seraya mengelus pelan pundak Anna agar ia tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
RomanceHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...