Aran menghentikan langkahnya begitu netra coklatnya menangkap bayangan seorang gadis yang pendek mungil sedang berada di sofa panjang sedang memejamkan matanya gadis itu nampak tak berdaya terkulai bersandar pada sofa tersebut. Dilihat dari raut wajahnya gadis itu terlihat letih dengan pikiran yang dia tanggung , sungguh gadis yang malang. Yup sudah ditebak siapa dia.
Tetapi disebelah Lily juga ada seorang pria yang usianya terlihat lebih jauh muda dari Aran bersamanya, pria itu membawa segelas penuh beer dengan senangnya diteguknya dengan rakus seperti unta yang sedang kehausan di tengah padang pasir, di teguknya sampai tak tersisa. Setelah pria itu meletakkan gelasnya pada meja kecil di depan sofa dilihatnya Lily kemudian tangannya menyentuh kepala Lily membelai rambut gadis itu dengan lembut.
Tanpa aba aba Aran menghampiri pria itu dan menyambar tangannya dengan kasar mencengkeram tangan pria itu hingga berbekas kemerahan pada pergelangan tangannya.
" Singkirkan tangan kotormu itu bedebah!" Aran menggertak hingga urat urat yang ada dahinya terlihat jelas.
Beberapa detik pria itu menghempaskan tangannya ke udara terlepas dari cengkraman Aran.
" Siapa kau? Apa urusanmu dengan ku?!" Pria itu setengah sempoyongan menunjuk nunjuk Aran bahkan suaranya pun terdengar tak jelas timbul tenggelam kalah nyaring dengan suara musik yang memekakkan telinga.
" Dengar , jika kau berurusan dengan gadis ini, kau berurusan denganku juga!" Ujar Aran dengan penuh tekanan berusaha mengancam pria itu.
Jangankan mundur pria itu malah mengacung acungkan tangannya bibirnya komat Kamit meracau tak jelas.
" Dia milikku! Dia milikku sekarang!! ."
" Dia akan pulang bersamaku!" Mengabaikan apa yang dibicarakan pria itu Aran meraih tangan Lily hendak dibawanya gadis itu, tak ada peringatan tubuh Aran tiba tiba terhempas menjauh dari tubuh Lily, rupanya pria mabuk itu yang mendorongnya.
" Sudah ku katakan dia milikku!!" Pria itu mengamuk kesadarannya di bawah kendali minuman alkoholnya.
Aran tak menyangka pria itu benar benar keras kepala menginginkan Lily, apakah dia pacar Lily? Pikir Aran duga tapi mana mungkin Lily yang terlihat begitu polos memiliki pacar seorang berandal seperti ini.
Tak dapat diduga pria mabuk itu menghantamkan bogem mentahnya mendarat tepat di rahang kiri Aran. Aran meringis kesakitan, dalam hitungan detik tangan Aran membalas dengan kepalan tangan yang sama.
Perkelahian tak dapat dihindarkan, orang orang disekelilingnya yang tadinya tampak tak peduli kini berkumpul mengelilingi dua pria itu yang sedang berkelahi, ada beberapa orang ikut bersorak membuat suasana makin panas layaknya di arena gulat. Suasana makin kacau Aran dan pria mabuk itu saling serang beradu bogem mentah.
" Beraninya kau menyentuh wanitaku, dasar brengsek!!" Pria mabuk itu mengerang membuat beberapa orang bergidik namun hal itu tak berpengaruh sama sekali pada Aran.
Lily membuka matanya begitu mendengar suara gaduh yang mengganggu pendengarannya, di buka matanya menyesuaikan cahaya yang ada disekelilingnya pandangannya sedikit kabur. Lily masih berusaha menangkap bayangan yang ada di depannya.
Setelah sadar ada dua orang berkelahi lantas Lily berdiri mendekat, berikutnya Lily terbelalak terlihat Aran yang sedang beradu disana. Spontan Lily menerobos kerumunan yang mengelilingi dua pria itu.
"Hentikan! Hentikan!!" Suara Lily tak terdengar oleh mereka berdua, terpaksa Lily sendiri yang maju melerai mereka berdua. Memang berhasil kedua pria itu sama terkejutnya melihat Lily. Hening, mereka terdiam sejenak. Terutama Aran tak mau melepaskan pandangannya kepada Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...