The Shadow

1.2K 74 2
                                    

Lily memejamkan matanya tubuhnya pasrah mengikuti takdir bagaimana berjalan, dirinya sudah lelah bertahan dan berjuang. Tidak ada titik terang tanda seseorang yang mempedulikannya.

Lily nekat mendorong tubuhnya sendiri dari atas jembatan itu. Mungkin beberapa saat kemudian akan tercebur ke dalam air yang dingin menusuk kulit, tubuhnya akan tenggelam bersama harapan harapannya, arus air yang cukup deras mampu menghanyutkannya menyeret hingga beberapa puluh meter, volume air yang tak terbatas akan mengisi rongga paru parunya sehingga tubuhnya akan kehabisan oksigen dan paru parunya akan pecah, atau bisa lebih parah lagi. Bagaimana jika sekali jatuh kepalanya langsung terbentur bebatuan besar yang ada di sungai.

Biarkan alam yang menghancurkan dirinya, ia sudah tak peduli lagi dengan apapun.

Saat Lily benar benar akan jatuh, tubuhnya tersentak, ia terkejut menyadari ada bayangan seseorang di belakangnya melingkarkan lengannya berada di pinggangnya menarik tubuh Lily mundur. Lengan yang cukup kuat untuk mencegah Lily agar tidak jatuh, kemudian dengan satu tarikan lengan yang kokoh itu menurunkan Lily dari pagar pembatas.

Tubuh Lily kian merosot, kakinya terasa lemas, bayangan seseorang tadi mendudukkan tubuh Lily berada di pinggir jalan dan memberikan Lily minum. Tampaknya Lily benar benar frustasi, tatapannya kosong, ia tak mengatakan apapun, hanya terduduk lemas mengingat kilasan kejadian yang akan dilakukannya beberapa menit lalu.

Apa itu tadi? Ia akan bunuh diri? Apa yang ada di pikirannya?

Air matanya kembali membasahi pipinya. Menyadari yang akan dilakukannya tadi, Lily menangis mengerang, menjambak rambutnya sendiri sebagai bentuk kekesalan pada dirinya sendiri, mengapa ia bisa sampai seperti ini.

Bayangan seorang pria di hadapannya mengguncang guncangkan tubuh Lily, dan berkata meneriaki Lily, entah apa yang ia katakan Lily tak dapat mendengar sebab ia sibuk dengan isi kepalanya sendiri.

Terdengar sayup sayup bayangan pria itu seperti meneriaki namanya begitu sadar gadis yang terselamatkan olehnya adalah Lily.

" .... Lily!!"

" ..... Lily ....."

Bagaimana pria itu tahu namanya?

Wajahnya tak terlalu jelas akibat sedikit sorot lampu yang menerangi jembatan itu, menciptakan siluet bayangan pada pria itu.

Lily tak bisa mengingat siapa pria yang ada di hadapannya, apakah Lily mengenalinya? Mengapa suaranya tak asing bagi pendengarannya?

Hanya ada satu orang yang memiliki suara serak serta berat seperti itu. Sea.

Namun Lily tak begitu yakin, mana mungkin Sea berada di sini, di Jakarta jauh dari tempat tinggalnya yang berada di Surabaya.

Sea adalah kawan dekat Lily sejak ia masih duduk di bangku SMP, sewaktu sekolah mereka berdua sangat lekat kesana kemari kemanapun mereka pergi selalu bersama.

Sahabat nya itu tak pernah membiarkan Lily bersedih, ia selalu menemukan cara agar Lily mendapatkan senyumnya.

Jujur Lily sangat merindukannya.

Sekali lagi Lily terkejut apa yang terjadi di depan matanya.

Sepersekian detik satu bogem mentah amat keras menghantam wajah pria itu hingga tubuhnya terpental ke belakang dan terjatuh.

" Arghhh..." Erang pria itu kesakitan memegangi dagunya yang terasa nyeri, terlihat darah mengalir dari sudut bibirnya.

Belum sempat Lily terbelalak cukup lama kemudian berganti dirinya tersentak pipi kirinya ditampar dengan keras, spontan Lily memegangi pipinya yang terasa kebas berdenyut panas.

The Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang