Lily terbangun dengan keadaan terisak, sekujur tubuhnya terasa nyeri akibat ulah Aran semalam. Ia tak pernah menyangka Aran akan berbuat begini padanya disaat keadaan kakinya lumpuh, membuat Lily tak bisa melakukan apapun.
Miris sekali kini Lily menatap tubuhnya sendiri tanpa sehelai benang pun menutupi dirinya, semua ini karena ulah Aran kemarin melucuti gadis itu dengan buas tanpa belas kasihan, hanya ada selimut satu satunya kain yang ia gunakan untuk membalut tubuhnya.
Lagi lagi Lily terisak, ia membenci Aran. Pria itu tak pernah memperlakukannya dengan baik.
Aran kembali ke kamarnya membawa pakaian untuk Lily, dan menatap Lily seksama.
Lily tak mau membalas menatapnya, kepalanya tertunduk. Sangat malas ia melihat Aran si brengsek itu. Bukannya marah, kali ini Aran berbicara dengan lembut menyuruh Lily untuk mandi dan segera merapikan diri.
" Aku tidak mau!" Bantah Lily.
" Jangan manja Lily, atau kau mau aku mandikan?"
Spontan kepala Lily langsung mendongak matanya menyorot tajam ke arah Aran. Apa pria ini sudah gila?. Akan tetapi tak membuat Aran gentar sedikitpun.
" Apa kau gila Aran! Aku bisa mandi sendiri." Bentak Lily. Bibirnya mengerucut menggerutu pada Aran.
" Tunggu apa lagi?"
Lily tak menjawab, ia kebingungan bagaimana caranya ia bisa ke kamar mandi. Sementara tanpa kursi rodanya. Mustahil jika meminta bantuan Aran, Lily yakin pria itu pasti dengan senang hati membawanya ke kamar mandi. Tapi Lily tak mau hal itu terjadi.
Lagi lagi tanpa aba aba Aran menggendong Lily bersama selimutnya ala karung beras. Lily hanya bisa berteriak meminta agar diturunkan.
" Aran stop! Turunkan aku!"
Begitulah Aran, ia tak akan menggubris meskipun Lily berteriak sekencang mungkin. Aran membawanya ke kamar mandi dan mendudukkan pada kursi dibawah shower yang telah ia sediakan untuk Lily.
" Tinggalkan aku sendiri!" Bentak Lily lagi.
" Baiklah." Aran menghargai keputusan Lily, ia meninggalkan gadis itu di kamar mandi memberi ruang untuk membersihkan diri. Namun ia tak meninggalkannya sungguhan, menunggunya di luar berjaga jaga jika Lily membutuhkan sesuatu.
Sekitar 30 menit kemudian, terdengar suara Lily dari dalam memanggil manggil Aran. Sepertinya gadis itu sudah selesai.
" Aran! Aran!" Pekik Lily.
Begitu Aran membuka pintu kamar mandi, Aran mendapati Lily yang telah berbalut handuk. Rambutnya basah, aroma harum menguasai ruangan, membuat Aran terpana melihatnya.
" Apa yang kau lihat?! Cepat bantu aku!" Lily tak suka Aran menatapnya seperti itu, tentu saja karena jantungnya terasa berdenyut kencang saat ini.
Tanpa menghiraukan pelototan Lily, Aran kembali menggendong Lily menuju kursi yang berada di dekat ranjang. Pria itu menyodorkan pakaian yang ia bawa tadi. Kemudian Aran segera keluar memberi ruang untuk Lily berganti pakaian.
Dengan sabar Aran menunggu Lily sampai selesai, setelah itu Aran masuk kembali ke dalam kamarnya mendapati seorang gadis kecil mengenakan dress terbuka selutut bermotif bunga bunga. Aran sengaja memberinya pakaian sedikit terbuka agar ia dapat memandang tubuh istrinya itu. Selera Aran tidak salah, Lily tampak cantik dan anggun dengan dress tersebut.
Aran tersenyum menatap Lily. Tampaknya kini Lily salah tingkah melihat bola mata Aran tertuju padanya, Lily memandang ke arah lain, berusaha semaksimal mungkin mengontrol denyut jantungnya. Meskipun terbesit sedikit rasa sakit setelah yang ia lalui bersama Aran, ia akui terdapat sejuta kerinduan di benaknya setelah berbulan bulan tak melihat pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...