Sinar mentari telah menyembul di ufuk timur pertanda berbagai aktivitas akan segera dimulai.
Lily yang baru saja membuka matanya meraba raba di sekitarnya, entahlah sebenarnya tidak ada yang ia cari namun sudah menjadi kebiasaannya di setiap pagi mencari cari sesuatu yang bisa ia pegang, ia merasakan sesuatu yang hangat yang ia pegang.
Setelah ia lihat, lengan besar Aran yang penuh urat urat tampak menyembul mencolok, rupanya tangan pria itu melilit pinggang ramping Lily, secara tidak sadar Lily tidur ada di sisinya.
Pria itu tampak sangat pulas tidurnya, jika di lihat lihat Aran terlihat sangat tampan saat ia sedang tidur. Lily tertegun dengan Aran.
Tidak seperti biasanya, biasanya Lily akan selalu menghindari kontak secara langsung dengan Aran meskipun terbesit ada perasaan terhadapnya, namun kali ini berbeda. Lily membiarkan tangan Aran berada di pinggangnya dan gadis itu mengamati pria itu.
Sayangnya ia tak bisa mengamati Aran lebih lama, karena pria itu sudah membuka matanya. Kemudian pria itu menengok ke arah Lily, mereka saling bertatapan cukup lama, tetapi Lily memutus pandangan terlebih dahulu, tangannya melepaskan tangan Aran yang melingkari pinggangnya tadi.
Tetapi Lily tak dapat melepaskan tangan Aran, lengannya yang kokoh tak mau dilepas, lengannya lebih memilih bersarang di bawah sana.
Semakin Lily bersikeras untuk melepaskan semakin erat pula lengan Aran melingkari pinggang Lily sampai tubuhnya bertubrukan dengan tubuh Aran. Lily kewalahan mengatasinya.
Dengan satu sentakan Aran berhasil mendekap Lily dengan kedua tangannya yang membuat Lily terkejut. Lily berusaha melawan sebisa mungkin namun tenaganya tak sebanding dengan Aran.
" Kau mau kemana?" Tanya Aran berbisik ke telinga Lily.
" Lepaskan Aran! Ini sudah pagi." Seru Lily memberontak.
Semakin memberontak Aran malah semakin gemas dengan tingkah Lily, gadis itu meronta ronta di pelukan Aran.
" Aku tidak mau melepaskan mu." Dengan cengengesan Aran menggoda Lily penuh semangat.
Lalu Aran menciumi puncak kepala Lily, kemudian berlanjut menciumi pipinya yang memerah karena perbuatan Aran berhasil membuat gadis itu mati kutu, lebih tepatnya terpana dengan apa yang dilakukan Aran.
Selama ia menikah, lily tak pernah mendapat perlakuan seperti itu, hatinya berdesir mengatakan untuk tetap tinggal sejenak, untuk itu Lily berhenti memberontak, berdiam diri membiarkan Aran bermain main dengan ciumannya.
Aran benar benar terbuai dengan Lily yang beraroma seperti permen, gadis itu tampak manis sekali, pria itu seperti telah terkena sihir dari Lily. Oh gadis itu sungguh memabukkan.
Lihatlah bagaimana cara Lily berpakaian mengenakan baju seba pendek mampu membuat mata Aran berbinar binar ingin segera melahap Lily.
Sudah puas menciumi pipi Lily, Aran berganti menatap Lily lekat lekat, tangannya mengusap lembut pipi Lily dan menahannya agar kepalanya tidak bergerak.
Bagai hujan tanpa angin, Aran langsung mengecup bibir Lily dan melumatnya dengan intens. Aran merasakan kenikmatan yang berbeda yang tak ia dapatkan saat bercumbu dengan Helena.
Lily memejamkan matanya menikmati perlakuan Aran terhadapnya, kali ini Lily memilih pasrah tidak memberontak, mungkin dengan begini ia dapat menyingkirkan Helena si ular busuk itu dari suaminya.
Namun Lily tak mampu menahan beban Aran yang lebih besar darinya, pria itu terasa berat. Sehingga Lily terjatuh terbaring terlentang, Aran pun mengikuti bibir Lily berada. Pria berbadan besar itu berhasil menindih Lily tak melepaskan ciumannya, malah semakin memperdalamnya, Lily sedikit terengah engah kehabisan oksigen lantaran Aran tak menjeda memberinya kesempatan untuk bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...