Lily flower

935 51 6
                                    

Kata kata Aran begitu meyakinkan dan terus terngiang ngiang sangat menggangu pikirannya, terus terang Lily tak bisa percaya begitu saja pada Aran setelah yang dilakukannya selama ini.

Karena ada pekerjaan yang harus Aran selesaikan, terpaksa Aran harus membawa Lily ke rumahnya kembali. Rumah dimana Lily tak mau tinggal, beribu ribu kenangan pahit berada disana, dan juga memberi kisah pilu tersendiri bagi Lily.

Mau tidak mau Lily harus menuruti suaminya.

Mari kita lihat apakah pria itu bisa memegang janjinya?

Mobil mereka melaju dengan kecepatan sedang, hal ini menguntungkan bagi Lily, ia dapat mengulur waktu agar tak segera sampai. Bahkan Lily berharap jika ia tak kan sampai disana.

Menyebalkan sekali waktu bergulir terasa lebih cepat, Lily hanya menatap keluar jendela mobil dengan gelisah.

Jika ia kembali ke rumah itu maka ia akan bertemu dengan Helena yang menyebalkan itu lagi.

Lily tak ingin adu mulut hanya karena satu pria saja, namun Lily harus memaksanya untuk sadar diri. Akan tetapi Aran sama menjengkelkan dengan Helena.

" Aran." Seru Lily menoleh pada Aran.

" Kenapa?" Sahut Aran tanpa menoleh ke arah Lily, matanya terus fokus kedepan sibuk menyetir.

" Apa benar kau akan menepati janjimu?" Tanya Lily sedikit ragu ragu, kepalanya langsung tertunduk.

" Kau meragukan ku?" Lagi lagi pertanyaan itu lagi yang di lontarkan, yang berhasil membuat Lily bergelut dengan pikirannya sendiri dan prasangka prasangka buruk.

Bukannya semakin meyakinkan Lily, akan tetapi malah semakin membuatnya kebingungan.

Hatinya masih dipenuhi rasa kekesalan, Lily tidak bisa berbohong menunjukkan wajahnya yang cemberut sepanjang perjalanan menuju pulang.

" Baiklah, lihat saja nanti. Helena tidak akan ku ijinkan tinggal di rumah lagi." Pria itu tahu betul bahwa Lily masih meragukannya, memang sulit di percaya setidaknya Aran telah berusaha.

" Hanya itu?" Tuntut Lily cepat, dan Aran hanya mengerjapkan mata menatap Lily.

" Memangnya apa lagi?!" Nada Aran hendak memprotes mendengar Lily menuntut lebih.

" Tinggalkan Helena" pinta Lily dengan sungguh-sungguh memohon.

" Baiklah aku janji."

Lily sedikit lebih tenang mendengar jawaban Aran. Lily harap pria itu sungguh sungguh.

Aran akui hatinya berdesir mengatakan ingin berpaling dari Helena, ia tahu dirinya tak bisa terus menerus menutupi hubungan gelapnya, hanya jalan buntu yang ia temukan. Lagipula ia sudah mempunyai penggantinya yaitu Lily.

Lily berhasil membuat Aran jatuh hati dengan kesabarannya, cinta itu memang butuh sedikit paksaan.

Hatinya telah terbuka semenjak Lily kabur dari rumah hendak mengakhiri hidupnya. Ia juga sadar jika Lily di dekati oleh pria lain seperti contohnya Sea.

Api cemburu telah membakarnya ketika Sea dengan lancangnya mengecup istrinya di depan rumahnya.

Berlibur di rumah mertuanya semakin membuat Aran mabuk kepayang oleh Lily, gadis itu mempunyai kepribadian yang unik, dan juga gadis itu manis. Aran menyukai itu.

" Apa kau suka bunga?" Aran bukan sedang bertanya lagi melainkan menawar.

" Tentu." Mata Lily berbinar binar cerah, semoga ini pertanda baik dari Aran.

" Baiklah kita mampir sebentar, akan ku belikan untukmu." Aran tersenyum lebar menatap Lily, wajahnya tampak tulus, tidak ada celah kebohongan.

" Aku suka serba putih." Sahut Lily agar Aran tak salah membelikannya.

The Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang