" kau tidak bisa mengatur hidupku seenakmu saja!" Aran berkacak pinggang dengan angkuhnya di depan kakaknya, dirinya sudah muak diatur atur hidupnya padahal usianya sudah memasuki kepala tiga.
" Dahulu kau yang memaksaku untuk menikahi Lily, gadis yang tak ku kenal sama sekali. Kau tahu pada saat itu aku sangat mencintai Helena, dan sekarang aku sudah mulai mencintai Lily kau malah menyuruhku menikahi Helena. Apa kau gila!" Aran bersi kukuh mencari pembelaan melawan Ahmad bahwa dirinya tak mau menikahi Helena.
" Setelah Helena mengandung anakmu lalu kau ingin membuangnya begitu saja?! Kau ini bukan manusia, Aran!" Ahmad terlanjur naik pitam melayangkan satu bogem mentah amat keras pada rahang kanan Aran.
Mendengar perseteruan diantara mereka berdua Helena hanya bisa duduk di sofa dan menangis. Benar, sekarang Aran telah membuangnya setelah ia menyerahkan segalanya termasuk harga dirinya. Bahkan ia tak menginginkan darah dagingnya sendiri.
Kerongkongannya tercekat tak mampu berkata kata lagi, begitu air mata Helena berjatuhan tak terkendali.
Sebelumnya Helena tidak pernah terpikirkan jika pria bisa berubah kapan saja. Yang dilakukan Aran dahulu dengan nya hanya memikirkan cinta, cinta, dan cinta saja. Helena dibutakan oleh nafsu belaka yang membuatnya terjerumus ke dalam lubang yang amat dalam, tak terasa hubungan mereka seperti pasangan sah pada umumnya, yang ia tahu hanya ingin memiliki Aran seutuhnya.
Pertengkaran antara Aran dan Ahmad cukup keras, mereka terlibat adu mulut yang alot, saling serang secara fisik membuat Helena ketakutan dengan kedua pria besar itu. Air mata Helena terus menetes seiring ingatannya kembali datang mengulang saat dimana dia merasa sangat diratukan oleh Aran dahulu.
" Aku hanya ingin Lily kembali." Seru Aran menggelegar memenuhi ruangan, jantung Helena terpacu berkali kali lipat mendengarnya, jika saja benda benda di sekitarnya hidup mereka juga pasti akan ikut terkejut mendengar lengkingan Aran yang keras.
Kini Helena menghadapi kenyataan di depan matanya tak sesuai ekspektasi yang sudah ia bangun selama lima tahun terakhir. Dadanya terasa sesak seperti ditimpa batu ber-ton ton.
Tak sanggup mendengar apapun lagi dari Aran Helena beranjak meninggalkan tempatnya, sangat lelah mendengar perseteruan tak kunjung usai, Helena berlari keluar dari rumah Aran. Lagi lagi ia pulang hanya membawa segelintir perasaan kecewa.
***
Seharian Aran selalu uring uringan dengan pikirannya sendiri, di satu sisi memikirkan Lily, di satu sisi lagi memikirkan keputusan Ahmad yang nekat akan menikahkannya dengan Helena setelah anaknya lahir. Bukan sebuah keputusan yang konyol sebenarnya, memang seharusnya Aran bertanggung jawab atas tindakannya.
Aran memijit mikir pelipisnya sekedar merilekskan kepalanya yang hampir meledak.
Hari ini ia akan melanjutkan pencariannya selepas dari kantor.Aran melonggarkan dasi hitam yang melilit lehernya, tubuhnya bertumpu pada sandaran kursi kerjanya. Matanya tak fokus pada layar laptop yang berada depannya, sangat susah sekali mengembalikan fokus pada pekerjaannya.
" Ahh sialan!" Aran mengumpati isi kepalanya sendiri, tak henti hentinya Lily berkeliaran disana.
Begitu jam kerjanya usai, Aran menyambar tas dan jaketnya segera mungkin bergegas menuju mobilnya. Segera melanjutkan pencariannya.
Aran hendak kembali ke tempat dimana ia melihat bayangan yang ia rasa adalah Lily. Siapa tahu menemukan petunjuk disana.
Mobilnya melaju dengan kecepatan seperti biasanya saat Aran sedang kalut perasaannya di dikerumuni rasa bersalah. Ia rasa hidupnya tidak akan tenang sebelum menemukan Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomantikLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...