Udara dingin pegunungan di pagi hari memanglah menyejukkan, ditambah suasana berkabut menambah kesan sendu, matahari tidak terlalu tampak bersembunyi dibalik kabut kabut menyelimuti sekeliling Helena. Helena berdiri ditengah-tengah bentangan pegunungan yang terhampar dari ujung barat hingga ujung timur. Pohon pohon cemara menjulang tinggi tak beraturan dihadapan Helena. Pandangannya sangat terbatas, terganggu oleh putihnya kabut. Suasana pagi ini terasa mencekam, membuat Helena memeluk tubuhnya sendiri.
Helena berdiri seorang diri pada tempat yang asing, matanya mengedarkan pandangan ke seluruh arah mencari cari seseorang, ya seseorang. Ia takut sendirian, dan gelapnya kabut menambah kesan horor di benaknya.
Ia bergerak guna mencari seseorang untuk meminta pertolongan.
" Seseorang! Siapapun!" Pekik Helena dengan suara tercekat.
" Hallo!"
" Seseorang jika mendengarku, jawablah!"
Helena berdecak, sepertinya memang tak ada siapapun. Kemana semua orang?
Kabut semakin tebal menyelimuti sekelilingnya sehingga ia tak dapat melihat apapun dengan jelas. Helena terheran, mengapa ia bisa berada di tempat seperti ini, apakah semua ini hanya ilusi atau memang nyata Helena ragu akan hal itu. Helena memutar badannya mengawasi sekitar, apakah dia tersesat?
Dari balik kabut terlihat bayangan seseorang terlihat samar mendekat kearah kemari, dirinya merasa sedikit lega meskipun tak tahu bayangan siapa gerangan. Segera mungkin Helena mengumpulkan nyalinya, tetap saja rasa takutnya lebih besar daripada nyalinya.
Kaki Helena bergetar hebat, namun ia masih penasaran dengan bayangan dihadapannya. Helena memberanikan diri bertanya dengan lantang. " Siapa kau?"
Bayangan itu tak menjawab, namun terus mendekat. Helena memicingkan mata semakin dibuatnya penasaran.
Kemudian bayangan itu muncul dari balik kabut putih nan tebal, seorang wanita yang ia kenal berdiri dihadapannya tanpa ekspresi, terlihat sangat dingin, raut wajahnya tampak tak bersahabat. Helena terperanjat nyengir seakan tak percaya.
" Kau!" Sebutnya sembari menarik bibirnya.
Seseorang itu yang ia kenal seorang gadis musuh bebuyutannya. Gadis itu menatap nanar kearah Helena, diam tak berkata kata. Gadis itu melangkah maju secara perlahan membuat Helena sedikit ketakutan memaksanya untuk melangkah mundur menjaga jarak beberapa jengkal dari gadis itu.
" Lily apa yang kau lakukan?!" Helena mencoba menggertak berharap gadis itu menghentikan langkahnya, justru sebaliknya, Lily semakin maju seolah seperti ingin mencekik lehernya.
Helena yang ketakutan tak sengaja menginjak sebuah batu, telapak kakinya terasa ngilu. Ia menundukkan pandangan guna melihat apakah kakinya baik baik saja, setelah itu ia terperanjat bukan kepalang. Di belakangnya terdapat jurang yang amat dalam nan curam.
Helena menghentikan langkahnya, melongok ke arah sana melihat seberapa dalam jurang itu. Bukan jurang lagi, namun dirinya berada di pinggir tebing. Dirasanya panik memenuhi isi kepalanya.
" Lily hentikan!" Sekarang Helena memohon.
Sayangnya Lily tetap mendekat, sepertinya gadis itu akan balas dendam hari ini. Helena takut jika nasibnya akan berakhir tragis di tempat seperti ini.
" Stop Lily!"
Lily tetap terdiam tak menggubris.
" Apa maumu?!" Saat posisi Helena terpojok tinggal sejengkal saja Helena akan jatuh, Lily menghentikan langkahnya. Gadis itu masih tetap diam mengamati Helena dengan tatapan nanar dibalik itu tersimpan api berkobar siap membakar yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...