Lonely Again

999 51 8
                                    

Aran membawa Helena kembali ke rumahnya setelah wanita itu dinyatakan sudah boleh pulang, hanya saja kini wanita itu sedikit rentan terhadap kesehatannya mengingat kepalanya belum sepenuhnya sembuh total, terkadang masih terasa nyeri berdenyut dapat membuat Helena tak sadarkan diri.

Kali ini Aran benar benar akan menjaga wanita itu, ia tak mau lalai lagi, menjauhkan semua aktivitasnya dari Lily. Sikapnya pun kini dingin kepada Lily yang tak tahu apa apa.

Gadis kecil itu tampaknya sangat berbahaya bagi Helena, tak bisa diremehkan sama sekali, bisa saja Lily mencelakai Helena lebih dari ini, pikir Aran.

Aran menuntun Helena perlahan melewati Lily, tak sedikit pun pria itu menoleh menganggap Lily seolah olah bukan apa apa baginya.

Lily terdiam merasakan kejanggalan yang ia rasakan dari sorotan mata Aran berbeda dari biasanya. Pandangannya terus menatap lurus ke depan.

Ingin mencoba berbuat baik, Lily mengekor Aran persis di belakangnya. Tak peduli sedingin apapun pria itu Lily tetap ingin membantu dengan alasan rasa kemanusiaan.

Sebisa mungkin Lily mensejajarkan langkah kakinya dengan pria itu, dan mencoba membantu.

" Sini aku bantu." Seru Lily meskipun sedikit terdengar kaku.

Aran tetap diam tak menjawab, hanya saja tangannya mengisyaratkan agar Lily menjauh.

Tentu saja Lily cukup terbelalak tidak percaya Aran akan bersikap seperti itu, langkahnya sedikit mundur, sekujur tubuhnya mendadak terasa seperti teraliri berjuta juta volt rasanya seperti mati rasa. Tak tahu lagi ia harus bersikap bagaimana agar pria itu tak menatapnya seperti elang yang hendak mencabik cabiknya. Jika sedang seperti itu wajah Aran yang terlihat soft dan baik hati menghilang begitu saja, terlalu menakutkan.

Lily tetap keras kepala meraih tas yang berada di tangan Aran, setidaknya ia ingin membantu.

Tak disangka sangka tangan Aran lebih cepat menarik tas itu menjauhkannya dari Lily, untuk kedua kalinya Lily tersentak.

Siapa sangka gadis itu sangat gigih ingin mengalahkan ego yang Aran punya, supaya ia dapat membuktikan bahwa dirinya tidak begitu membenci Helena yang seperti Aran pikirkan.

" Biar aku bantu berjalan." Lily memaksa memegang lengan kiri Helena, tak peduli sang empu melototinya menandakan ia tak ingin dibantu.

" Tidak usah." Jawab Aran dengan cepat tanpa aba aba. Namun tatapannya tetap saja mengintimidasi Lily.

" Kalau begitu biar kubawakan tas nya." Pinta Lily.

" Tidak." Jawab Aran dengan ketus, sama seperti halnya dengan raut wajahnya.

" Aku hanya ingin membantu." Ucap Lily dengan lugu.

" Tidak perlu bantuan mu." Jawaban Aran sempat berhasil membuat Lily terdiam. Gadis itu tertunduk tak bersuara lagi.

Kakinya berhenti tak mengekori Aran dan Helena lagi. Segelintir rasa kecewa menusuk ke dalam dasar hatinya membuat mengurungkan niatnya untuk berbuat baik.

Lily mematung menatap punggung mereka berdua menaiki anak tangga. Sungguh pemandangan yang menyebalkan.

Lily mendengus kesal kemudian berbalik arah meninggalkan tempat itu, muak sekali rasanya jika hidupnya hanya untuk melihat dua orang itu bersama, bisa bisanya matanya terbakar habis melihatnya.

Lily melangkahkan kakinya sengaja menghentak hentakan kakinya cukup kuat menuju dapur, hal ini sering ia lakukan jika ia sedang kesal atau marah.

***

The Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang