Aran bersungguh sungguh menepati janjinya, hari ini ia membawa Lily untuk bertemu ayahnya sesuai permintaan Lily.
Terpaksa Aran menuruti permintaan gadis itu lagi lagi Aran salah tangkap yang, Aran mengira gadis itu berbuat senekat seperti kemarin karena permintaannya pada pagi hari waktu itu tak ia penuhi.
Aran menolak mentah-mentah permintaan Lily pada waktu itu bukan semata mata tanpa alasan, memanglah di hari itu Aran sangat sibuk, jadwalnya sangat padat.
Hari ini Aran tak terlalu sibuk mengenai pekerjaan di kantornya sehingga ia dapat mengambil cuti, setidaknya ia bisa memenuhi yang Lily minta.
Di sepanjang jalan Aran dan Lily saling diam, tak ada pembicaraan apapun antara mereka. Lily sudah kebal dengan situasi seperti itu, bukan kah setiap harinya seperti itu. Lagipula Lily malas mendengar penyangkalan apapun dari Aran.
Aran juga terheran gadis itu tahan berdiam diri rupanya atau kah memang Lily sudah tak mau peduli dengan nya, Aran menelan ludahnya sendiri, tak tahu ia harus memulai dari mana, rasa canggung menggerogoti dirinya. Selama ini mereka tidak pernah melakukan basa basi yang mengasyikkan.
Sangat lucu mereka adalah sepasang suami istri namun tak pernah berbicara, masing masing mengunci egonya Tak ada yang mau mengalah.
Aran hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sesekali berdeham memancing agar Lily berbicara terlebih dahulu. Akan tetapi tetap saja tak mengubah pendirian Lily, gadis itu benar benar mulai mengacuhkannya membuat Aran serba salah tingkah.
Baiklah harus ada yang mengalah. " Lily, kita akan membawakan ayah apa?" Terpaksa Aran lah yang membuka pembicaraan terlebih dahulu.
Menunggu gadis itu bersuara dulu bisa bisa Aran mati gila.
" Terserah." Balas Lily dengan enggan sengaja membuang pandangannya ke luar jendela agar ia tak melihat wajah Aran yang menyebalkan itu.
Aran mengernyit mendengar jawaban Lily yang begitu ketus.
" Kau tidak mau memberi ayah hadiah setelah lama tidak bertemu ayah?" Aran mencoba menahan agar tidak berdebat dengan gadis itu, terasa menyebalkan jika nantinya ia pasang wajah cemberut ketika berada di rumah mertuanya.
Tetap saja Lily membuang muka tak mau melirik Aran sedikit pun. Lily bersikukuh tetap ketus.
" Bagaimana jika kita membawakan satu paket buah dan satu ekor bebek goreng utuh kesukaan ayah?" Usul Aran.
" Terserah." Lily menimpali Aran dengan nada jawaban yang tak enak di dengar, Lily muak dengan basa basi Aran berharap perjalanan ini segera berakhir.
" Baiklah, nanti kita mampir sebentar." Ujar Aran.
***
" Ayah!" Teriak Lily sambil berlari menuju ayahnya yang sudah menunggu diambang pintu.
Lily menghantamkan tubuhnya memeluk ayahnya untuk melepaskan kerinduan, Lily benar benar sangat merindukan pria paruh baya itu.
Ayah Lily tersenyum lebar begitu melihat putrinya datang bersama suaminya.
Kemudian tatapan ayah Lily berganti fokus pada Aran yang berdiri di belakang Lily, ayah Lily tersenyum melihat Aran.
Menyadari hal tersebut Aran langsung membungkuk meraih tangan ayah Lily dan menciumnya sebagai tanda hormat.
" Bagaimana kabar kalian?" Terlihat betapa bahagianya pak Hery melihat Lily kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...