Diam. Aran hanya bisa terdiam tak mau menanggapi apapun setiap pertanyaan Helena lontarkan padanya. Sampai Helena sendiri jengah mempertanyakan hal yang sama berulang kali.
" Bagaimana bisa terjadi? Dimana Lily?"
Aran melipat kedua tangannya bersandar pada kepala ranjang yang sengaja dimiringkan untuk menopang tubuhnya. Aran enggan menggubris, ia sedang tidak ingin menjawab pertanyaan Helena yang sebenarnya ia pun di buat pusing tak mempunyai jawaban yang diinginkan.
Sementara itu Helena duduk di kursi sebelah ranjang yang sudah disediakan. Tangannya terus mengelus punggung tangan Aran yang masih terlipat, mencoba membuat Aran lebih tenang.
Sedari tadi raut wajahnya tampak tegang tengah memikirkan sesuatu. Kepalanya berpikir keras masih seputar Lily, Aran mengkhawatirkan keadaanya. Apakah dia selamat dari kecelakaan waktu itu? Ataukah mungkin sebaliknya?
" Kamu baik baik saja sayang?" Helena menggenggam erat tangan Aran, berusaha menenangkan, suasana hati Aran sepertinya sedang tidak bersahabat.
Aran kokoh pada diamnya. Tak menunjukkan reaksi apapun.
" Kamu marah padaku?" Tanya Helena pelan pelan. Kemarin yang ia lakukan hanya semata mata ingin menjauhkan Aran dari Lily malah berimbas balik padanya.
Pria itu berbalik marah pada Helena. Helena semakin tak mengerti sikap Aran menandakan tidak senangnya atas kabar yang ia beri kemarin, yang seharusnya menjadi kabar gembira untuk pria itu.
" Kamu tidak senang jika kita akan punya bayi?" Helena mengernyitkan alis melihat sikap Aran yang semakin aneh.
Bukannya menjawab, Aran malah melengos memalingkan wajah bertolak belakang dengan Helena menghindari tatapannya yang sangat menuntut jawaban darinya.
Sikap Aran justru membuat Helena mulai tersulut, dadanya berkecamuk tak karuan. Menangkap reaksi Aran tak senang dengan akan hadirnya buah hati diantara mereka, Helena bangkit dengan tatapan nanar.
" Benar kamu tidak senang!" Emosi Helena meluap, selama ini mereka melakukan hal apapun demi cinta mereka, dan kini Aran seperti membuangnya begitu saja mengetahui Helena sedang hamil.
" Apa karena Lily kamu jadi berubah seperti ini?!" Helena tak henti hentinya nerocos tanpa koma sebelum pria itu menjawab. Benar saja Helena merasa tersisihkan, Lily gadis kecil masih bau kencur itu sekarang benar benar menjadi saingan besarnya.
Meskipun ia telah mengandung anak dari Aran secara mutlak yang membuat Aran tak bisa meninggalkannya begitu saja, ia tak bisa menganggap remeh gadis kecil itu. Bisa saja Lily menjungkir balikkan keadaan. Gadis itu berubah menjadi ancaman baginya.
" Aran jawab aku!" Helena benar benar kehilangan akal atas diamnya Aran.
" Oke jika kamu tidak mau bicara. Aku akan membeberkan semua di depan keluargamu." Ancam Helena. Akhirnya jurus pamungkas yang ia punya keluar, hanya itu yang bisa ia lakukan.
Aran yang tadinya terdiam seketika terbelalak dengan ucapan Helena.
Aran menegang mencoba mengendalikan diri. Ancaman Helena tidak boleh terjadi, ia tak ingin hancur begitu saja hanya karena satu wanita.
" Kamu mengancamku?" Aran berbalik cepat meliriknya tajam, seluruh ambisinya berkumpul pada bola matanya. Tak lepas tatapan Aran terkesan mengerikan.
" Tidak ada pilihan lain." Lantas Helena berdiri menghiraukan Aran, cepat cepat keluar sebelum Aran mengamuk. Setidaknya dengan ancamannya Aran tak bisa membuangnya begitu saja.
Sebelum keluar Helena hanya melemparkan senyum miring seperti mengejek. Ancamannya tak terbantahkan.
Belum sempat Aran memakinya, Helena sudah melenggang terlebih dahulu. Pria itu hanya bisa mengumpat seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...