Pasca penculikan Lily beberapa hari lalu membuat Aran memutuskan untuk berpindah tempat tinggal, membawa Lily ke tempat yang lebih aman tanpa diketahui siapapun. Mereka berpindah ke rumah yang baru dengan harapan baru, Aran berharap dengan menempati tempat tinggal yang baru dapat meminimalisir ingatan Lily yang menyakitkan kala itu, sehingga Aran mendapatkan peluang maaf dan kepercayaan Lily lebih besar.
Rumah yang diberikan untuk Lily kini ukurannya lebih besar dari sebelumnya. Aran sengaja membelikan rumah itu khusus untuk Lily, agar gadis itu dapat tinggal lebih nyaman di sana.
Ya kini Lily memang terlihat lebih tenang berada di rumahnya yang baru. Komunikasi antara mereka berdua pun semakin baik.
Akhir akhir ini Aran masih terbakar api amarah akibat ulah Helena, ia masih belum menyangka Helena sejahat itu berniat benar benar ingin menyingkirkan Lily dengan cara yang keji.
Tentu saja Aran membawa kasus ini ke pengadilan. Menurutnya Helena sudah terlalu jauh sampai saat ini, lagi pula Aran telah mengumpulkan bukti bukti dengan mudah dibantu oleh kaki tangannya, dan juga Lenny menjadi saksi kasus penculikan tersebut. Aran juga berhasil menangkap anak buah Helena yang ikut memukuli Lily. Jika tidak karena jalur hukum, Aran pasti sudah memotong kedua tangan mereka yang berani menyakiti istrinya.
Dengan begini Aran sudah sangat yakin membuang rasa cintanya pada Helena sejauh jauhnya, tidak ada ruang lagi untuk wanita iblis itu.
Bermacam macam alasan Helena menghindari persidangan, alhasil sidang hingga tertunda berkali kali hanya karena Helena beralasan masalah kesehatannya tidak baik. Sidang tidak bisa berlanjut jika tersangka utama tidak hadir, apalagi sekarang Helena sedang hamil tua.
Kenyataannya Helena memang bolak balik rumah sakit kontrol kandungannya yang memang sudah saatnya hari lahir anaknya.
Berkali kali ponsel Aran berdering disela sela meeting mengganggu konsentrasinya, berkali kali pula ia mematikan panggilan dari Helena, apapun itu ia sudah tak peduli lagi.
Sangat memuakkan apapun berurusan dengannya. Aran memang berniat mengabaikannya.
Namun rupanya ponselnya terus berdering hingga jam kantor habis, sepenting itukah hingga Helena menelepon berkali kali? Kuping Aran sampai terasa panas mendengarnya, atau kah memang ada hal yang benar benar penting untuk dibicarakan.
Aran menghela napas berusaha agar tidak berapi api kemudian mengangkat teleponnya. Pria itu diam, memberi kesempatan Helena berbicara dahulu dari seberang sana.
Aran terlonjak karena bukan suara Helena yang berada di seberang sana melainkan orang lain.
" Hallo, apakah ini dengan bapak Aran?" Terdengar suara wanita tergesa gesa seperti dilanda rasa panik. Apakah terjadi sesuatu pada Helena? Kenapa malah orang lain yang meneleponnya. Dimana Helena?
Beribu ribu pertanyaan yang ingin Aran lontarkan saat itu juga, alhasil ia pendam sendiri agar terjawab sendiri oleh sang penelepon.
" Iya saya sendiri."
" Apakah bapak bisa ke rumah sakit Kasih Bunda sekarang?! Ada keadaan genting yang dialami istri bapak." Sepertinya memang sudah sangat genting sehingga nafas yang memburu dari seberang sana ikut terdengar dari ponsel.
Istri? Siapa yang dimaksud? Helena maksudnya? Kalau memang iya Aran enggan mendengarnya apapun tentang wanita itu.
" Apakah bapak bisa datang kesini sebagai perwakilan menandatangani operasi Caesar ibu Helena? Berkali kali ibu Helena merintih memanggil nama anda."
Sekali lagi Aran terlonjak matanya membulat gendang telinganya terasa berdengung mendengar kabar Helena akan melahirkan, ia tak ingin mengurusi tentang Helena lagi akan tetapi bagaimana dengan anaknya? Terkesan kejam jika ia tak mau menyambut hari lahir anaknya. Perasaan bimbang berkecamuk hebat dalam diri Aran. Bukankah ia sudah berjanji ingin menjadi ayah yang baik.
Aran tahu sebegitu gentingnya hingga Helena melakukan operasi Caesar, apalagi untuk sekarang ini Helena tak mempunyai siapa siapa wajar jika pihak rumah sakit meminta perwakilan darinya. Siapa lagi yang ia punya selain Aran meskipun tanpa status apapun.
Ya memang Helena tak punya siapa siapa lagi, hidupnya terlalu bergantung pada Aran, ia juga tak punya tempat tinggal menetap. Hidupnya sangat bebas kesana kemari tanpa tujuan yang ia lakukan hanya bisa menghibur orang lain untuk pekerjaannya sebagai pemandu karaoke.
Untuk saat ini ia harus mengesampingkan egonya terlebih dahulu, keselamatan anaknya lebih penting.
Jauh jauh Aran membuang rasa bencinya terhadap Helena untuk sementara, dan melakukan tanggung jawabnya.
Aran bergegas mengambil kunci mobil yang berada di atas nakas, berlari menuju mobilnya bersamaan dengan perasaannya yang tak karuan. Aran menginjakkan pedal gas dengan tak sabaran.
Sesampainya di rumah sakit Aran berlari menuju ruang persalinan membelah keramaian, bed pasien berlalu lalang sana sini menghambat pergerakan membuat Aran kebingungan.
Rasa cemas menggelapkan pikirannya, hal hal buruk berkeliaran di kepalanya, Aran tak akan membiarkan terjadi sesuatu pada Helena sebelum ia mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan pengadilan.
Di depan pintu ruang persalinan, Aran dihadang oleh salah seorang perawat diminta untuk menandatangani tindakan operasi Caesar terlebih dahulu. Lalu barulah Aran masuk ruang persalinan menemani Helena.
Pria itu menggenggam erat tangan Helena seolah olah mentransfer kekuatan, memberi semangat pada Helena menghadapi kecemasan dan perjuangan melahirkan anak mereka.
Tatapan Aran amat menenangkan, tatapan teduh yang menatap seorang wanita memberi kenyamanan tinggal di dalam sana, tidak heran jika Helena ingin menguasai pria itu seorang diri.
Suasana ruangan tampak hening, hanya terdengar monitor pendeteksi detak jantung mengisi ruangan.
Tampak keringat dingin bercucuran deras pada dahi Helena, tangannya juga membalas genggaman Aran. Sangat lega Aran bisa berada di sampingnya, Dengan begini wanita itu tidak merasa sendiri dengan apa yang dihadapinya, sedari tadi Helena menahan sakit yang luar biasa dikarenakan bayi yang ada di perutnya tak mau keluar padahal sudah pembukaan ke 10. Sebelumnya juga sudah dilakukan upaya memacu sang bayi agar cepat keluar, namun tetap saja sang bayi kokoh bersarang disana. Keputusan akhirnya dilakukan operasi Caesar demi keselamatan sang ibu dan bayi.
Suara tangisan bayi memecah keheningan dan ketegangan seisi ruangan. Semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum lega berhasil melihat sang bayi.
Mata Aran berkaca kaca tak bisa berbohong akan perasaannya amat terharu melihat bayi mungil yang rupawan menangis menyambut dunia.
Suasana haru pecah, Helena menitikkan air mata begitu mendekap tubuh anaknya yang baru lahir setelah dibersihkan beberapa perawat. Aran pun ikut tersenyum melihatnya.
Perasaan benci pada Helena lenyap begitu saja saat melihat anak yang baru saja dilahirkannya.
Apakah pantas Aran membencinya? Kekacauan semua ini bukankah berawal darinya? Helena juga merupakan seorang wanita yang termakan oleh jebakan Aran. Apakah pantas Helena disalahkan atas semua ini? Kini Aran tak bisa berpikir jernih. Semua ini terjadi karenanya.
Memang benar ia tak bisa memiliki 2 orang wanita secara bersamaan. Lihatlah sekarang betapa hinanya dirinya telah menyia nyiakan 2 orang wanita sekaligus.
Setelah itu Aran ikut mendekap bayi dan Helena, ia ingin anaknya merasakan mempunyai ayah dan ibu yang lengkap seperti anak anak yang lain.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...