Muhammad Aran
Jadwal Lily hari ini kosong, ia berniat beristirahat seharian berharap tanpa adanya gangguan. Lagi pula Aran sangat sibuk berkutat mengurusi pekerjaan kantornya, sehingga tak perlu lagi bertemu pria itu hari ini karena hanya akan berujung perdebatan tak berguna. Dan juga hari ini tidak ada jadwal kontrol dari dokter, alhasil tak ada yang bisa ia lakukan, hanya berdiam diri di dalam rumah. Semenjak gadis itu tak bisa berjalan, ia tak pernah keluar rumah, keluarpun jika Aran yang mengajaknya.
Begitulah kehidupan Lily sekarang, tak jauh dari kata bosan. Meskipun sekarang ia tinggal di rumah Aran kembali, tetap saja, sikapnya tak ubah sedingin bongkahan es. Tak terlalu banyak bicara saat menanggapi Aran.
Lily hanya duduk termenung di kursi rodanya menatap kaca yang membatasinya dengan dunia luar. Hari begitu terik, Lily menyipitkan matanya memandang luar sana, merasa tenang dan sunyi, tidak ada siapapun yang membuat keributan. Meskipun begitu, situasi yang sebenarnya begitu rumit.
Kepala Lily tak jauh jauh dari imbas perbuatan dari Aran. Rumah tangganya tidak sedang baik baik saja. Masih ada rintangan di depan sana yang harus ia lalui, dan Lily harus menerima itu. Ia tidak bisa bersantai santai sebab Lily bukan satu satunya wanita tanggung jawab Aran.
Tengah asyik melamun tiba tiba Lily dikejutkan oleh suara ketukan nyaring dari ruang tamu membuatnya menoleh seketika. Ketukan yang nyaring berkali kali amat memekakkan telinga, sehingga Lily risih dibuatnya menutup kedua daun telinganya menggunakan kedua telapak tangannya.
Tidak sopan sekali mengetuk segitu nyaringnya di rumah orang. Gumam Lily jengkel segera menghampiri ruang tamu. Rupanya Lenny telah mendahuluinya, Lenny buru buru membuka pintu.
Begitu pintu terbuka, Lily sedikit ternganga.
Tebak siapa yang datang?
Yup bisa ditebak siapa lagi bukan Helena yang berani membuat rusuh di rumah orang.
Dengan grasa grusu Helena melangkah masuk begitu saja menghampiri Lily.
" Lily!!!" Teriak Helena penuh amarah. Wanita itu tahu jika Lily di rumah ditinggalkan oleh Aran yang pergi ke kantor jam segini karena Helena tahu persis betul jadwal Aran.
Lily hanya terdiam, sengaja Helena menjelaskan sendiri apa maksud kedatangannya tanpa Lily bertanya. Dari raut wajah wanita itu tampak memburu seperti ingin melampiaskan sesuatu.
" Gara gara kau Lily! Aku ditinggalkan Aran sendirian di rumah sakit. Padahal aku sedang membobot anaknya! Dia lebih mementingkan dirimu ketimbang diriku dan anaknya. Seharusnya kau tak usah kembali, aku berharap kau mati dalam kecelakaan itu!!" Maki Helena dengan berang. Wajahnya tampak merah padam, amarahnya tak terkendali. Ia amat kesal sekali kasih sayang Aran telah berpindah pada gadis itu.
Mendengar makian dari Helena, Lily tak ambil pusing. Ia tak perlu bersusah payah membalasnya dengan perbuatan kasar yang sama, karena ia tahu Aran kini berpihak padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...