Long Time

1K 49 2
                                    

Hari ini Aran meluangkan waktunya sehari penuh untuk menghabiskan waktu bersama istri dan ayah mertuanya. Mereka akan berencana bersenang senang untuk hari ini sekaligus melepas rasa rindu mereka setelah lama tak bertemu.

Aran mengendarai mobil dengan santai, hari ini mereka akan menuju villa yang sudah ia sewa sebelumnya.

Lily tak henti hentinya mengoceh bercerita dengan ayahnya tanpa melibatkan Aran.

Aran hanya tersenyum ketika Lily menceritakan hal lucu, gadis itu sangat bersemangat hari ini. Tidak seperti biasanya, wajahnya selalu kusut dan murung jika berada di rumah Aran.

Sungguh selama menikah ia belum pernah melihat Lily sesemangat ini. Senyumnya mengembang begitu lebar, matanya berbinar binar cerah. Sangat berbanding terbalik dengan sebelumnya.

Suasana hatinya begitu baik, toh Aran juga tak berani macam macam di depan ayahnya Lily.

" Ayah, aku ingin berenang di pantai." Pinta Lily penuh semangat.

" Aran, kau dengar kan istrimu minta apa?" Seru ayah Lily dengan tawa khasnya guna menggoda Aran, sadar pria itu sedari tadi tidak mengeluarkan suara. " Kau jangan diam saja, apa kau sakit gigi?"

" Memangnya Lily bisa berenang?" Kata Aran terdengar meremehkan Lily.

Seketika Lily melototi Aran tajam, senyumnya yang manis luntur seketika. Pria itu memang tak bisa membuat Lily senang sedikit.

Lily memalingkan wajahnya dan memasang raut muka cemberut. Moodnya seketika hilang mendengar Aran berbicara begitu entengnya meremehkan dirinya meskipun yang di katakan Aran memanglah benar, ia tak bisa berenang.

" Aku hanya bercanda, jangan begitu." Tangan Aran menyenggol nyenggol bahu Lily berusaha membuat gadis itu tidak merajuk begitu menyadari raut muka Lily berubah sangat drastis. Akan tetapi begitulah sifat Lily, ia memang suka merajuk.

" Tidak lucu!" Sontak Lily membuang tangan Aran yang usil menyenggol bahunya.

" Kalian ini sudah suami istri tapi berantem terus." Pak Hery semakin gemas dengan tingkah mereka berdua, lucu. Aran yang usil dan Lily yang suka memberontak, tukang protes, sungguh pasangan yang tak bisa diam. Setiap hari ada saja yang diributkan.

" Gimana gak berantem, dia aja gak sayang Lily. Dia kan sayangnya..." Nyaris keceplosan ia membongkar rahasia Aran, bahwa Aran memiliki simpanan. Dengan sadar bibir Lily mengatup dengan cepat.

Lily mendengus kesal melirik kearah Aran. Begitupun sebaliknya, pria itu melirik tajam kearah Lily, masih tidak mengerti apa yang Lily ucapkan. Apakah ia serius ataukah hanya candaan semata yang dikatakannya.

Yang pasti gadis itu tampak memprotes. Sama sekali tak ada ramah tamah pada suaminya.

Akan tetapi Lily hampir menyebut nama Helena, Aran tak akan membiarkan hal itu terjadi selanjutnya, ia akan memberikan pelajaran kepada Lily.

Untuk saat ini Aran hanya bisa diam tak bisa memulai berdebat dengan gadis itu.

Kali ini Lily menang karena ada ayahnya, Aran tak bisa melawan Lily. Yang ia lakukan hanya menahannya.

" Apa?! Jangan melihatku seperti itu!" Secara terang terangan Lily membentak Aran di depan ayahnya. Membuat ayahnya pun ikut terheran dengan sikap anaknya itu.

" Lily, jangan seperti itu pada suamimu!" Pak Hery mengingatkan batasan anaknya itu.

Lily tak menjawab apa apa, hanya membalas dengan lirikan kesal melemparkan pada Aran.

Sementara itu, Aran melirik Lily dengan tersenyum tengik meledeknya.

Aran menghentikan mobilnya tepat di depan villa, mereka telah sampai. Suasana villa disini sangat tenang jauh dari keramaian, bahkan burung burung berkicau dapat terdengar sangat jelas.

The Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang