" Hentikan mobilnya dan turunkan aku!" Lily menggebrak dasbor tak di gubrisnya dengan Aran yang terus memacu kecepatan lebih tinggi. " Kubilang hentikan!!"
Semakin Lily berteriak Aran semakin menambah kecepatan nya pula tidak peduli yang Lily katakan.
Merasa perintahnya tidak di gubris Lily semakin geram mencoba mencengkram tangan Aran yang sedang menyetir. Merasa terganggu Aran menggertak " Diamm!!"
Tentu saja gertakan itu tidak menggetarkan hati Lily, semakin muak dengan semua ini Lily kembali mencengkram lebih kuat dan kali ini kedua tangannya mencengkram lengan Aran yang bak beton itu mengganggu si pengemudi berkosentrasi "kubilang hentikan!!"
Tangan Lily semakin maju ikut memegang setir kegaduhan di dalam mobil pun terjadi. "Hentikan! Hentikan!!" Setir yang di kemudi Aran sekarang kacau ia tak bisa mencegah tangan Lily. Mobilnya pun kacau arahnya berkelok kelok membentuk zig-zag terdengar suara rem berdecit decit memaksa untuk berhenti namun kaki Aran terjejal di pedal gas terhalang lengan Lily yang berusaha menyerobot setir.
Lily terus memberontak meminta dirinya agar diturunkan, setelah pria itu berhasil menyusulnya dan menggendongnya secara paksa memasuki mobil. Perlawanan tak terhindarkan, Lily terus menerus memukuli badan Aran yang bak beton itu, keras.
Aran berhasil mengejar Lily yang tadinya terus berlari di pinggir jalan tanpa melihat sekelilingnya, gadis itu terus berlari tak tentu arah, usahanya untuk menjauhi Aran si pria brengsek yang telah menghancurkan hidupnya.
Lily tak segan segan mengancam Aran akan menabrakkan tubuhnya pada kendaraan yang berlalu lalang. Kepala Lily membeku tak bisa berpikir apa apa selain kehancurannya sendiri. Ia benar benar hancur tak ada seorangpun berada di pihaknya, tak ada tempat untuk mengadu, sehingga ia berpikir lebih baik mengakhiri hidupnya saja.
Namun Aran mencegah sebelum itu semua terjadi. Aran tidak akan membiarkan Lily akan memperkeruh suasana. Terlebih pria itu sudah menaruh rasa pada Lily.
Keduanya saling berebut setir mobil, membuat mobil yang mereka tumpangi menjadi kacau melenceng pada jalur yang seharusnya.
Bunyi klakson saling bersahutan dari pengendara lain menyuruh mobilnya menyingkir dari jalurnya, bahkan ada beberapa pengendara meneriaki. Kaki Aran terjejal pada pedal gas semakin menambah kecepatan, urat urat pada dahinya menyembul, tak tahu yang ada di pikirannya, perasaannya campur aduk antara kesal dan sesal menjadi satu. Pikiran Aran pun ikut kacau dibuatnya, Aran kehilangan akal.
Jika ayah Lily tahu yang sebenarnya, Aran akan benar benar kehilangan Lily dan semua aset bisnisnya yang telah ia tanam pada perusahaan manufaktur milik ayah Lily.
Yang pasti hanya rasa sesal dan kecewa menghinggapi Aran. Terlalu bodoh ia dulu lebih mementingkan Helena daripada istri sahnya sendiri. Helena tidak akan diterima di keluarga besarnya mengingat keluarga Ahmad terpandang terhormat.
Mobil sudah di luar kendali Aran dengan kecepatan tinggi, tangannya kesusahan mengendalikan setir di gelayuti Lily yang terus merecok meminta untuk diturunkan. Beberapa kali Lily mengumpat tak segera permintaannya dituruti.
Peringatan peringatan klakson makin kencang menyuruh pengemudi menyingkir memberi tanda mobilnya akan celaka.
Dari arah berlawanan seorang pengemudi truk tak mau mengalah pada jalurnya, terus membunyikan klakson panjang memekakkan telinga.
Aran kebingungan harus berbuat apa, terpaksa ia banting setir berputar menabrak pembatas jalan yang terbuat dari beton tersebut amat keras.
Brakkk....
Serpihan serpihan kaca seolah olah melayang seiring dengan waktu yang melambat secara perlahan, entahlah terasa seperti mimpi baginya. Waktu seakan terhenti begitu hantaman keras mengguncang tubuhnya. Aran tersentak kehilangan kesadaran namun masih bisa melihat di sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...