Untung saja tadi Aran tidak terlalu banyak bicara menanyakan ini itu yang bakal dapat membuat Sea mati kutu di depan pria berkepala tiga itu. Tak habis pikir pria itu bisa berkeliaran di apartemennya, jelas membuat Sea panik karena sangat membahayakan rencananya dan Lily. Sea takut jika informasi mengenai Lily akan bocor, dan Lily akan kembali kepada Aran. Sea tak ingin hal itu terjadi.
Sea masih belum rela jika Lily bersama Aran, meskipun mereka berdua sudah menikah, namun kenyataannya Lily tidak bahagia karenanya.
Maka dari itu Sea sangat gigih untuk menjauhkan Lily dari Aran, ia tak rela jika Lily yang amat dicintainya disakiti begitu saja oleh pria lain, terutama seseorang yang tak pernah mengenalnya dan menikahi Lily tanpa cinta, sedangkan selama ini Sea telah memendam perasaannya, dan terus menjaga Lily, akan tetapi Sea hanya punya keterbatasan ia tak terikat hubungan apapun pada Lily.
Yah apa boleh buat, ayah Lily memang sangat gila bisnis.
Seusai ia kembali ke apartemen hari sudah gelap, setelah ia menutup kembali pintunya, ia tak melihat Lily melakukan aktivitas apapun. Apa mungkin gadis itu sudah tertidur? Pikir Sea. Ruangan itu sangat hening tak ada sumber suara apapun, kecuali hanya suara bisingnya ketika ia meletakkan barang barangnya.
Kemudian ia menengok ke kamar gadis itu untuk memastikan.
Pantas saja apartemennya terasa sangat sepi, rupanya gadis itu tengah tertidur pulas. Sea tersenyum memandangi Lily yang terlihat manis terlebih saat Lily terdiam seperti ini.
Sea mendekati gadis itu secara perlahan agar tak membangunkannya, sebisa mungkin ia meredam langkah kakinya. Takut jika mengganggu tidurnya.
Didekatinya gadis itu, dan Sea hanya bisa memandanginya, menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga gadis itu agar tak menutupi wajah manisnya.
Sea tak bisa melakukan hal yang lebih, dirinya sangat sadar diri ia tak punya ikatan apapun. Ia hanya bisa mengecup kening gadis itu hanya sebagai ucapan selamat malam.
Tiba-tiba mata Lily terbuka secara perlahan, menyadari Sea dihadapannya ia tak terkejut, sudah biasa pria itu keluar masuk kamarnya. Gadis itu malah melempar senyum padanya walaupun masih enggan bangkit dari tidurnya.
" Kau sudah kembali." Lily memandang dalam mata Sea.
Sea hanya mengangguk pelan dan balas tersenyum. Mata mereka saling berpandangan, tangan Sea mengusap lembut kepala Lily. Sungguh bukankah seharusnya begini rumah tangga Lily. Jika bukan karena ayahnya, ia akan lebih memilih Sea yang jauh lemah lembut, dan mengerti keadaan Lily.
Kini semua telah menjadi abu, statusnya masih istri Aran, ia sadar akan hal itu. Sungguh ia tersiksa akan keadaannya, tak bisa bercerai lantaran tidak ada kata talak, dan persetujuan dari ayahnya akan mempersulit hidupnya.
Lily bersumpah kehidupan seperti inilah yang ia inginkan, tenang, tak ada kegaduhan setiap harinya, tak ada perdebatan diantara mereka, saling memahami satu sama lain.
" Kau sudah makan?" Tanya Lily lagi memastikan.
" Sudah." Jawab Sea selembut mungkin.
Sea masih mengusap lembut kepala Lily. " Hey, aku tadi bertemu dengan Aran."
Seketika raut wajah Lily berubah menjadi masam, alisnya berkerut, buru buru ia membenarkan posisinya menjadi terduduk, siap mendengarkan cerita dari Sea.
" Lalu bagaimana." Tanya Lily dengan antusias.
" Dia tadi ada disini, ada di apartemen ini." Ujar Sea.
Spontan mata Lily melebar, rasa cemasnya naik ke permukaan. " Apa dia sudah mengetahui ku?"
" Sepertinya tidak. Asal kau tidak keluar kemana mana kau akan aman disini."
Lily hanya manggut-manggut, meskipun ia manggut-manggut namun tak semudah itu ia mengusir rasa cemas kian menggerogotinya. Dirasanya ia tak aman. Ia takut Aran akan menemukannya.
Namun Sea tak mengatakan semuanya tentang bagaimana hari ini, sebenarnya ia tak hanya bertemu dengan Aran saja, melainkan dengan Helena juga. Sea bertemu dengan Helena saat ia hendak menaiki lift untuk turun ke lantai dasar.
Pertemuan antara mereka sangatlah tidak disengaja. Mereka dalam satu lift, dan berkenalan di dalamnya.
" Sepertinya saya belum pernah melihatmu disekitar sini." Ujar Sea mencoba basa basi.
" Aku kemari hanya untuk mencari temanku." Helena menjawab tanpa menatap lawan bicaranya, ia sebenarnya malas berkenalan dengan orang baru.
"Siapa namanya." Sea menyadari sikap Helena yang tak menatapnya saat bicara, sudah bisa ditebak wanita itu enggan berkenalan dengannya. Namun terlintas di pikirannya penasaran siapa teman wanita itu yang ia cari, barangkali Sea mengenalnya.
" Lily Alesha."
Mendengar jawaban itu, Sea mengerutkan alisnya, terkejut. Lily? Maksudnya Lily sahabatnya?
" Bagaimana kau bisa tahu Lily ada disini, nona." Sea heran, bagaimana wanita itu tahu keberadaan Lily, padahal ia telah menyembunyikannya dari siapapun. Saat ia membawa tubuh gadis itu berlumuran darah ke dalam mobilnya tidak ada orang yang tahu, karena tubuh gadis itu terhempas keluar jauh dari mobil Aran saking kerasnya hantaman, orang orang sekitar hanya mengerumuni mobil Aran, Sea yakin tak ada satupun yang sadar jika ada gadis yang sedang terluka disana.
" Lily ada disini? Dimana dia?" Yang tadinya Helena tak berminat menjawab pertanyaan Sea seketika wanita itu menoleh dengan cepat. Matanya membulat lebar mengenai informasi penting ini.
" Aku pernah bertemu dengannya di taman depan apartemen ini, yah dan kurasa dia tinggal tak jauh dari taman itu. Ternyata tebakanku benar haha." Berubah 180°, Helena sekarang antusias berbicara.
Sebelum menjawab pertanyaan dari Helena, Sea mengamati wanita itu dengan seksama. Tunggu wanita itu sedang hamil? Apa dia pacar Aran yang pernah diceritakan Lily?
" Apa kau Helena? Pacarnya Aran?" Sea tanpa ragu ragu langsung menebak.
" Ya, bagaimana kau bisa tahu namaku."
" Saya temannya Lily, Untuk apa kau ingin menemui Lily?" Ujar Sea.
" Aku hanya penasaran, bagaimana kehidupannya sekarang yang jauh dari Aran." Helena menyelipkan senyum miringnya, menebak nebak pasti gadis itu sangat menderita.
" Apa kau menginginkan mereka berdua berpisah?" Suara Sea tiba tiba memelan, padahal disitu tidak ada siapapun selain mereka berdua.
" Ya tentu saja." Ungkap Helena terang terangan.
" Sebenarnya aku setuju akan hal itu." Sea juga menyetujui pendapat Helena, memang inilah tujuan utamanya ia menolong Lily. Ia ingin Lily berpisah dari Aran agar ia bisa mendapatkan Lily seutuhnya.
Kemudian mereka saling bertatapan mempunyai maksud tersirat yang sama.
" Bagaimana kita bekerja sama." Tawar mereka secara bersamaan.
Akhirnya mereka saling bertatapan, dan tertawa terbahak bahak.
Karena itu Sea tak menceritakan pertemuannya dengan Helena hari ini, mereka mempunyai tujuan yang sama, seusai turun dari lift mereka menuju ke suatu tempat untuk merencanakan siasat mereka.
Setahu Lily hanyalah Sea adalah seorang teman yang baik padanya, selalu ada jika ia sedang menemui masalah. Namun ia tak mengenal Sea sebenarnya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...