Lily bungkam, tak mau berbicara pada ayahnya selama beberapa hari. Ia kesal dengan ayahnya yang keras kepala tetap bersikukuh mengurus perceraian Lily dan Aran. Seperti biasa jika Lily marah akan mengurung diri di kamar seharian menghabiskan waktunya hanya untuk melamun memandangi awan diatas sana dari jendelanya.
Begitu pula dengan ayahnya, tak peduli putrinya marah, yang ia lakukan semua demi kebaikan Lily juga. Ayah Lily tak mau anaknya terus menerus menderita ketika menjadi istri Aran. Meskipun ayah Lily mendapat telepon berkali kali dari Ahmad menyuruh membatalkan perceraian. Bagi Ahmad pak Hery seperti keluarga kandung baginya, perusahaan yang ia bangun bisa sukses karena bantuan dari pak Hery.
Bersusah payah Ahmad menjalin tali kekeluargaan bersama pak Hery kini dihancurkan begitu saja oleh adiknya sendiri.
Kepercayaan ayah Lily runtuh dalam sekejap. Padahal awalnya ia sangat mempercayai Aran dapat menjaga putrinya dengan baik, mengira Aran seorang pria baik baik. Ternyata sangat berbeda dengan kakaknya yang bijaksana dan berwibawa.
Ayah dan anak itu kurang komunikasi memutuskan suatu pilihan.
Lily duduk termenung seperti biasa memandang hamparan langit biru, teringat kenangannya bersama Aran, suka dan duka telah ia lalui bersama. Entahlah bagaimana pria itu bisa meluluh lantakkan hatinya padahal jelas jelas ia telah disakitinya.
Badan tinggi tegap, hidung yang mancung, terdapat sedikit jambang di dagunya membuat Aran terlihat sangat tampan. Hhh Lily rasa merindukan pria besar itu. Ia rindu dalam pelukannya yang dapat menenggelamkan seluruh tubuhnya dibalik lengannya yang kokoh. Lily rindu akan rayuan manisnya saat ia sedang marah. ia tertegun bagaimana Aran merawat dirinya disaat ia tak bisa berjalan, memperlakukannya selayaknya tuan putri. Pantas saja Helena bisa tergila gila pada Aran.
Pria itu sangat romantis jika mencintai seseorang. Aroma tubuhnya memabukkan saat berada di pelukannya, siapa saja pasti tidak akan melepaskannya.
Begitulah memori memori kilas balik Lily tentang Aran.
Tak rela rasanya berpisah dengannya. Namun lebih tak rela lagi jika ia dimadu, terlebih dengan seseorang yang hendak membunuhnya.
Jika dipikir pikir kalau Lily menyerah maka kemenangan milik Helena perempuan biadab itu.
Aran suami sahnya, dan Helena bukan siapa siapa, hanya ibu dari anaknya Aran tak lebih, mereka tak terikat apapun. Seharusnya Lily memenangkan permainan ini dengan mudah.
Jika Helena sampai menikah dengan Aran, wanita itu akan semakin semena mena, bahkan memperburuk keadaan.
Lily kebingungan apa yang harus ia lakukan. Haruskah Lily bertahan dan menolak pernikahan Aran dengan Helena? Ya, Aran tak bisa menikah tanpa izin dari istri pertamanya. Lalu bagaimana dengan bayinya? Ah siapa peduli.
Tidak, Lily tidak Setega itu. Mana mungkin membiarkan bayi sekecil itu tanpa ayah.
" Lily, ayo berpikir! Ayo berpikir!" Lily menggerutu sendiri menepuk nepuk kepalanya menyuruh otaknya bekerja.
Beberapa Minggu berikutnya pak Hery mengundang keluarga Ahmad ke rumahnya guna menandatangani surat perceraian.
Aran menyanggupi ajakan itu akan tetapi mempunyai niat yang berbeda.
Di hari yang ditentukan, Ahmad, Andrea, dan Aran berpakaian rapi bersiap siap menuju rumah ayah Lily. Mereka bertiga diliputi rasa was was. Sayang sekali semua akan berakhir hari ini juga.
" Apapun yang terjadi kita harus ikhlas." Sesal Aran berkata pada kedua kakaknya. Tak ada rasa semangat sama sekali dalam hatinya. Rasanya malas sekali saat menuju mobil, bisakah hari ini ditunda saja. Aran perlu waktu mencerna keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Bride
RomanceLily benar benar tak menginginkan semua ini, hal ini terlalu cepat, terlalu mendadak. Dia baru saja tamat sekolah ingin mengepakkan sayapnya selebar lebarnya demi meraih cita citanya dan seharusnya dia melanjutkan ke perguruan tinggi apalagi dia mas...