--Happy reading--
🌸🌸🌸
Senyum kecil tersungging di sudut bibir Luna saat menatap pantulan dirinya di cermin besar yang tingginya mencapai langit-langit, cermin itu menutupi dinding kamar yang telah ia tempati selama dua hari terakhir. Hari ini adalah hari pernikahannya. Ini adalah harinya, dan tidak ada yang bisa mengubahnya, hari ini akan selalu menjadi harinya.
Tangannya mengusap gaun sutra putih mutiara yang dikenakannya, ia spontan terkikik. Berjinjit dan mengayunkan gaunnya, ia berputar sedikit untuk memeriksa bagian belakang gaunnya yang berempel di pinggangnya dan jatuh ke bawah kakinya hingga menyapu lantai seperti air terjun yang mengalir.
Korset gaunnya ditarik begitu ketat hingga hampir membuat pinggangnya menjadi sangat kecil dan memberi kesan belahan dada yang besar yang tidak ia miliki. Bellatrix bersikeras pada gaya ini, ia bersikeras agar rambut Luna ditumpuk di atas kepalanya dengan ikal kecil dibiarkan jatuh membingkai wajahnya dan memakai berlian yang menghiasi lehernya.
Apapun yang dikatakan Bellatrix, Luna menyetujuinya, lebih mudah membiarkan seseorang seperti Bellatrix memiliki kendali penuh. Luna merasakan selama empat puluh delapan jam terakhir bahwa Bellatrix tampak agak bosan, dan jelas menikmati saat memberi perintah dan menggertak Peter Pettigrew—yang berada di sekitar Malfoy Manor sepanjang hari—dengan kejamnya, yang akhirnya membuat pria itu bersembunyi di dapur.
Lucius telah cukup sering datang mengecek, menjulurkan kepalanya di pintu perpustakaan—ruangan yang telah diambil alih sepenuhnya oleh Bellatrix—untuk mengawasi bagaimana semua perencanaan pernikahan berjalan.
Luna menyukai Lucius, pria itu sangat baik padanya, selalu memastikan ia baik-baik saja dan Bellatrix juga tidak terlalu arogan. Narcissa, di sisi lain menjauh dari perpustakaan. Luna bertemu ibu Draco hanya pada waktu makan ketika mereka semua makan bersama di ruang makan yang besar. Narcissa nyaris tidak menatapnya dan berbicara dengannya.
Draco muncul lebih sering dari yang Luna perkirakan. Pemuda itu masuk dan keluar dari perpustakaan secara berkala, tapi Draco menghabiskan sebagian besar waktunya dengan Luna begitu Bellatrix menganggap kehadiran gadis itu tidak lagi diperlukan dan diperbolehkan pergi.
Draco telah membawa Luna melakukan tur kecil berkeliling Manor, dan Luna bisa melihat bahwa Draco tampak sangat puas dengan rasa minat yang ditunjukkan Luna untuk mengetahui keluarga pemuda itu dan betapa terkesannya gadis itu pada kekayaan keluarga Malfoy. Sebenarnya uang tidak penting bagi Luna, memiliki jutaan bukanlah masalah baginya; tapi ia tidak bisa menyembunyikan betapa kagumnya ia pada kekayaan dan kemegahan rumah Draco.
Luna menikmati saat-saat tenang yang paling sering mereka habiskan bersama, duduk di taman Manor yang rimbun selama senja, dan ia akan mendengarkan Draco berbicara. Biasanya, Draco memberitahunya tentang bagaimana pemuda itu mengharapkannya untuk berperilaku, dan apa yang diperlukan untuk menjadi seorang Malfoy. Luna tidak keberatan, ia menyukai suara Draco, aksen lembut yang mengalir dalam suaranya seperti pita sutra. Entah bagaimana suara Draco menenangkan sarafnya yang melompat-lompat setelah harus menghadapi Bellatrix dan suara kerasnya yang mengancam saat memberi perintah.
Mengangkat tangannya, Luna menata kembali veil yang menutupi wajahnya, memastikan kain kasa halus itu tidak tersangkut pada tiara berlian yang berkilauan di kepalanya. Ia menghela napas pelan, di satu sisi ia bersemangat dengan pernikahan ini, tapi di sisi lain ia juga sedih mengetahui bahwa ayahnya tidak akan berjalan di sampingnya, bahkan dia tidak akan hadir. Ayahnya masih dirawat, didiagnosa dapat membahayakan dirinya sendiri dan kemungkinan bahaya bagi publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevallen Engel | Druna | END✔
Fanfiction[LENGKAP] Perjanjian telah dibuat, pernikahan harus terjadi, Luna Lovegood dan Draco Malfoy terikat bersama karena secarik perkamen. Tak satu pun dari mereka pernah mengira bahwa pernikahan mereka akan membongkar tumpukan kebohongan dari masa lalu o...