--Happy reading--
🌸🌸🌸
Kehidupan di Hogwarts berjalan dengan cara yang sama seperti minggu pertama sekolah. Siswa tahun pertama menetap untuk hidup jauh dari rumah, para profesor menetap di bawah kekuasaan Snape dan para siswa lain menetap untuk hidup tanpa setengah dari teman-teman mereka.
Luna duduk dan makan bersama Draco di meja Slytherin, ia berteman dengan Pansy Parkinson dan gadis Slytherin lainnya yang bernama Astoria Greengrass yang kebetulan berada di tahun yang sama dengan Luna dan sedikit meredakan kesepiannya. Senang memiliki teman seorang gadis untuk diajak mengobrol. Namun sebagian besar waktu, Luna bersama Draco, pemuda itu sepertinya tidak ingin melepaskan pandangan darinya dan itu membuat Luna senang, karena luna sangat merindukan Draco ketika pemuda itu tidak ada di dekatnya. Kehadiran Draco juga memastikan bahwa Neville menjaga jarak sejauh mungkin darinya. Ia benar-benar tidak ingin terlibat dalam percakapan lain dengan Neville saat ini, ia juga merasa akan lebih baik bagi Neville, untuk memberi kesempatan agar pemuda itu belajar melupakan perasaan padanya.
Pagi ini Luna duduk di antara Draco dan Pansy. Pansy telah mengambil keputusan untuk selalu duduk di sisi kanan Luna, dan cemberut pada siapapun yang mencoba menggantikannya. Pada awalnya, Luna percaya itu adalah semacam taktik untuk mendapatkan Draco, setelah menunjukkan ketertarikan yang begitu jelas terhadap Draco, Luna tidak bisa percaya bahwa Pansy telah menyerah. Namun, Luna dengan sangat cepat menyadari bahwa Pansy sekarang mengejar Theodore Nott dan mengerahkan seluruh energinya untuk crush barunya itu.
"Begitu," kata Luna pelan saat ia memiliki kesempatan mengeluarkan sepatah kata, karena Pansy terus-menerus berbicara.
"Hum. Apa menurutmu kita bisa mengadakan semacam pesta untuk Halloween atau Natal tahun ini? Sekarang setelah mudblood tidak ada, ini bisa menjadi acara sosial yang cukup, dengan mengikuti aturan yang ada. Bagaimana menurutmu?" tanya Pansy, berhenti untuk menggigit roti panggangnya dan menyendok gula ke dalam tehnya.
"Well, kurasa itu tergantung pada apa yang dikatakan Profesor Snape, bukan? Tapi karena kau seorang prefek, kurasa tidak ada salahnya jika kau mengajukan beberapa saran untuknya. Draco akan menyampaikannya di pertemuan berikutnya, bukan begitu, Draco?"
"Tentu, jika kau menginginkanku melakukannya," jawab Draco, ia merasa pesta akan cukup menyenangkan dan menghilangkan suasana depresi di sekolah untuk sementara waktu. "Apa kau mau ikut denganku ke latihan Quidditch?"
Luna menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku ada tugas menulis artikel untuk ayahmu." Luna menyibukkan diri untuk menepati janjinya pada Draco dan secara aktif terlibat dalam semua aspek kehidupan Draco. Ia juga telah menghabiskan beberapa waktu mengobrol dengan Pansy, Blaise Zabini, Gregory Goyle, Vincent Crabbe dan Theodore Nott serta Draco dan mencoba untuk mendapatkan perspektif baru tentang peperangan. Ia juga telah mengubah keyakinannya sendiri sepenuhnya untuk memudahkan dirinya menulis artikel di Quibbler, dan ia agak senang dengan usahanya itu. Lucius juga beberapa kali mengiriminya surat penuh pujian untuk pekerjaannya.
Ginny, Luna telah mendapati bahwa gadis itu kurang senang dengan artikelnya. Ginny tidak mengatakan apa-apa padanya secara langsung tentu saja, tapi Ginny telah menatapnya dengan tatapan penuh kebencian hingga Luna tahu bahwa Ginny sudah membaca artikelnya. Lavender Brown juga pernah melontarkan komentar sinis tentangnya, dan memandangnya dengan ekspresi tak suka.
"Artikel lagi?" Blaise mempertanyakan, ia agak senang karena dirinya benar-benar dikutip dalam artikel terakhir yang ditulis Luna.
"Sebagian besar masih berupa karangan, aku punya beberapa ide lagi yang harus kukembangkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevallen Engel | Druna | END✔
Fanfiction[LENGKAP] Perjanjian telah dibuat, pernikahan harus terjadi, Luna Lovegood dan Draco Malfoy terikat bersama karena secarik perkamen. Tak satu pun dari mereka pernah mengira bahwa pernikahan mereka akan membongkar tumpukan kebohongan dari masa lalu o...