--Happy reading--
🌸🌸🌸
Jari-jari Luna mencengkeram punggung Draco saat gadis itu memeluknya dan Draco merasakan ada yang basah di lehernya. Akhirnya, pikir Draco, Luna akhirnya melepaskan semua emosi, gadis itu akhirnya menangis. Luna telah melalui banyak hal dalam satu hari, melahirkan anak, ibunya yang ternyata seorang Pelahap Maut, ayah kandung yang baru diketahui dan kematiannya, Bellatrix mencoba membunuhnya dan mengucapkan selamat tinggal pada Rabastan dua kali. Belum lagi mengkhawatirkan Potter dan teman-temannya yang lain. Terlalu banyak, ini terlalu banyak untuk Luna; Luna telah mencapai ujung tambatannya.
Dan Draco, ia tidak akan percaya. Ia tidak percaya Luna adalah hal lain selain istrinya.
Menyelipkan jari-jarinya di rambut Luna, Draco menarik kepala Luna sedikit ke samping, memungkinkannya untuk menenggelamkan wajahnya ke leher Luna; menghirup gadis itu, merasakan kelembutan kulit gadis itu di bawah bibirnya. Luna adalah istrinya, cintanya, malaikatnya dan Draco menolak untuk percaya bahwa Luna bukan miliknya seutuhnya.
Luna pasti merasa sedih. Draco harus berpikir, apapun untuk menemukan cara memperbaiki semuanya. Ia harus membuat ini lebih baik, untuk mereka berdua. Ia tidak akan membiarkan masa lalu orang tua mereka menghalangi, masa lalu yang kusut yang menghancurkan hidup mereka.
Diam-diam Draco mengumpati mereka semua; Rodolphus yang berkhianat, yang suka bergaul dengan Bellatrix dan Pandora, Pandora yang berbohong, Lucius yang licik dan berselingkuh. Rahasia dan kebohongan mereka mengancam untuk menghancurkan dunianya, menyakiti Luna dan membuatnya tidak berdaya untuk melindungi gadis itu. Bagaimana bisa ayahnya melakukan ini padanya? Bagaimana bisa Lucius memberinya segalanya hanya untuk direnggut kembali?
Saat itulah satu pikiran terlintas di benak Draco; tentang Xenophilius.
Apakah ini sebabnya ayahnya bersusah payah membuat Mr Lovegood terkonfirmasi sebagai orang tidak waras, sehingga perjanjian perjodohan itu tidak akan ditentang dan dianggap sebagai surat palsu? Ayahnya telah terlibat dalam beberapa transaksi curang selama bertahun-tahun, ayahnya selalu berencana dan terus membuat rencana; tapi ini tidak masuk akal. Mengapa ayahnya menandatangani kontrak yang pria itu sendiri tahu tidak akan berpengaruh dalam hukum?
Draco merasa ada sesuatu yang aneh, tapi ia tidak bisa melihat dengan tepat apa itu.
Tapi Draco mengenal ayahnya, ia tahu bagaimana pikiran ayahnya bekerja.
"Luna, dengarkan aku." Draco menangkup wajah Luna dan membuat gadis itu mendongak sehingga ia bisa melihat gadis itu. "Aku tidak tahu legalitas Mr Lovegood menandatangani perjanjian itu, tapi aku tahu jika ayahku menandatanganinya maka pernikahan kita adalah sesuatu yang dia inginkan. Tidak mungkin dia akan membiarkan satu tanda tangan mengacaukan apa yang dia inginkan. Dan ibumu, sepertinya dia sama liciknya dengan ayahku. Ada sesuatu, Luna. Aku yakin itu. Pernikahan kita sah. Aku yakin."
Bibir Luna bergetar dan Draco mencium gadis itu dengan lembut, menarik Luna kembali ke dalam lingkaran pelukannya, mengayunkan tubuh gadis itu perlahan saat gadis itu mengatur napasnya.
"Kau istriku," gumam Draco lagi. "Luna-ku. Istriku. Malaikatku. Hidupku."
Luna pernah memberitahu Draco bahwa Draco adalah hidup gadis itu, Draco tidak mengira akan ada saatnya ia mengatakan hal yang sama pada Luna dan itu akan menjadi kata-kata paling benar yang pernah ia ucapkan.
"Jangan lepaskan aku, Draco," bisik Luna, bibirnya menyentuh dada pemuda itu.
"Tidak akan." Draco duduk di sudut sofa dengan Luna meringkuk di sisinya di mana ia bisa memeluk gadis itu. "Tutup matamu. Aku akan di sini bersamamu. Aku tidak akan pergi kemana-mana. Tidak akan pernah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevallen Engel | Druna | END✔
Fanfiction[LENGKAP] Perjanjian telah dibuat, pernikahan harus terjadi, Luna Lovegood dan Draco Malfoy terikat bersama karena secarik perkamen. Tak satu pun dari mereka pernah mengira bahwa pernikahan mereka akan membongkar tumpukan kebohongan dari masa lalu o...