[63] Perisai

283 51 2
                                    

--Happy reading--

🌸🌸🌸

Lucius merasakan guntur yang menyambar di langit Diagon Alley, ia hampir tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat.

Snape balas menatapnya, tampak sama bingungnya dan kemudian menghilang dalam pusaran hitam. Lucius menenangkan diri dan bergegas ke arah yang berlawanan, kembali ke arah ia datang, menjaga dirinya tetap dalam remang-remang sebisa mungkin. Meskipun ia tidak berpikir bersembunyi akan banyak membantunya sekarang karena orang yang paling disukai Pangeran Kegelapan telah melihatnya mencoba menyelamatkan keluarga Weasley.

Apa yang Snape lakukan di sana? Apa Snape ada di sana atas perintah Pangeran Kegelapan? Apa keluarga Weasley diperintah untuk diselamatkan karena mereka adalah pureblood? Akankah Snape memberitahu Pangeran Kegelapan bahwa Lucius Malfoy telah melawan ke arahnya?

Keringat dingin muncul di punggungnya dan Lucius bergegas kembali ke Malfoy Manor. Ia terhuyung-huyung keluar dari jaringan floo, matanya melesat ke sekeliling ruang tamu, memeriksa setiap sudut dan celah setengah mengira Pangeran Kegelapan atau Snape atau Pelahap Maut lainnya menunggunya untuk membalas dendam atas ketidaksetiaannya.

Lucius berhenti tiba-tiba di tengah jalan saat tangannya memegang pegangan pintu. Wajahnya memucat dan Lucius terhuyung di tempat. Jika Pangeran Kegelapan memang membalas dendam, itu tidak akan langsung padanya. "Draco!"

Lucius yang dilanda kepanikan berlari dari ruang tamu hampir bertabrakan dengan Peter Pettigrew di serambi, bergegas menaiki tangga yang berkelok-kelok. Jantungnya seakan melompat ke tenggorokannya dan Lucius terengah-engah saat ia mencapai kamar tidur putranya dan terhuyung melewati pintu.

Luna, yang sedang duduk di kursi di seberang Draco memegang tangan pemuda itu, mendongak kaget melihat kedatangan ayah mertuanya yang tiba-tiba. Ia menatap Lucius dengan rasa ingin tahu. "Apa kau baik baik saja?"

"Draco," Lucius terkesiap, bergerak maju mengulurkan tangannya ke arah putranya. "Apa dia baik-baik saja?"

"Ya." Kerutan bingung melintas di wajah Luna. "Dia tidak berbeda dari terakhir kali kau di sini. Lucius, apa semuanya baik-baik saja?"

Lucius memandang Draco dengan mata liar dan mengulurkan tangan untuk menyentuh bahu putranya hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa Draco baik-baik saja. "Ya," katanya, berhasil menenangkan diri dan menghentikan getaran kecil pada suaranya.

"Apa kau... Apa kau sampai di sana tepat waktu?" Luna bertanya pelan.

Lucius mempertimbangkan pertanyaan itu, "Kurasa begitu," jawabnya, tidak yakin tentang kebenarannya. Sejauh yang ia tahu keluarga Weasley baik-baik saja, tapi siapa yang tahu kerusakan seperti apa yang telah terjadi sebelum kedatangannya dan apa yang akan terjadi setelahnya.

Luna jauh dari senang dengan tanggapan Lucius dan ia juga tidak percaya ketika pria itu mengatakan semuanya baik-baik saja. Kekhawatiran Lucius tentang Draco dan keluarga Weasley entah bagaimana ada hubungannya, Luna bisa merasakannya di tulangnya dan matanya melayang kembali ke Draco, kerutan kecil khawatir muncul di dahinya.

Luna tidak akan mempertanyakan masalah ini, itu tidak ada gunanya. Lucius tidak akan memberitahu Luna apapun selain apa yang pria itu ingin Luna ketahui. Asalkan Lucius telah melakukan yang terbaik, dan Luna percaya bahwa pria itu akan melakukan yang terbaik, ia merasa Lucius tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Apa lagi yang harus dilakukan ketika seseorang telah mencoba yang terbaik?

"Dimana istriku?"

"Aku tidak tahu," kata Luna. "Aku belum bertemu dengannya."

Lucius menepuk bahu Draco sekali lagi dan meninggalkan ruangan. Ia akan menemui Narcissa dan menceritakan apa yang telah terjadi. Ia bisa mencurahkan masalahnya pada istrinya, Lucius tahu ia bisa mempercayai Narcissa, wanita itu telah menjadi saksi atas banyak tindakan buruknya selama bertahun-tahun dan wanita itu selalu diam, memberinya nasihat; Narcissa adalah istri yang bisa ia andalkan, wanita itu adalah temannya; satu-satunya temannya. Lucius sangat tidak percaya pada adanya teman sejati, mereka bisa memberikan informasi berharga tentangmu ketika kau tidak mengharapkan itu.

Gevallen Engel | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang