[11] St Mungo's

757 148 14
                                    

--Happy reading--

🌸🌸🌸

Rasa gelisah memenuhi perut Luna saat ia berjalan melewati beranda masuk yang ramai di St Mungo's dengan Draco di sisinya. Ia mencengkeram erat tangan Draco, tangannya yang lain memegang seikat kecil mawar yang ia bawa dari taman di Malfoy Manor.

"Dia tidak akan berbeda dari saat terakhir kali aku melihatnya, kan, Draco?"

"Aku ragu untuk itu," jawab Draco, menarik Luna ke dalam lift yang pengap dan menekan tombol.

"Apa dia tahu kita akan datang?"

"Aku tidak yakin."

Luna menggigit bibirnya bingung. "Aku seharusnya membawa beberapa buku dari perpustakaanmu, Daddy suka membaca dan ada cukup banyak buku di sana yang bisa dia pilih."

"Kau bisa membawa buku saat kunjungan berikutnya," ucap Draco, ia yakin ayahnya tidak akan keberatan mengizinkan Luna berkunjung lagi jika kunjungan ini berjalan lancar. Lucius sepertinya sudah yakin bahwa kunjungan ini akan berjalan lancar, pria itu memberitahu Draco pagi tadi tepat setelah sarapan ketika Luna sedang sibuk memilih mawar yang sempurna untuk dibawa sebagai hadiah.

Luna tersenyum pada Draco. "Aku sangat senang kau ikut denganku."

"Tentu saja aku akan ikut denganmu." Draco sedikit kesal karena seolah Luna berpikir bahwa ia akan mencoba untuk mencari alasan agar tidak pergi ke St Mungo's bersama gadis itu. "Seseorang harus menjagamu."

Lift berbunyi dan suara wanita yang familiar mengumumkan bahwa mereka telah tiba di tempat tujuan. Draco berjalan keluar dari lift menarik Luna di belakangnya, matanya mengamati papan penanda untuk arah ke Bangsal Janus Thickey.

"Sepertinya kita ke sana." Draco menunjuk ke arah kanan Luna dan melangkah di samping gadis itu, berjalan menyusuri koridor.

Sangat aneh bagi Luna untuk meyakinkan diri bahwa ayahnya sekarang tinggal di St Mungo's, dan ayahnya itu membutuhkan perawatan profesional sepanjang waktu. Bagaimana jika ayahnya tidak sama seperti sebelumnya? Bagaimana jika pikiran ayahnya semakin memburuk?

"Draco, bagaimana jika dia tidak tahu siapa aku?"

"Dia akan tahu."

"Tapi bagaimana jika dia tidak mengenalku? Bagaimana jika dia menjadi lebih sakit dari sebelumnya? Dia tidak melihatku selama dua minggu, mungkin dia melupakanku?"

"Dia tidak akan melupakanmu," Draco meyakinkan Luna. "Sekarang ayolah, kau ingin bertemu dengannya, aku tidak akan membawamu jika kau tidak benar-benar ingin mengunjunginya."

"Oh, tentu aku ingin mengunjunginya!" ucap Luna cepat. "Hanya saja aku tidak tahu apa yang harus kulakukan."

"Pembahasan panjang tentang Nargles, aku bisa membayangkan itu," jawab Draco datar, dan Luna terkikik.

Matahari masuk melalui jendela kaca besar saat mereka berjalan menyusuri koridor menuju pintu ganda besar, di mana sebuah tanda menyatakan bahwa mereka sampai di ruangan Bangsal Janus Thickey. Dinding putihnya begitu terang hingga seakan bisa melukai mata Draco dan ia bisa melihat debu menari-nari di udara.

Mendorong pintu terbuka, Draco berhenti di samping sebuah meja kecil tempat seorang penyihir medis duduk mencoret-coret beberapa perkamen. Wanita itu mendongak dan tersenyum pada mereka. "Siapa yang ingin kalian temui di sini?"

"Kami Malfoy," Draco memberitahu dengan angkuh. "Kami memiliki jadwal kunjungan dengan Mr Lovegood."

Bibir Luna melengkung membentuk senyuman dan ia melirik Draco dari sudut matanya. Ini adalah pertama kalinya Draco menyebut mereka sebagai 'Malfoy' dan itu membuat otot perutnya berdebar. Luna ingin memeluk Draco, mendekatkan diri pada kehangatan tubuh pemuda itu di mana ia merasa aman dan memberitahu pemuda itu bahwa ia suka menjadi bagian dari Malfoy, dan juga menikmati menjadi istri pemuda itu.

Gevallen Engel | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang