[10] Nasehat Lucius

897 158 10
                                    

Makasih udah mampir. Jangan lupa kasih dukungan vote dan komen ya 😭

--Happy reading--

🌸🌸🌸

Tangan Draco meraba-raba sisi tempat tidurnya untuk mencari kehangatan tubuh Luna yang familiar. Mengedipkan matanya dengan suram, Draco menyadari Luna tidak berbaring di tempat tidur di sampingnya.

Mengacak-acak rambutnya, Draco bertumpu pada sikunya dan menyipitkan mata ke pintu kamar mandi, telinganya berusaha mencari suara untuk memberitahunya bahwa Luna ada di kamar mandi. Tapi ia tidak mendengar apa-apa.

Sedikit kepanikan muncul di dalam diri Draco, di mana istrinya? "Luna?"

"Aku di sini, Draco." Suara Luna yang lembut terdengar dari pintu menuju balkon.

Draco menghela napas lega dan menjatuhkan diri ke bantal. "Apa yang kau lakukan disana, ingin membangunkan orang? Kembali ke sini."

"Aku tidak membuat suara apapun." Luna muncul di ambang pintu, mengintip melalui tirai. "Aku tidak bermaksud membangunkanmu. Maaf, Draco."

Draco memutuskan untuk tidak memberitahu Luna bahwa sebenarnya kehadiran gadis itu yang hilang di sampingnya yang membangunkannya daripada suara apapun yang gadis itu buat. "Tidak masalah, aku bisa kembali tidur. Sekarang kemarilah."

Luna menutup pintu dan berjalan ke tempat tidur, naik kembali ke bawah selimut. "Ini akan menjadi hari yang menyenangkan."

"Kau akan masuk angin jika berada di luar tanpa memakai sepatu," tegur Draco.

"Tidak, aku tidak akan masuk angin," Luna meyakinkan Draco. "Aku sering tanpa sepatu di Hogwarts, Nargles..." Ia tiba-tiba berhenti, mengatupkan bibirnya mencoba untuk tidak memikirkan ayahnya.

"Kenapa kau ada di luar sana?" Draco mengubah topik pembicaraan, melingkarkan lengan di pinggang Luna dan menarik gadis itu ke lekukan lengannya.

"Aku sedang memikirkan ayahku. Draco, bisakah kau membawaku menemuinya?"

Draco menegang di samping Luna. "Kenapa?"

"Karena dia ayahku, dan aku belum mengunjunginya sejak dia dirawat di rumah sakit. Aku harus mengunjunginya, bukan begitu?"

"Aku tidak yakin," jawab Draco hati-hati. "Aku tidak ingin kau sedih."

Sejujurnya, Draco tidak yakin apakah ayahnya akan mengizinkannya membawa Luna untuk melihat Xenophilius Lovegood. Draco merasa akan lebih baik untuk berbicara dengan ayahnya tentang hal itu sebelum menyetujui apapun.

"Aku ingin ke sana, Draco," kata Luna keras kepala. "Kau memiliki ayahmu di sini bersamamu, kau tidak tahu bagaimana rasanya mengetahui dia disana dan..." Luna meringis. "Maaf, Draco, kau tahu bagaimana rasanya, bukan?"

"Ya, aku tahu," hardik Draco. "Dan aku lebih memilih untuk tidak diingatkan tentang hal itu, terima kasih banyak. Memikirkan saat ayahku di Azkaban bukanlah sesuatu yang ingin kuingat, terutama karena istriku sendiri yang membantu menempatkan ayahku di sana."

Luna bergerak dalam pelukan Draco, mengulurkan tangannya ke wajah pemuda itu, ia mengernyit pada ekspresi dingin di wajah Draco. "Maafkan aku, Draco, sungguh."

Gevallen Engel | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang