[22] Kesempatan

721 103 4
                                    

--Happy reading--

🌸🌸🌸

Memasuki ruang makan saat jam makan siang, Draco dan Luna disambut oleh Lucius, Narcissa dan Bellatrix yang duduk di tempat biasa mereka di meja.

"Lihat siapa yang masih hidup," komentar Bellatrix sambil menyesap anggurnya.

Lucius menyeringai, "Mereka pengantin baru, Bellatrix, apa yang kau harapkan?"

Luna merasakan wajahnya memanas dan ia menundukkan kepalanya saat ia duduk di kursi yang ditarik Draco untuknya. Sesaat ia tidak berpikir bahwa Lucius dan Bellatrix akan mengomentari fakta bahwa ia dan Draco telah absen selama tiga hari. Mereka semua adalah orang-orang yang sudah menikah di Malfoy Manor dan Luna tidak berpikir bahwa mereka akan naif dengan alasan ia dan Draco tidak muncul, tapi ia tidak berpikir mereka akan membicarakannya di meja makan. Bahkan, Luna tidak menyangka mereka akan membahasnya secara langsung.

Draco menyeringai, duduk di sebelah Luna, ia meremas lutut gadis itu di bawah meja, ia tahu bahwa Luna malu dan ia tidak ingin gadis itu merasa tidak nyaman. Di sisi lain, ibunya tampak diam seperti patung marmer, wajahnya begitu keras karena tidak suka. Draco tidak tahu mengapa Narcissa harus tidak suka, bagaimanapun juga, Luna adalah istrinya.

"Apa semuanya baik-baik saja, Luna? Kau sedikit pendiam hari ini," Lucius mengamati ketika mereka tengah menyantap makan siang dan Luna hampir tidak berbicara sepatah kata pun dari awal bergabung di meja makan.

"Mungkin dia hanya lelah, Lucius," ucap Bellatrix, mata hitamnya yang lebar berkedip-kedip polos.

Luna menatap Bellatrix sejenak, benar-benar terkejut melihat betapa cantiknya wanita itu. Matanya yang lebar membuat wajahnya terlihat lebih lembut dan untuk pertama kalinya Luna melihat sekilas fitur wanita yang seharusnya menjadi sosok Bellatrix.

"Ini sangat tidak pantas, Bella," Narcissa memberitahu kakaknya, suaranya dingin dan kaku.

Bellatrix mengibaskan tangan rampingnya dengan acuh. "Kita semua sudah menikah di sini, tidak ada rahasia tentang apa yang terjadi di balik pintu kamar yang tertutup, Cissy."

"Tetap saja, ini bukan topik makan siang yang tepat, Bella. Beberapa hal dalam pernikahan bersifat pribadi," alis Narcissa menyatu membentuk kerutan kecil.

Luna bergeser tidak nyaman, Bellatrix dan Narcissa sering berselisih pendapat di mana ia dan Draco alasannya, ia bisa mengerti bahwa Narcissa tidak ingin memikirkan saat-saat pribadi antara putranya dan istrinya, tapi Narcissa sepertinya tidak pernah mau mengakui fakta bahwa Draco sudah menikah.

"Aku hanya sedikit sedih," kata Luna pada Lucius, berharap bisa meredakan ketegangan di antara kedua kakak beradik itu.

"Oh?" Lucius menatap Draco dengan marah.

"Aku mendapat surat dari Ginny Weasley, dia batal mengirim undangan pernikahan padaku dan tidak ingin berteman lagi denganku," Luna menelan ludah untuk menahan air matanya, ini adalah hal yang mengerikan untuk dikatakan pada seseorang, dan Luna bertanya-tanya apakah ia akan bisa berbicara tentang kejadian ini lagi tanpa merasa ingin menangis.

"Undangan pernikahan?" tanya Bellatix, tampak tertarik.

"Kakaknya akan menikah dengan gadis Prancis yang mengikuti Turnamen Triwizard," Draco menjelaskan, menusuk sepotong gammon dengan garpunya.

"Dan kau diundang?" Bellatrix mencondongkan tubuh sedikit lebih jauh di atas meja.

"Tidak. Undangan telah dibatalkan," ulang Draco kesal. Mengapa bibinya tidak mendengarkan dengan seksama?

Gevallen Engel | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang