"Pah, papa ngapain disini?" Tanya Vincent.
"Lho, kamu yang ngapain disini? Bukannya tadi papa bilang jangan kemana-mana?" Tanya balik Rahardian.
"Hmm ... Cuma mau nganterin jas papa," Kata Vincent sembari menyodorkan jas milik Rahardian.
"Oh iya. Papa lupa," Ucapnya.
"Terus papa ngapain sekarang?" Tanyanya.
"Ini papa tadi hampir kecelakaan sama mobil ini tapi untungnya nggak terjadi. Cuma masalahnya mobil papa nggak bisa lewat karna yang punya mobil kayanya pingsan, sekarang papa mau nolongin dia tapi pintu mobilnya ke kunci, mana jalanan udah sepi."
"Coba biar Vincent cek," Pintanya dan diangguki Rahardian.
Vincent mengintip Aleagra dari jendela mobil, 'Ale? Tumben nih anak keluar tengah malem.' batinnya.
"Gimana, Vin? Bisa dibuka?" Tanya Rahardian.
Vincent pun berbalik, "nggak bisa. Tapi dia nggak papa kok, pah, paling cuma ketiduran aja."
"Mending papa ke kantor sekarang daripada telat, biar nanti Vincent yang anterin papa ke kantor pake motor," Ucapnya.
"Tapi gimana sama dia? Kalo dia kenapa-napa gimana?"
"Papa tenang aja nanti biar Vincent yang urus tapi setelah nganterin papa ke kantor, lagipula jalanan juga udah sepi dan dia pasti bakal aman," Ujarnya berusaha meyakini.
Rahardian ingat apa alasan ia keluar rumah. Seketika ia bingung harus beralasan apa untuk menolaknya, sedangkan kantor juga pasti sudah sepi dan gelap karna memang tidak ada lemburan hari ini.
"Ah, baru saja meetingnya dibatalkan karena sudah larut malam jadi clinet bakal datang besok pagi lebih awal. Sekarang papah mau pulang saja," Alibinya.
Vincent mengangguk-anggukan kepalanya, "biar aku yang anter."
"Nggak perlu, papa bisa puter balik mobilnya. Tolong nanti kamu urus dia yah, kalo bisa bawa dia ke rumah sakit karna takutnya ada sesuatu yang terluka," Pinta Rahardian dan diangguki Vincent.
"Pasti. Papa hati-hati dijalan!" Rahardian mengangguk lalu memutar balikkan mobilnya meskipun agak sulit tetapi untungnya berhasil.
Setelah kepergian Rahardian, Vincent menatap ke arah mobil yang dinaiki Aleagra. Vincent tersenyum miring melihatnya.
"Nolong? Dengan senang hati!" Ucapnya.
Vincent menelepon salah satu temannya untuk membawakannya obeng guna membuka pintu mobil yang terkunci dari dalam.
"Zey, lo dimana?" Tanya Vincent.
"Di rumah, baru balik dari club. Kenapa?" Tanya Zein di seberang sana.
"Lo bisa ke jalan Pancasila sekalian bawain gue obeng?"
"Obeng? Buat apaan? Ini udah malem, Vin, gausah ngada-ngada lo. Gue udah ngantuk, masa iya lo nggak punya obeng."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEAGRA [END]
Teen FictionNyasar di jalan emang udah biasa, tapi kalo nyasar ke raga orang pernah nggak? [BUKAN CERITA GAY!] Aleagra Renathan, pemuda tampan yang memiliki sifat bad boy, dingin, dan ketus. Pemuda tersebut selalu mengharapkan kasih sayang orang tuanya tiba-tib...