[36] : TES DNA

10.8K 1.6K 61
                                    

BRAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK!

Lagi dan lagi Aleagra mendobrak pintu kelas sampai jebol sangkin emosinya. Seisi kelas beserta guru pun terkejut dibuatnya.

"Agra!" Peringat peringat pak Wandi.

Aleagra berjalan mendekat kearah meja Nikent sembari menatap tajam. Nikent yang tau Aleagra berjalan kearahnya menjadi deg-degan dan menelan salivanya susah payah, apalagi ditambah ekspresi Aleagra yang seperti sedang marah.

Tanpa aba-aba, Aleagra mencekek leher Nikent dan memaksa Nikent untuk berdiri. Mau, tak mau ... Akhirnya Nikent pun berdiri.

"L-lo, k-kenapa?!" Tanya Nikent disela-sela sibuknya mengambil nafas.

"Gausah sok pura-pura nggak tau!" Tegasnya.

"AGRA!!!" Panggil Desta diikuti Vincent yang baru sampai di kelas Aleagra karena mengikuti pemuda itu.

"KASIH TAU YANG SEBENERNYA KE DIA KALO ANAK YANG ADA DI PERUT LO ITU BUKAN ANAK GUE, TAPI ANAK VINCENT!!!" Pinta Aleagra dengan tatapan tajam yang tak kunjung dialihkan.

Seisi kelas terkejut mendengarnya termasuk pak Wandi. Awalnya mereka mengira kalau Nikent menjadi agak gemukan setelah mendapatkan orang tua yang lengkap, namun ternyata dugaan mereka salah.

Karena Nikent takut akhirnya memilih diam dan membuang wajahnya agar tidak menatap kearah Aleagra.

"Kasih tau atau lo mau gue kasarin?!" Ancam Aleagra penuh penekanan.

"JAWAB!!!" Bentak Aleagra sembari memperkuat cengkraman pada leher Nikent membuat Nikent merem-melek dibuatnya karena harus menahan sakit serta sulitnya untuk bernapas.

"I-iya, g-gue kasih tau t-tapi lepasin dulu!" Jawab Nikent terbata-bata karena sulit bernafas.

Aleagra pun melepaskan cekekkannya membuat Nikent menghirup udara secara rakus, nafasnya menjadi naik-turun.

"Ayo jelasin!" Tegasnya.

Nikent melirik kearah Vincent mengkode Vincent agar membantu Nikent menjawabnya.

"Heh, Gra ... Buat apa sih lo ngelak? Ini udah jelas-jelas ada buktinya. Apa bukti ini belum cukup kalo lo yang ngelakuin itu ke Nikent? Kalo gitu biar gue panggil polisi buat mastiin itu semua!" Jawab Vincent dan diangguki Nikent.

"Lo yang harusnya ngaku, Gra!" Sambung Nikent.

Aleagra menggeretakkan gigi-giginya, ingin sekali menghabisi perempuan yang ada didepannya ini tetapi sayangnya Aleagra tidak tega melakukannya apalagi di dalam perut Nikent terdapat satu nyawa yang mungkin akan ikut mati juga bila Aleagra melakukan suatu kekerasan terhadap Nikent.

"Oke, buktiin kalo itu emang gue!" Jawab Aleagra.

"Pulang sekolah langsung ke kantor polisi, pak Wandi bisa jadi saksi!" Ucap Vincent.

ALEAGRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang