[18] : DIKEJAR POLISI

22.6K 2.4K 9
                                        

Setelah jam pulang sekolah tiba, Aleagra kembali lagi ke sekolah untuk pergi ke gubuk itu, lebih tepatnya Vincent dkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah jam pulang sekolah tiba, Aleagra kembali lagi ke sekolah untuk pergi ke gubuk itu, lebih tepatnya Vincent dkk.

Mengapa tidak menunggu di sekolah saja? Bukankah lebih baik dan tidak berbolak-balik?

Menunggu jam pulang sekolah terlalu lama, jadi Aleagra memilih untuk menunggu dirumah saja. Bahkan bisa sambil bersantai tanpa perlu merasa kepanasan di luar.

>>Skip, gubuk<<

"Dimana mereka?" Tanya Aleagra.

"Di dalem, aman!" Sahut Azka.

Aleagra pun langsung masuk ke dalam dan melihat ketiganya berkeringat sampai wajahnya memerah akibat sulit untuk bergerak, merasa gerah, dan menahan rasa sakit akibat lilitan yang sangat kencang.

Aleagra melepaskan lakban di mulut Vincent secara paksa sampai membuat Vincent mengerang dan air matanya langsung terbendung. Bukan karena ingin menangis, akan tetapi karena efek dari pencabutannya yang kasar sehingga menahan sakit pun mampu membendungkan air mata.

"Udah puas lo bikin gue sengsara, hah?!" Tanya Vincent kepada Aleagra.

"PUAS?!!" Lanjutnya dengan sebuah bentakan.

Aleagra menegakkan tubuhnya lagi sembari melipat kedua tangannya di depan dada, "bukan masalah puas atau nggaknya, tapi lo semua emang udah seharusnya nanggung resikonya."

"Lo mukul, gue mukul. Lo nyekap, gue juga nyekap. Kita impas!" Kata Aleagra.

"Apa tujuan lo nyekap gue?!" Tanya Vincent.

"Nggak ada. Cuma gantian aja biar lo ikut ngerasain apa yang gue rasain."

"Terus apa tujuan lo nyekap gue?" Tanya balik Aleagra.

Vincent diam dan menatap Aleagra tajam. Beberapa saat kemudian dia menjawab, "karna gue pengen lo mati."

Aleagra terkekeh geli, "mati? Lo pikir ngebunuh orang nggak bakal nanggung resiko gede? Seolah mati itu hal biasa dan wajar kalo terjadi?"

"Sumpah, lo tuh goblok, Vin. Mau ngebunuh orang yang bahkan nggak punya kesalahan besar ke lo," Lanjut Aleagra.

"Gue jijik sama lo. Lo mana tau rasanya jadi gue yang risih karna selalu diikutin sama lo, gue bahkan dulu pernah dikatain homo kaya lo, gara-gara lo selalu deketin gue!" Ucap Vincent.

Aleagra manggut-manggut, "tapi sekarang udah nggak kan? Mulai dari gue ngejar lo, sampe lo dikatain. Jadi buat apa lo selalu berusaha nyingkirin gue sedangkan gue sendiri udah nggak lagi deketin lo."

"Tapi gue belum puas kalo lo belum bener-bener bisa tersingkirkan!"

"Orang yang bener-bener udah mati, nggak akan bisa dibikin mati lagi," Jawab Aleagra.

"Jadi, menurut lo, lo itu udah mati? Lo emang dari dulu begonya nggak pernah ilang ya, Le."

"Daripada lo banyak omong, mending lepasin gue sekarang!" Pintanya.

ALEAGRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang