[39] : PENGAKUAN

10.8K 1.5K 55
                                    

TIN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIN!

TIN!

Azka dan Rafqi saling mengklakson karena berpapasan dan memutuskan untuk berangkat bersama.

Sesampainya di sekolah, mereka berjalan beriringan melewati lapangan basket.

"Gra," Panggil Azka.

Aleagra pun menoleh menatap Azka yang ternyata tengah mengkode Aleagra. Mata Azka tertuju pada bola basket yang tergeletak di tengah-tengah lapangan.

Aleagra pun mengangguk, "gas!"

"Udah lama juga kaga main basket. Mumpung lapangannya masih sepi mending kita yang main, biasanya adkel yang mainin," Ujar Azka.

Aleagra pun melepaskan tasnya diikuti teman-temannya dan mulai berjalan mengambil bola basket.

Setelah bola itu berada ditangannya, Aleagra memantulkan bola basket dan menggiringnya, perlu melewati Rafqi serta Azka agar bolanya tidak mudah untuk direbut lalu memasukkannya ke dalam ring.

Saat permainan sedang berlanjut, tanpa sengaja Nikent melihat mereka tengah asik bermain basket.

Nikent menonton mereka bertiga dari jauh lalu mulai memasuki lapangan basket dan duduk di pinggir lapangan. Niatnya tadi hendak menghampiri Nabila di kantin untuk mengembalikan buku yang ia pinjam kemarin, namun ia malah lebih memilih duduk dan menonton Aleagra dkk bermain bola basket.

Ia pun tersenyum tipis ketika melihat Aleagra sangat lincah memainkannya.

Ekhem ...

Ekhem ...

Nabila berdehem membuat perhatian Nikent teralihkan, "mana buku gue?" Tanya Nabila.

Nikent memberikan buku yang kemarin ia pinjam kepada Nabila, "nih, makasih udah minjemin. Tenang aja gue nggak buka sama sekali buku lo, nggak perlu khawatir kalo gue nyalin jawaban dari lo." Ucapnya sembari tersenyum tipis.

Nabila tersenyum meremehkan, "cih, terus gunanya lo pinjem buku gue buat apaan kalo bukan buat nyalin jawaban? Udah pinter lo sampe-sampe buku yang gue pinjemin nggak dibuka sama sekali?!"

"Nggak percaya sih gue kalo lo tiba-tiba jadi pinter, secara kan lo punya otak nggak pernah digunain!" Lanjutnya.

Nikent tersenyum miring, "lo pikir gue bodoh? Selama ini jawaban yang sering lo kasih itu jawabannya salah semua. Otak lo licik, dengan sengaja lo nyalahin jawabannya di buku yang sering gue pinjem sedangkan lo punya buku cadangan buat nulis ulang soal dan ngisi jawaban yang bener!"

Nabila terkejut mendengarnya, ternyata kelicikannya itu sudah diketahui oleh Nikent sendiri.

"Terus selama ini kenapa lo bisa dapet seratus? Itu karna jawaban dari gue, Ken. Sadar diri lah, harusnya lo ngucapin terimakasih ke gue!"

ALEAGRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang