"Pus ... Pus ...!!" Alira bermain di taman belakang mansion dengan beberapa anak ayam yang sudah dibelikan Ferdian.
"Anak ayam, Ra, bukan kucing!" Kata Azka.
Alira pun menoleh ke belakang, "tau."
"Terus kenapa cara manggilnya kaya kucing?" Tanya Azka.
"Karna mereka kucing."
"Lah, jelas-jelas itu anak ayam!"
"Iya tau."
"Terus kenapa tadi bilangnya mereka kucing?"
"Aku kasih nama kucing, biar kucingnya nggak makan anak ayam. Kan nggak mungkin kucing makan kucing, jadinya aku kasih nama anak ayamnya jadi kucing!" Jelasnya.
"Nggak masuk akal. Kan cuma nama yang diganti, kucing juga nggak akan bisa dibohongi kalo mereka anak ayam, Ra."
"Yah ... Terus gimana?" Tanya Alira.
"Yaudah biarin aja mereka kaya gitu, tapi kalo dikasih nama nggak masalah sih."
Azka nampak berpikir sembari menatap satu persatu anak ayam, lalu tak lama menjentikkan jarinya karena menemukan sebuah ide.
"Oh ya, gimana kalo namanya ganti bisnis aja?" Tanya Azka.
"Bisnis?" Beo Alira dan diangguki Azka.
"Ya, bisnis. Jadi kalo orang-orang nanya 'kamu di rumah ngapain, Ra?' nah terus kamu bisa jawab 'sibuk ngurusin bisnis.' kan keliatan kece. Orang-orang bakal muji kamu keren karna masih kecil udah pinter berbisnis!" Ujar Azka.
Alira hanya ber-oh ria saja meskipun ia tidak tau apa itu bisnis dan siapa itu bisnis? Yang terpenting bagi Alira adalah anak ayamnya memiliki nama yang keren dan juga bonus Alira dipuji berbisnis.
"Bagus kan?" Tanyanya dan diangguki Alira.
"Bagus. Tapi mereka kan banyak, masa namanya cuma satu?"
"Ya nggak papa, lagian warna mereka juga sama. Susah kan buat bedainnya? Makanya semua anak ayamnya dipanggil bisnis aja, antara bisnis sama cabang."
"Oh ... Iya-iya." Alira manggut-manggut paham.
"Kak Agra kemana?" Tanya Azka.
"Lagi bantuin mama nyabutin bulu ketek ikan."
"Hah? Ikan punya bulu ketek?"
Alira mengangguk, "punya. Kalo nggak percaya ayo cek ke dapur!" Ajak Alira lalu menggandeng tangan Azka menuntunnya menuju dapur.
_♡~♡_
"Indung-indung kepala lele, ibu mengandung karna di ewe. Jangan salahkan ibu mengandung, salahkan bapak yang punya burung!" Nyanyi Rafqi.
"Kak Agra!" Panggil Alira dari belakang.
Aleagra dan Rafqi pun menoleh lalu tak lama Rafqi berdehem guna menghilangkan rasa gugupnya, takut-takut Alira dengar yang barusan Rafqi ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEAGRA [END]
Novela JuvenilNyasar di jalan emang udah biasa, tapi kalo nyasar ke raga orang pernah nggak? [BUKAN CERITA GAY!] Aleagra Renathan, pemuda tampan yang memiliki sifat bad boy, dingin, dan ketus. Pemuda tersebut selalu mengharapkan kasih sayang orang tuanya tiba-tib...