[59] : MENJAMU

7.5K 1.1K 21
                                    

Mumpung malam ini lagi senggang mending update aja deh😂


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"... Baik, terimakasih!" Ucap Ferdian pada polisi.

"Sama-sama."

"Kalau begitu kami pamit permisi," Pamit Ferdian dan diangguki polisi.

Ferdian baru saja mencabut laporannya, Lalu membawa Vincent dan juga Desta pergi menuju tempat dimana Aleagra berada.

Padahal Desta dan juga Vincent hampir dikenai hukuman mati karena telah membunuh dua orang sekaligus. Akan tetapi Ferdian menginginkan Azka yang turun tangan sendiri agar pemuda itu merasa puas karena telah membalaskan dendamnya.

Bukankah rasanya sia-sia jika Azka pergi jauh-jauh ke Jepang latihan keras setiap hari selama dua bulan tapi Desta dan Vincent akan mati bukan karena Azka?

"Untuk apa tujuan anda mencabut laporannya? Bodohnya anda masih mau berbaik hati kepada saya," Ujar Desta.

"Saya ingin menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan."

"Mengapa tidak dari dulu? Jika anda memiliki niat seperti ini sejak awal, maka saya tidak akan merasakan betapa susahnya dan tidak menyenangkannya hidup di dalam penjara!" Kata Desta.

"Saya tidak sempat berpikir untuk sampai disitu, yang lebih saya utamakan adalah keselamatan anak saya!" Jawab Ferdian.

Desta terkekeh sembari menggelengkan kepalanya, "keselamatan? Anak anda sudah mati, bonus temannya juga. Seharusnya anda berterimakasih kepada saya karena saya telah mengurangi beban anda!"

Ferdian menghela nafasnya, "tidak perlu banyak bicara. Kita selesaikan saja di rumah, beberapa jam lagi saya akan pergi ke perusahaan!"

"Baiklah, sebelumnya saya ucapkan terimakasih karena mau membebaskan kami." Ferdian hanya mengangguk saja, ada bagusnya manusia yang satu itu mengucapkan terimakasih karena mencabut sebuah laporan tidaklah mudah seperti yang kita bayangkan.

Ferdian, Desta, dan Vincent mulai masuk ke dalam mobil dan melesat pergi dari kantor polisi. Setelah pergi barulah seseorang mengikuti dari belakang dengan jarak yang jauh agar tidak disadari siapapun.

Mereka mulai memasuki hutan yang lebat akan pepohonan, gelap tertutup kabut, dan sepi. Tidak ada yang mampu seorangpun yang berani masuk tak seperti jaman dahulu kala.

"Sepertinya anda telah menjebak kita berdua," Tebak Desta sembari tersenyum miring. Ferdian menyadari itu dari pantulan kaca.

"Untuk apa anda membawa kami ke tempat seperti ini? Akankah anda akan berbuat sesuatu kepada kami?" Tebaknya lagi yang tentu benar.

Vincent yang mendengar itu mendadak nafasnya tercekat, ia tidak tau harus berbuat apa, apalagi di tempat yang sepi seperti ini.

"Berhenti!" Suruh Vincent namun tak dihiraukan oleh Ferdian. Bukannya berhenti, laju mobil malah semakin tinggi.

ALEAGRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang