Nyasar di jalan emang udah biasa, tapi kalo nyasar ke raga orang pernah nggak?
[BUKAN CERITA GAY!]
Aleagra Renathan, pemuda tampan yang memiliki sifat bad boy, dingin, dan ketus. Pemuda tersebut selalu mengharapkan kasih sayang orang tuanya tiba-tib...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"... Aku minta itu aja sama tante," Pinta Vincent.
Desta menatap Vincent dengan tatapan mengintimidasi, "oke, lagipula saya nggak suka liat dia deket sama Nikent!"
Vincent tersenyum miring, "makasih, tan."
_♡~♡_
"Buka mulutnya!" Suruh Aleagra namun Alira menggelengkan kepalanya.
"Ayo buka, satu suapan lagi!"
"Nggak. Udah kenyang!"
"Makanya jangan makan yang lain dulu sebelum makan nasi!" Ketus Aleagra.
"Dari awal emang nggak mau makan, gausah nyalahin makanan lain. Yang salah tuh kak Agra, dasar pemaksa!"
Aleagra menghela nafasnya lelah, "iya dah iya gue yang salah!"
"Bener, salah, tetep aja dianggep salah!" Gerutu Aleagra.
"Ayo pulang!" Ajak Alira.
"Udah? Nggak mau jalan-jalan lagi?" Tawar Aleagra.
"Yaudah, beli es krim!" Pintanya.
"Lah? Beneran mau jalan lagi?" Tanya Aleagra tak percaya dan diangguki Alira.
"Emangnya kenapa? Kok kaya nggak seneng gitu?" Tanyanya.
"Tadi cuma basa-basi, kenapa malah jadi mau beneran?!"
"Salah sendiri."
"Salah lagi, salah lagi ... Yaudah, ayo!" Aleagra pun membayar nasi gorengnya lalu membawa Alira pergi mencari penjual es krim. Agak sulit mencari penjual es krim di malam hari kecuali di mall atau cafe.
Aleagra pun memutuskan untuk pergi ke cafe milik Rafqi daripada susah-susah mencari di tempat lain.
>>Skip, cafe Rafqi<<
"Ron, bikinin satu es krim!" Pinta Aleagra.
"Es krim rasa apa?" Tanya Aron.
"Vanila!" Sahut Alira dan diangguki Aron.
"Tunggu bentar, duduk aja dulu."
Aleagra pun duduk bersama Alira menunggu es krimnya selesai dibuat. Tanpa sengaja diwaktu yang sama, Rafqi keluar dari ruangannya sembari membawa piring bekas makannya.